Ragam

Evakuasi Dramatis Juliana Marins: Detik-detik Mencekam Tim SAR Taklukkan Rinjani yang Ekstrem!

Juliana Marins, turis asal Brazil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani pada Sabtu (21/06/2025) akhirnya bisa dievakuasi meski prosesnya berlangsung sulit. Kendala hambatan cuaca dan medan jadi penyebab utama.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani (instagram.com/resgatejulianamarins)
Juliana Marins, turis asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani (instagram.com/resgatejulianamarins)

Dewiku.com - Insiden yang memilukan dialami oleh turis asal Brazil yang bernama Juliana Marins usai dilaporkan terperosok ke jurang saat mendaki ke puncak Gunung Rinjani di jalur Sembalun. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerangkan jika arah jatuhnya korban menuju ke tebing Segara Anak akibat perubahan cuaca yang tiba-tiba di jalur pendakian.

Diperkirakan Juliana jatuh ke jurang sedalam 150-200 meter sekitar pukul 06.30 WITA. Upaya evakuasi oleh Tim SAR gabungan sempat terhalang kedalaman jurang, cuaca, dan jalur yang terjal meski sudah melibatkan pihak Kepolisian dari Polres Lombok Timur dan Brimob Polda NTB, TNI, BPBD, Damkar, serta relawan.

Kronologi Insiden Juliana Marins di Gunung Rinjani

Insiden yang melibatkan peristiwa jatuhnya Juliana Marins di jurang Gunung Rinjani cukup banyak menyita perhatian warganet. Berikut kronologinya sejak awal kejadian hingga proses evakuasi tuntas.

- Sabtu (21/06/2025)

Juliana Marins dilaporkan terjatuh ke jurang di titik Cemara Nunggal yang mengarah ke Danau Segara Anak dengan kedalaman kurang lebih 150-200 meter pada pukul 06.30 WITA.

Otoritas Taman Gunung Rinjani mengatakan jika tim penyelamat sempat mendengar teriakan minta tolong Juliana pada hari Sabtu.

Rekaman drone pada hari Sabtu menunjukkan jika Juliana masih hidup terlihat duduk dan bergerak di bawah jalur pendakian.

Namun, tim penyelamat yang turun 300 meter ke lokasi tidak berhasil menemukannya.

- Minggu (22/06/2025)

Rekaman drone tidak lagi bisa menangkap sosok Juliana karena terhambat kabut tebal yang  memengaruhi drone termal.

- Senin (23/06/2025)

Tim penyelamat menemukan Juliana yang telah jatuh lebih jauh, kurang lebih sampai kedalaman 500 meter. Tim SAR gabungan terpaksa menghentikan proses evakuasi sementara karena cuaca buruk.

- Rabu (25/06/2025)

Jenazah Juliana berhasil dievakuasi sekitar pukul 13.50 WITA. Proses evakuasi korban dari rute Pelawangan menuju Sembalun sejauh 10 KM berlangsung sekitar enam jam.

Kendala Tim SAR dalam Proses Evakuasi Juliana Marins

Evakuasi Pendaki asal Brasil di GunungRinjani oleh Tim SAR(Dok. Humas SAR Mataram)
Evakuasi Pendaki asal Brasil di GunungRinjani oleh Tim SAR(Dok. Humas SAR Mataram)

Melihat proses evakuasi yang sempat tertunda dan berlangsung sulit selama kurang lebih empat hari, tampaknya kendala utama yang dialami Tim SAR gabungan ini tidak jauh dari kondisi cuaca. Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri dalam operasi penyelamatan Juliana Marins.

Di samping itu, kendala lainnya berupa kondisi medan yang sangat terjal. Saat kabut tebal turun di lokasi kejadian, proses pencarian pun menjadi semakin sulit hingga harus ditunda sementara.

Kedalaman jurang yang awalnya diperkirakan 150-200 meter menjadi menyulitkan karena korban terperosok semakin dalam hingga 500 meter hingga upaya awal penyelamatan dengan tali 300 meter gagal.

Kondisi ini memaksa salah satu tim harus bermalam di ketinggian 200 meter menggunakan teknik flying camp demi menjaga titik evakuasi. Terlebih opsi evakuasi dengan helikopter juga tidak memungkinkan melihat kondisi cuaca yang labil.

Kejadian Berulang di Jalur Pendakian Gunung Rinjani

Sebelum insiden Juliana Marins, sudah cukup sering terjadi kejadian serupa sejak Desember 2021. Saat itu, pendaki 26 tahun asal Surabaya dilaporkan tewas usai terjatuh ke jurang sedalam 100 meter dalam pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Senaru, Lombok Utara.

Agustus 2022, muncul insiden pendaki asal Portugal terjatuh dari puncak Gunung Rinjani saat mengambil swafoto di tepi jurang. Lalu, pada September 2024 ada laporan pendaki dari Jakarta hilang dan diduga jatuh ke jurang.

Pada Oktober 2024, pendaki asal Irlandia yang melakukan pendakian terjatuh ke jurang sedalam 200 meter. Untungnya, nyawa korban masih bisa diselamatkan dan hanya alami luka ringan.

Pendaki asal Malaysia dilaporkan meninggal setelah jatuh saat menuruni Gunung Rinjani melalui jalur Torean, Lombok pada Mei 2025 lalu. Korban terjatuh di kedalaman jurang sekitar 80-100 meter di jalur Banyu Urip.

 

Berita Terkait

Berita Terkini