Ragam

Andai Bisa Mundur Waktu, Ternyata Banyak Ibu Muda yang Pilih Karier daripada Nikah

Nikah bukan happy ending. Banyak ibu muda blak-blakan soal penyesalan setelah menikah. Andai bisa mundur waktu, mereka lebih memilih fokus pada karier daripada membina rumah tangga.

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi ibu bekerja dan merawat anak (Freepik/freepik)
Ilustrasi ibu bekerja dan merawat anak (Freepik/freepik)

Dewiku.com - Di era media sosial, nggak sedikit ibu muda yang curhat soal penyesalan kecil dalam hidupnya. Salah satunya, keinginan untuk memutar waktu dan kembali menjadi wanita karier. Alasannya simpel, dulu kalau mau sesuatu, tinggal beli tanpa rasa sungkan, bahkan ke suami sendiri. Sekarang, setelah fokus menjadi ibu rumah tangga, keputusan untuk membeli sesuatu sering kali diiringi rasa ragu dan pertimbangan panjang.

Fenomena ini jadi pengingat pentingnya membicarakan rencana karier sebelum menikah. Nggak cuma soal profesi yang akan dijalani, tapi juga keselarasan tujuan dan ekspektasi dalam rumah tangga. Apakah setelah menikah akan tetap bekerja? Apakah akan fokus di rumah untuk mengurus anak? Atau mencari jalan tengah yang seimbang?

Memang benar, wanita punya kemampuan multitasking yang luar biasa. Tapi saat sudah menjadi ibu, tanggung jawab terhadap anak tetap jadi prioritas yang nggak bisa diabaikan. Di sisi lain, kebutuhan untuk tetap mandiri secara finansial atau menyalurkan potensi diri juga nggak kalah penting.

Nah, tanpa komunikasi yang jelas sejak awal, potensi konflik atau rasa nggak puas bisa muncul di kemudian hari. Terutama kalau ada perbedaan pandangan tentang peran dan prioritas di keluarga.

Setelah ini, kita bakal bahas beberapa alasan kenapa diskusi pra-nikah tentang karier itu bukan cuma penting, tapi juga bisa jadi pondasi hubungan yang sehat dan langgeng.

1. Menyamakan Visi dan Tujuan

Kalau hidup berumah tangga diibaratkan perjalanan jauh, visi dan tujuan itu peta yang bakal dipakai bareng.

Sejak awal penting banget buat diskusi, bicarain mau tetap kerja full-time, part-time, atau fokus jadi full-time mom. Jangan anggap remeh, karena ini bakal ngefek banget ke rutinitas, finansial, bahkan keharmonisan rumah.

Risiko kalau di-skip, kamu bisa bayangin kalau satu pihak mikir, “Nanti kamu di rumah aja ya,” sementara yang satunya udah kebayang promosi atau project baru di kantor. Ujungnya? Potensi kecewa, salah paham, bahkan debat panjang.

2. Manajemen Waktu dan Pembagian Peran

Nikah itu bukan cuma soal "aku dan kamu", tapi juga soal waktu, tenaga, dan siapa ngelakuin apa.

Kalau dua-duanya kerja, pembagian tugas rumah tangga, ngurus anak, dan waktu me-time harus jelas. Ini mencegah salah satu pihak merasa kewalahan.

Nggak ada kesepakatan sama dengan beban numpuk di salah satu pihak (biasanya perempuan). Hasilnya? Stres, capek, dan rasa nggak dihargai.

3. Dukungan Finansial dan Emosional

Karier itu bukan cuma soal uang, tapi juga soal perasaan dihargai dan didukung.

Coba tanyakan, “Kalau aku mau lanjut kerja, kamu dukung nggak? Kalau aku mau break dari kerjaan, kamu oke nggak?” Dukungan ini bisa berupa finansial, moral, atau bahkan bantuan sehari-hari.

Kalau nggak ditanyain, kamu bakal ngerasa sendirian, nggak disupport, atau malah dibanding-bandingin bisa bikin hubungan dingin dan kehilangan semangat.

4. Menciptakan Harmoni dalam Keluarga

Komunikasi yang jujur itu kayak vitamin buat rumah tangga. Karena Ngobrolin harapan dan kekhawatiran bikin pasangan saling ngerti dan percaya. Harmoninya kerasa banget kalau semua pihak paham peran masing-masing.

Kalau dari awal aja udah gak ada komunikasi lanjutan, salah paham kecil bisa jadi konflik besar. Lama-lama, rumah tangga terasa kayak “kos-kosan dua orang” yang dingin tanpa kedekatan.

5. Mempersiapkan Diri untuk Perubahan

Pernikahan itu life-changing moment, dan karier salah satu faktor yang bakal ikut berubah. Baik soal rencana karier yang dibicarakan dari awal bikin kita siap menghadapi tantangan, termasuk adaptasi ke peran baru.

Jika gak ada persiapan apa-apa, perubahan mendadak tanpa persiapan bikin kaget, bingung, dan rawan salah ambil keputusan.

Pernikahan bukan cuma cerita cinta, tapi juga kerja sama dua manusia dewasa yang punya mimpi dan tujuan. Diskusi soal karier sebelum menikah itu ibarat investasi jangka panjang, nggak kelihatan hasilnya sekarang, tapi efeknya luar biasa buat masa depan.

Berita Terkait

Berita Terkini