Ragam

Berkat Gap Year, Maudy Ayunda Tembus Oxford! Ini Manfaat Jeda yang Nggak Banyak Disadari

Maudy Ayunda ungkap bagaimana keputusan ambil gap year justru jadi titik balik penting hingga bisa diterima di Oxford. Ini manfaat jeda yang sering diremehkan!

Vania Rossa | Ayu Ratna

Maudy Ayunda (Instagram/maudyayunda)
Maudy Ayunda (Instagram/maudyayunda)

Dewiku.com - Siapa sangka, keputusan Maudy Ayunda untuk ambil gap year alias jeda setahun sebelum lanjut kuliah justru jadi titik balik penting dalam hidupnya. Bukan cuma dapat pengalaman baru, tapi dari situ juga dia bisa masuk universitas impian: Oxford!

Lewat berbagai wawancara dan unggahan media sosialnya, Maudy bilang gap year bukan “libur panjang” tanpa arah. Justru sebaliknya—itu jadi masa penting buat refleksi, eksplorasi minat, dan nyusun strategi masa depan.

Bahkan dia sempat bilang, kalau waktu itu dia langsung lanjut kuliah, belum tentu bisa tahu betul apa yang dia mau dan gimana cara mencapainya.

Gap Year: Kesempatan Emas Buat Kenal Diri Sendiri

Selama gap year, Maudy fokus kenal diri lebih dalam. Dia manfaatkan waktu buat nyoba hal-hal baru di luar dunia akademik. Dari pengalaman kerja, kursus singkat, sampai eksplorasi passion—semua dilakukan untuk cari tahu sebenarnya apa yang paling cocok buat dirinya.

Menurutnya, ini penting banget karena selama sekolah, kebanyakan dari kita fokus ngejar nilai, bukan nyari tahu minat pribadi. Nah, gap year ngebuka ruang buat itu.

Nggak cuma itu, dia juga bilang waktu jeda itu bikin dia lebih siap secara mental dan akademik. Setelah bertahun-tahun sekolah tanpa henti, gap year semacam napas segar sebelum masuk ke dunia perkuliahan yang lebih serius dan demanding.

Dan terbukti, setelah ambil gap year, Maudy Ayunda berhasil kuliah di Oxford University—salah satu kampus paling prestisius di dunia. Bahkan, dia juga dapet beasiswa lho! Itu semua nggak lepas dari bekal pengalaman selama jeda setahun tersebut.

Bukan Cuma Rehat, Tapi Waktu untuk Upgrade Diri

Buat yang mikir gap year cuma buang-buang waktu, Maudy jadi bukti hidup bahwa waktu jeda bisa dipakai untuk upgrade diri. Dia isi waktunya dengan kegiatan produktif seperti magang, jadi relawan, dan belajar mandiri.

Hal-hal ini bukan cuma nambah pengalaman, tapi juga memperkaya portfolio saat apply ke kampus luar negeri. Di dunia akademik internasional, nilai bukan satu-satunya yang dilihat. Pengalaman hidup, kontribusi sosial, dan semangat belajar juga penting.

Selain itu, gap year juga bantu memperkuat keterampilan hidup seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kerja tim. Semua itu berguna banget pas udah kuliah nanti—terutama kalau kamu kuliah di luar negeri dan harus hidup mandiri.

Maudy juga bilang, gap year bantu dia lebih jernih mikir soal jurusan dan karier. Dia nggak asal pilih kampus, tapi bener-bener tahu arah yang mau dia tuju. Ini bikin perjalanan kuliahnya lebih fokus dan penuh makna.

Gap Year Bukan Kegagalan, Tapi Strategi Masa Depan

Maudy Ayunda berharap lebih banyak anak muda Indonesia nggak takut ambil gap year. Menurutnya, ini bukan tanda gagal masuk kuliah, tapi justru bukti kamu peduli sama masa depanmu.

Selama kamu punya rencana jelas, gap year bisa jadi langkah strategis yang bantu kamu lebih siap secara akademik, mental, dan bahkan spiritual.

Apalagi sekarang, banyak banget opsi kegiatan produktif selama gap year. Kamu bisa ambil kursus, ikut organisasi, magang, atau bahkan kerja freelance buat nambah pengalaman.

Dengan kesiapan yang lebih matang, kuliah pun jadi lebih menyenangkan. Kamu masuk kelas bukan cuma buat dapet nilai, tapi bener-bener ngejar ilmu yang kamu suka dan relevan dengan tujuan hidupmu.

Dari pengalaman Maudy Ayunda, kita belajar satu hal penting: gap year itu bukan jeda yang sia-sia, tapi momen refleksi dan pertumbuhan yang bisa membawa kamu ke jalan yang lebih tepat. Asal digunakan dengan baik, satu tahun bisa bikin kamu lebih siap, lebih dewasa, dan bahkan bisa masuk ke kampus top dunia seperti Oxford. Keren, kan?

Berita Terkait

Berita Terkini