Ragam
Bukan Karena Jadi Ibu, Ini Culture Shock Pernikahan yang Sering Dialami Perempuan
Banyak wanita yang berbagi pengalaman setelah menikah, dan menariknya, banyak dari mereka mengaku mengalami culture shock dalam kehidupan rumah tangga.
Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Dewiku.com - Banyak wanita belakangan ini membagikan curahan hati mereka di media sosial, terutama lewat cuitan di X (dulu Twitter). Isinya seputar pengalaman setelah menikah, dan menariknya, banyak dari mereka mengaku mengalami culture shock dalam kehidupan rumah tangga. Kalau biasanya orang mengira hal itu berkaitan dengan proses jadi ibu—seperti melahirkan atau menyusui—ternyata bukan itu penyebab utamanya.
Menjadi ibu memang sudah lebih dulu diprediksi oleh para wanita sebelum menikah. Yang membuat mereka benar-benar kaget justru soal hal-hal kecil dalam keseharian bersama pasangan.
Misalnya, seorang wanita yang terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri mendadak harus menghadapi kenyataan punya suami yang sering minta tolong bahkan untuk hal-hal sepele.
Selain itu, tidur yang biasanya tenang seorang diri pun berubah. Kehadiran suami bisa membuat tidur jadi berbeda, apalagi kalau ia punya kebiasaan membangunkan atau mengganggu di tengah malam. Bagi sebagian wanita, hal ini cukup membuat kaget karena harus menyesuaikan ritme hidup baru.
Ada juga sisi positif yang justru bikin bingung sekaligus kagok. Contohnya, ketika suami sering memberikan apresiasi atau mengizinkan istrinya membeli sesuatu. Wanita yang biasanya terbiasa menahan diri supaya tidak boros, jadi lebih santai karena merasa didukung oleh pasangan.
Namun, tak sedikit pula yang kaget karena harus beradaptasi dengan keluarga pasangan. Misalnya, ketika mertua atau ipar punya pola komunikasi yang sangat berbeda dengan keluarganya sendiri.
Ada keluarga suami yang cenderung hanya meluapkan emosi dengan diam atau marah, tanpa terbiasa menyelesaikan masalah dengan diskusi. Bagi wanita yang berasal dari keluarga dengan komunikasi terbuka, kondisi ini bisa jadi sumber culture shock tersendiri.
Nah, setelah melihat gambaran curhatan ini, menarik untuk kita bahas lebih dalam: apa saja sih penyebab umum culture shock setelah menikah?
Wanita Kerap Mengalami Culture Shock Setelah Menikah, Kok Bisa?
Menikah memang identik dengan kebahagiaan baru, tapi ternyata tidak sedikit wanita yang justru mengalami culture shock setelah menikah. Hal ini biasanya terjadi karena mereka harus beradaptasi dengan kebiasaan, pola hidup, hingga nilai-nilai baru dari keluarga pasangan.
Baca Juga
Melly Goeslaw Ngaku Dijauhi Teman Usai Jadi Anggota DPR: Risiko Pilih Dunia Politik?
Overthinking Bikin Capek, Gimana Kalau Energinya Dipakai Buat Bahagiain Diri Sendiri?
Rayakan Hari Kemerdekaan, Negara Bagi-Bagi Uang Triliunan ke Warganya: Kisah Nyata di Vietnam!
Tinjauan Pedas Mona Ratuliu: Hubungan Rakyat dan Pemerintah Tak Ubahnya Toxic Relationship
Agnez Mo Beri Komentar Menohok Soal Kemampuan Bicara Wakil Rakyat: Berawal dari EQ yang Buruk
Perubahan besar ini kadang menimbulkan rasa asing, kesepian, bahkan stres karena tuntutan peran baru sebagai istri. Wajar saja, sebab pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati, tapi juga dua budaya dan cara hidup yang berbeda dalam satu rumah tangga.
Penyebab Umum Culture Shock Setelah Menikah
1. Perubahan Pola Hidup dan Kebiasaan
Wanita yang sebelumnya terbiasa dengan ritme hidup sendiri, kini harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru di rumah tangga. Mulai dari pola makan, jadwal harian, hingga tanggung jawab rumah tangga yang bisa jadi sangat berbeda dengan sebelumnya.
2. Lingkungan Keluarga Baru
Menikah seringkali berarti juga masuk ke lingkungan keluarga pasangan. Tinggal bersama mertua atau sering berinteraksi dengan keluarga besar yang punya tradisi berbeda bisa menjadi tantangan tersendiri. Kadang, perbedaan sekecil apapun bisa membuat adaptasi jadi sulit.
3. Tuntutan Peran Baru
Setelah menikah, wanita dihadapkan pada peran sebagai istri, bahkan mungkin juga ibu. Harapan untuk menjadi sosok “ideal” seringkali menambah tekanan. Tuntutan ini bisa memicu stres, terutama jika tidak ada pembagian peran yang jelas bersama pasangan.
4. Perbedaan Nilai dan Budaya
Pernikahan bukan sekadar menyatukan dua orang, tapi juga dua latar belakang keluarga. Perbedaan nilai, tradisi, hingga cara berpikir bisa jadi sumber konflik kecil maupun besar. Diperlukan penyesuaian ekstra untuk bisa selaras dengan pasangan dan keluarganya.
5. Perasaan Keterasingan
Meski sudah menikah, beberapa wanita justru merasa terasing di lingkungan rumah tangganya sendiri. Bisa jadi karena kurang dihargai, kurang mendapat dukungan emosional, atau merasa sendirian dalam menghadapi perubahan besar. Hal ini rentan menimbulkan rasa kesepian.
Cara Mengatasi Culture Shock Setelah Menikah
1. Komunikasi Terbuka
Kunci utama dalam pernikahan adalah komunikasi. Saling terbuka soal harapan, kebiasaan, dan batasan bisa membantu mencegah konflik dan memperkuat hubungan.
2. Dukungan Suami
Suami punya peran besar dalam membantu istri melewati masa adaptasi. Dukungan emosional dan keterlibatan aktif dalam urusan rumah tangga bisa membuat istri merasa lebih dihargai.
3. Berbagi dengan Komunitas
Curhat dengan teman atau komunitas yang mengalami hal serupa bisa sangat membantu. Selain mendapat dukungan emosional, wanita juga bisa mendapatkan perspektif baru untuk menghadapi tantangan.
4. Adaptasi Bertahap
Menyesuaikan diri memang butuh waktu. Tidak perlu terburu-buru menjadi “sempurna”. Nikmati proses adaptasi secara bertahap, karena setiap rumah tangga punya ritme uniknya masing-masing.
Mengalami culture shock setelah menikah adalah hal yang wajar dan bisa dialami siapa saja. Kuncinya ada pada komunikasi, dukungan, serta kesabaran dalam beradaptasi. Dengan memahami penyebab dan cara mengatasinya, wanita bisa melewati masa transisi ini lebih tenang dan tetap menjaga kebahagiaan dalam rumah tangga.