Ragam

Kenapa Cewek Suka Banget Ungkit Masa Lalu? Ini Penjelasan Aisyah Dahlan!

Aisyah Dahlan mengungkap alasan psikologis di balik kebiasaan perempuan yang suka mengungkit masa lalu. Ternyata bukan karena drama, tapi ada penjelasan ilmiahnya!

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

dr. Aisyah Dahlan (Instagram/dr.aisyah.dahlan)
dr. Aisyah Dahlan (Instagram/dr.aisyah.dahlan)

Dewiku.com - Aisyah Dahlan kali ini berbicara tentang kebiasaan perempuan yang ‘hobi’ mengungkit-ungkit masa lalu. Dokter yang juga ustazah memang sering menginspirasi banyak orang lewat tips psikologi dan neuparenting di media sosial.

Khusus persoalan suka ungkit masa lalu ini, dr. Aisyah Dahlan mengaitkan dengan struktur anatomi dalam kepala perempuan, yaitu adanya amigdala.

“Ada Amigdala, tempat yang akan memunculkan emosi marah, kesal, jengkel, sedih, di situlah nanti yang akan menstimulasi emosi negatif dan di situlah memori negatif muncul, tersimpan. Perempuan sering banget mengakses memori lama yang sebetulnya sudah dibicarakan,” jelas dr. Aisyah Dahlan.

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan kalau membahas emosi negatif dengan perempuan nggak boleh terlalu lama karena berisiko pada akses amigdala tadi.

Makanya kenapa kalau kita mau membahas misalnya kekesalan yang hari ini, jangan lama-lama. Karena kalau udah di atas 15 menit, 30 menit, dia mengakses amigdala untuk buka yang tiga bulan lalu,” tambahnya.

Beliau pun mengaku hal ini memang dialami semua perempuan karena banyak faktor, baik tatanan anatomi hingga dampak multitasking.

“Itu kita semua perempuan begitu, karena tatanan anatominya memang. Dampak dari multitasking dia mengingat flashback dengan cepat, yang sebetulnya suaminya sudah minta maaf,” ungkap lulusan Universitas Hasanuddin Makassar tersebut.

Bahkan Aisyah Dahlan juga mengungkap cara mengatasi perilaku ini yang cukup mendengarkan dengan penuh empati.

“Intinya dengerin aja, perempuan nggak bisa diem amigdalanya kalau dia nggak omongin, dia berputar-putar,” pungkas Aisyah Dahlan

Bukan Salah Perempuan, Tapi Model Komunikasi yang Perlu Diperbaiki

Dari potongan video penjelasan dr. Aisyah bisa ditarik kesimpulan kalau sebenarnya kebiasaan suka mengungkit ini nggak sepenuhnya salah perempuan. Bahkan bukan salah laki-laki juga, hanya perlu ada perbaikan cara komunikasi.

Perempuan, terutama saat sudah menjalankan peran sebagai istri dan ibu sering lebih peka terhadap ketidaksempurnaan emosional. Oleh karenanya, laki-laki sebagai pasangan diharapkan bisa menunjukkan empati dan bukan membela diri.

Dengan begitu, masa lalu yang seoalh diungkit-ungkit kembali bisa menjadi jalan menuju penyelesaian rasa, bukan malah jadi titik konflik baru.

Dampak Jika Tidak Ditanggapi dengan Empati

Jika pasangan menanggapi kebiasaan suka ungkit masa lalui sebagai serangan atau membela diri, maka malah berpotensi menimbulkan banyak efek negatif. Bukannya selesai dengan didebat, tapi malah jadi makin runyam.

Perempuan akan merasa nggak didengar dan dimengerti hingga kekesalan malah makin menumpuk. Pasangan pun jadi makin defensif karena merasa diposisikan sebagai pihak yang bersalah.

Akibatnya, jarak emosional malah semakin terbentang dan komunikasi jadi makin nggak sehat. Pada akhirnya, hubungan dengan pasangan jadi renggang kalau nggak segera diatasi dengan sikap terbuka.

Cara Bijak Menanggapi “Mengungkit Masa Lalu” Ala dr. Aisyah Dahlan

Belajar dari dr. Aisyah Dahlan, ada beberapa cara bijak menanggapi kebiasaan ungkit masa lalu dengan lebih dewasa, yaitu sebagai berikut.

1. Dengarkan Tanpa Menyela

Cobalah untuk lebih mendengarkan ‘ocehan’ perempuan tanpa menyela. Beri ruang tanpa interupsi sebagai bentuk upaya mengawal emosi pasangan dan biarkan perempuan mengungkapkan isi hati tanpa takut disalahkan.

2. Tanyakan, Jangan Mendebat

Alih-alih menyangkal atau mendebat, coba tanyakan dan gali emosinya. Pertanyaan sederhana seperti “Apa yang bikin kamu masih merasa kesal?” atau “Kedepannya, apa yang kamu harap dari aku?”, bisa jadi solusi terbaik.

3. Validasi Perasaan

Bahkan saat nggak merasa salah, memvalidasi perasaan perempuan yang lagi mode ‘ungkit masa lalu’ juga penting dilakukan. Sampaikan kalau emosinya sudah dipahami agar muncul ketenangan dalam hati dan pikiran.

4. Ambil Langkah Konkret

Jangan berhenti di empati saja, tapi tunjukkan juga langkah konkret. Misalnya, minta maaf lagi dan sampaikan akan memperbaiki sikap ke depannya. Atau tanyakan apa yang bisa dilakukan pasangan agar membuat perempuan merasa tenang.

 

Berita Terkait

Berita Terkini