Ragam

Adventure Parenting: Cara Membesarkan Anak Pemberani dan Tangguh di Era Digital

Di dunia yang terus berubah, anak tangguh bukan lagi keunggulan, melainkan sebuah kebutuhan.

Vania Rossa

Ilustrasi Adventure Parenting. (Freepik)
Ilustrasi Adventure Parenting. (Freepik)

Dewiku.com - Di era modern yang serba digital, tantangan terbesar bagi orang tua adalah membentuk anak-anak yang tangguh, percaya diri, dan mampu menghadapi ketidakpastian.

Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah adventure parenting, gaya pengasuhan yang mengedepankan pengalaman luar ruang dan aktivitas penuh tantangan sebagai sarana pembelajaran hidup.

Apa itu Adventure Parenting?

Adventure parenting mendorong anak untuk mengeksplorasi alam, menghadapi risiko yang terkalkulasi, serta belajar dari kegagalan dan keberhasilan secara langsung.

Aktivitas seperti hiking, berkemah, panjat tebing, atau sekadar menjelajah hutan menjadi ruang belajar yang sangat kaya untuk tumbuh kembang mental anak.

Melansir The Guardian, anak-anak zaman sekarang menghadapi "nature-deficit disorder", yakni kondisi ketika kurangnya interaksi dengan alam berkontribusi pada meningkatnya stres, kecemasan, dan kurangnya ketahanan emosional.

Oleh karena iu, adventure parenting menekankan pentingnya memberikan anak waktu bebas di luar ruangan untuk membangun ketahanan mental dan emosional.

Menurut Dr. Peter Gray, seorang psikolog perkembangan dari Boston College, ketika anak diberi ruang untuk berinisiatif dan menghadapi risiko yang nyata, mereka belajar memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan bangkit dari kegagalan semua keterampilan penting untuk membangun ketangguhan.

“Anak-anak belajar paling baik ketika mereka bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, terutama ketika mereka menghadapi tantangan dunia nyata,” ujarnya.

Salah satu contoh keberhasilan pendekatan ini dapat dilihat di Skandinavia, di mana konsep friluftsliv, gaya hidup yang menekankan koneksi dengan alam terbuka, menjadi dasar dalam pendidikan anak usia dini.

Di Norwegia dan Swedia, anak-anak sejak usia balita sudah terbiasa bermain di luar dalam segala cuaca, yang secara tidak langsung melatih mereka menjadi pribadi yang tangguh dan adaptif.

Anak-anak diciptakan untuk bergerak dan menjelajah. Dan bermain di luar ruangan bukan sekadar istirahat dari belajar, melainkan fondasi untuk mempelajari hal yang jauh lebih penting.

Anak yang aktif di luar ruangan memiliki kemampuan regulasi emosi dan fokus yang lebih baik dibandingkan mereka yang terlalu lama di dalam ruangan.

Tak hanya untuk anak, adventure parenting juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

Momen-momen ketika keduanya menghadapi tantangan bersama, dapat menciptakan kepercayaan dan komunikasi yang lebih kuat.

Orang tua tidak lagi hanya menjadi “pengatur” hidup anak, tetapi menjadi partner belajar yang saling mendukung.

Dengan semua manfaat tersebut, adventure parenting bukan hanya tentang berpetualang semata, tetapi menjadi investasi jangka panjang dalam membentuk karakter dan daya juang anak.

Di dunia yang terus berubah, anak tangguh bukan lagi keunggulan, melainkan sebuah kebutuhan.

(Mauri Pertwi)

Berita Terkait

Berita Terkini