Ragam
FOMO Belanja Online: Buru-Buru Check Out Karena Takut Ketinggalan, Bukan Karena Butuh?
FOMO belanja online sering bikin kita kalap check out barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan. Waspadai dampaknya, bukan cuma ke dompet tapi juga ke kesehatan mental!
Vania Rossa

Dewiku.com - Pernah nggak sih, ngerasa tergoda check out barang diskon cuma karena takut kehabisan, padahal aslinya nggak butuh-butuh amat? Jangan khawatir, kamu nggak sendiri. Fenomena ini dikenal dengan sebutan FOMO (Fear of Missing Out) dalam belanja online.
Bukan cuma soal barang atau promo, tapi rasa takut ketinggalan momen “flash sale” atau “diskon gede” bikin banyak orang — terutama cewek Gen Z — jadi gampang belanja impulsif.
Baca Juga
Emotional Dumping di Circle Pertemanan: Waspadai Batas Sehat Curhat ke Teman
Sindrom Fear of Better Options (FOBO), Kenapa Cewek Gen Z Susah Ambil Keputusan?
Risiko Kanker Perempuan Diam-Diam Ikut Naik Seiring Suhu Bumi yang Makin Panas
Psikolog Ungkap Alasan Kenapa Fenomena Ghosting Makin Lumrah di Kalangan Gen Z
OOTD Alyssa Daguise: Bukti Real Kalau Cantik Itu Nggak Harus Dandan All Out!
Cinta Lama Bersemi Lagi? Al Ghazali dan Alyssa Daguise Buktikan Balikan Nggak Selalu Gagal
Sayangnya, kesenangan sesaat ini bisa bikin dompet menipis dan pikiran ikut stres gara-gara nyesel belanja barang yang sebenarnya nggak perlu.
Yes, survei Jakpat 2024 pernah menyebutkan bahwa 72% perempuan Indonesia mulai dari usia 20–35 tahun pernah melakukan pembelian impulsif selama event diskon besar seperti Harbolnas, event angka kembar, atau payday sale. Dan mereka melakukan ini dengan sadar bahwa mereka tidak benar-benar membutuhkan barang tersebut.
Dari Keranjang ke Tagihan, Beban Finansial yang Diam-Diam Menggunung
Diskon memang dirancang untuk menciptakan rasa darurat. Ada timer, stok terbatas, dan embel-embel ”hanya hari ini".
Strategi ini berhasil memicu dopamin di otak, yaitu zat yang membuat kita merasa puas dan bahagia saat membeli sesuatu, bahkan sebelum barangnya sampai.
Sayangnya, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Banyak yang baru sadar sama dampaknya begitu melihat tagihan kartu kredit membengkak atau limit paylater yang udah habis.
Hal yang lebih mengkhawatirkan dari kondisi ini adalah banyak dari mereka tidak sadar kalau bunga dan biaya administrasi bisa membengkak di bulan-bulan berikutnya.
Belanja impulsif juga membuat banyak perempuan gagal menyusun prioritas keuangan, seperti menabung, investasi, atau kebutuhan darurat.
Dampaknya bukan cuma di dompet, tapi juga dapat menciptakan rasa bersalah, stres, bahkan kecemasan sosial saat sadar barang yang dibeli hanya berakhir di pojokan lemari.
Biar nggak terus-terusan terjebak FOMO belanja online, kamu bisa mulai dari langkah kecil berikut ini:
- Tahan diri sebelum checkout. Simpan dulu di keranjang selama 24 jam. Kalau setelah itu masih kepikiran, berarti mungkin memang beneran butuh.
- Pisahkan wishlist dan kebutuhan. Bedakan mana barang yang cuma pengen sama yang memang harus dipunya.
- Matikan notifikasi promo. Biar kamu nggak tergoda sama notifikasi flash sale tengah malam yang suka bikin kalap.
- Cek dulu kondisi keuangan. Pastikan budget bulanan aman sebelum ikutan promo besar-besaran.
- Berani bilang “nggak perlu”. Ingat, nggak semua diskon harus dikejar dan nggak semua checkout bikin hidup makin bahagia.
Belanja itu nggak salah, diskon juga bukan musuh. Tapi kalau keinginan udah lebih besar dari kebutuhan, apalagi cuma bikin puas lima menit habis klik “Bayar Sekarang”, mungkin waktunya berhenti sejenak.
Nggak ada salahnya kok menyusun ulang prioritas. Soalnya yang paling penting bukan cuma dapetin barang murah, tapi juga punya pikiran yang tenang dan dompet yang sehat.
(Sifra Kezia)
- TAGS:
- # fomo
- # belanja online
- # belanja