Pengakuan 'Gila' Ibu Jual Anak untuk Beli Motor dan TV

Mereka merasa bahagia karena telah menjual anaknya.

By: Rendy Adrikni Sadikin icon Selasa, 22 Januari 2019 icon 16:05 WIB
Pengakuan 'Gila' Ibu Jual Anak untuk Beli Motor dan TV

Ilustrasi ibu anak. (Unsplash/Jordan Whitt)

Bagi sebagian besar wanita, menjadi seorang ibu merupakan hal yang sakral. Kebahagian wanita pun tak terlukiskan ketika menggendong bayi.

Tapi, hal ini tidak berlaku bagi penduduk di sebuah desa di dataran tinggi China. Bagi penduduk di sana, hamil dan memiliki anak berarti sebuah solusi untuk terbebas dari kelaparan.

Seperti dikutip Dewiku dari Feedytv.com, Selasa (22/1/2019), penduduk desa tersebut kerap menjual anak-anak mereka untuk membayar utang serta membeli sepeda motor dan televisi.

Seorang wanita berinisial P merupakan satu dari sekian banyak yang tega menjual anaknya.

Hidup miskin dengan 4 anak serta tinggal di rumah yang reyot, membuat P dan suaminya mesti tenggelam dalam kubangan utang dan penderitaan.

Situasi kian sulit ketika dia memiliki anak ke-5. Hingga kemudian, P menerima permohonan ke China untuk menjual bayinya seharga Rp 80 juta.

Setelah menjual bayinya, P merasa senang. Sebab, dengan uang tersebut, dia bisa membayar setengah dari utangnya serta membeli sepeda motor dan televisi.

"Itu laki-laki. Ketika transaksi selesai, mereka (penjual--RED) membawa bayi itu pergi. Setelah tinggal beberapa pekan, mereka memberikan saya uang dan membawanya kembali," ujar P seperti dikutip dari Feedtv.

Tidak semua wanita senang seperti P. Kondisi bertolak belakang dialami wanita berinisial M setelah menjual anak-anaknya.

Duduk dalam suasana jijik dan sedih di tangga depan rumah, M tercekat ketika mengisahkan nasib yang dialaminya.

"Saya tergiur oleh uang dari menjual anak-anak saya," ujarnya.

Beberapa hari setelah melahirkan, orang-orang ini mengumumkan bahwa anak mereka sudah meninggal. Alhasil mereka hanya membayar sepertiga dari uang yang dijanjikan.

Dia meyakini bahwa bayi tersebut sangat sehat di hari kelahirannya. Menurut M, ini merupakan akal-akalan orang jahat sehingga tidak ingin membayar uang tersebut.

M berulang kali datang ke rumah pialang untuk meminta uang serta menyampaikan keluhan. Namun, hasilnya nihil. Anak hilang, uang pun tidak dapat. M pun merasa getir.

"Tidak ada lagi kehamilan, tidak ada lagi menjual anak. Saya akan kangen ketika menjualnya (anak--RED)," ujar M.

Setelah kesepakatan human trafficking, mereka yang beruntung memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan, melarikan diri dari kesengsaraan dalam waktu singkat.

Tapi berapapun uang yang dihasilkan, ini sangat tidak sebanding dengan anak-anak yang dijual tersebut.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI