Ragam

Naik Level Tanpa Burnout: Cara Upgrade Diri dengan Santai

Naik level bukan berarti harus kejar target tanpa henti. Tenang saja, karena ini bukan perlombaan!

Vania Rossa

ilustrasi upgrade diri/pexels.com
ilustrasi upgrade diri/pexels.com

Dewiku.com - Di era serba cepat dan kompetitif seperti sekarang, kita seolah dituntut untuk selalu naik level, menjadi versi terbaik dari diri sendiri mulai dari cepat, efisien, produktif, dan selalu "on".

Tapi, benarkah pertumbuhan diri harus secepat itu? Jawabannya, tidak selalu.

Konsep grow at your own pace atau “bertumbuh sesuai kecepatan diri” menjadi semakin relevan, apalagi ketika media sosial membanjiri kita dengan pencapaian orang lain.

Setiap hari, kita melihat orang-orang yang tampaknya selalu sukses, bahagia, dan hidupnya tertata sempurna. Tanpa sadar, kita membandingkan diri, lalu merasa tertinggal.

Padahal, apa yang kita lihat di media sosial hanyalah potongan terbaik dari kehidupan seseorang highlight yang belum tentu mencerminkan realita secara utuh.

Ketika kita membandingkan proses hidup kita dengan pencapaian orang lain, kita mencuri kebahagiaan dari momen yang sebenarnya bisa kita nikmati.

Melansir Psychology Today, pertumbuhan sejati tidak datang dari tekanan luar, melainkan dari ketulusan mengenali kebutuhan dan ritme diri sendiri.

“Pertumbuhan pribadi paling berkelanjutan ketika sejalan dengan ritme internal Anda, bukan ketika didorong oleh ekspektasi eksternal,” ujar Dr. Carla Marie Manly, seorang psikolog klinis.

Artinya, tidak ada satu formula sukses yang cocok untuk semua orang, setiap orang memiliki jalur, waktu, dan definisinya masing-masing tentang keberhasilan.

Bagi sebagian orang, sukses bisa berarti memiliki karier cemerlang. Bagi yang lain, sukses adalah menjaga hubungan yang sehat, merawat kesehatan mental, atau sekadar merasa cukup dalam keseharian.

Upgrade diri pun tidak harus berupa lompatan besar yang instan. Justru, perubahan kecil yang konsisten jauh lebih berdaya guna.

Contoh nyatanya sangat sederhana, bangun 30 menit lebih awal, mengurangi screen time, menulis jurnal harian, atau meluangkan waktu untuk istirahat mental.

Tindakan kecil seperti ini, jika dilakukan dengan tekun, bisa membawa dampak besar dalam jangka panjang.

Kita tidak harus langsung “jadi” proses “menjadi” itulah yang memberi makna. Dalam perjalanan itu, terkadang kita perlu melambat.

Dan itu tidak apa-apa, melambat bukan berarti tertinggal, jeda bisa menjadi ruang penting untuk refleksi, menyusun ulang prioritas, atau bahkan mengenali arah baru yang lebih selaras dengan nilai hidup kita.

Berdiam bukan berarti menyerah. Bisa jadi, itu adalah langkah strategis menuju sesuatu yang lebih baik.

Maka dari itu, izinkan dirimu bertumbuh dengan tenang, tidak perlu terburu-buru, proses ini bukan perlombaan, tidak ada garis akhir yang harus dicapai lebih dulu dari orang lain.

Upgrade diri adalah perjalanan hidup yang sangat personal, hanya Kalian yang tahu kapan saatnya melangkah, diam, atau berbelok arah.

Yang terpenting, lakukan semuanya dengan kesadaran, ketulusan, dan kasih sayang terhadap diri sendiri. Sebab, bertumbuh adalah tentang menjadi bukan tentang membuktikan.

(Mauri Pertiwi)

Berita Terkait

Berita Terkini