Ragam

Logo Besar? No Thanks. Gen Z Pilih Brand yang Punya Cerita

Bagi Gen Z, kemewahan bukan lagi soal logo besar dan harga selangit. Mereka mencari keaslian, nilai sosial, dan cerita di balik setiap karya. Brand mewah pun harus beradaptasi atau tertinggal.

Vania Rossa

Ilustrasi gen Z belanja. (Freepik)
Ilustrasi gen Z belanja. (Freepik)

Dewiku.com - Logo besar dan kemewahan mencolok sudah bukan lagi impian utama bagi Gen Z. Mereka kini lebih tertarik pada brand yang punya cerita, makna, dan nilai di balik setiap produknya.

Bagi mereka, kemewahan bukan lagi soal seberapa mahal barang yang dipakai, tapi seberapa tulus brand tersebut menunjukkan keaslian, keberlanjutan, dan pesan yang relevan dengan kehidupan mereka. Inilah era baru di mana Gen Z menolak pamer logo dan memilih gaya yang lebih autentik — luxury with purpose.

Karena itu, banyak rumah mode besar mulai mengubah cara bermain. Transparansi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial kini jadi kata kunci. Brand yang berani tampil jujur, apa adanya, dan punya dampak nyata di dunia nyata — justru terlihat lebih “keren” di mata generasi ini.

Keaslian adalah mata uang baru. Gen Z ingin melihat brand yang tidak hanya menjual citra, tapi juga memiliki hati dan tujuan. Dari penggunaan bahan daur ulang hingga kampanye yang mendukung kesetaraan dan inklusivitas, semua langkah itu memperlihatkan bahwa kemewahan kini bisa berdampak, bukan sekadar bergengsi.

Media sosial pun memainkan peran penting. TikTok, Instagram, dan YouTube bukan cuma etalase digital, tapi ruang dialog antara brand dan audiens. Di sana, Gen Z ingin melihat narasi yang autentik, bukan promosi kaku. Itulah kenapa kolaborasi dengan kreator muda jadi kunci: mereka membawa cerita yang lebih relevan dan membumi.

Menariknya, Gen Z tetap menyukai rasa eksklusif — tapi eksklusivitas versi mereka berbeda. Bukan soal siapa yang mampu membeli, melainkan siapa yang benar-benar memahami makna dan ide di balik karya tersebut. Koleksi terbatas hasil kolaborasi antara desainer dan seniman muda kini justru jadi simbol prestige baru.

Dunia luxury sedang bertransformasi. Strategi lama yang hanya menjual kemegahan visual tanpa nilai sosial terasa basi di mata generasi ini. Bagi Gen Z, kemewahan sejati adalah perpaduan antara gaya dan kesadaran, antara keindahan dan tanggung jawab.

Ke depan, masa depan brand mewah akan ditentukan oleh seberapa dalam mereka memahami nilai dan aspirasi generasi muda ini. Keaslian, kreativitas, dan tanggung jawab sosial bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Karena di mata Gen Z, kemewahan yang sesungguhnya bukan tentang memiliki lebih banyak — tapi tentang memiliki makna yang lebih dalam.

(Clarencia Gita Jelita Nazara)

×
Zoomed

Berita Terkait

Berita Terkini