Situationship, Hubungan Ambigu yang Diminati Perempuan Gen Z
Beberapa waktu lalu, kita mungkin mengenal jenis hubungan ini sebagai HTS alias hubungan tanpa status.
Pernahkah kamu mendengar istilah "situationship"? Ini adalah istilah yang menggambarkan hubungan yang tidak jelas definisinya, berada di antara teman dan pasangan. Meski hubungan ini tidak memiliki label resmi sebagai pasangan, namun melibatkan keintiman dan keterikatan emosional.
Menariknya, survei yang dilakukan oleh salah satu aplikasi kencan, Tinder, mengungkap bahwa tren situationship saat ini meningkat di kalangan perempuan gen Z, lho. Buktinya dapat dilihat dari laporan tahunan 2022 Tinder yang bertajuk A Year in Swipe.
Melansir Harper’s Bazaar UK, laporan tersebut mengungkap situasionship ternyata diminati oleh para perempuan muda lajang, dan mereka bahkan mengakuinya sebagai sebuah hubungan yang valid.
Baca Juga: Tangga Karier Qudsiah Firdausi, Yakin Bahwa Semua Perempuan Bisa Jadi Pemimpin
“Para anak muda lajang mengakui situationship sebagai status hubungan yang valid,” demikian kutipan penjelasan dalam laporan tersebut.
Perempuan lajang muda yang dimaksud dalam laporan ini merujuk kepada mereka yang berusia 18–25 tahun. Dan mereka tidak enggan menggunakan kata “situationship” di kolom biografi profil Tinder-nya.
Pertanyaannya sekarang, mengapa situationship populer di kalangan gen Z, bahkan perempuan? Padahal, seringkali kita berasumsi bahwa perempuan menginginkan hubungan yang stabil dan berkomitmen. Namun, realitasnya ternyata tidak selalu demikian.
Baca Juga: Jeritan Bisu Korban Kekerasan: Perempuan Berhak Aman dari Rasa Takut
Nah, ada beberapa alasan mengapa perempuan mungkin tertarik pada hubungan situationship atau hubungan tanpa label. Salah satunya, hubungan tanpa status ini membuat kita tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi atau tekanan untuk berkomitmen pada satu orang. Dan bersamaan dengan berjalannya hubungan situasionship ini, kita juga bisa bebas mengeksplorasi diri dan minat tanpa harus memikirkan tanggung jawab dalam sebuah hubungan serius.
Dan mengingat para gen Z yang cenderung menyukai kebebasan dan fleksibilitas, hubungan situationship memungkinkan mereka untuk menikmati kebersamaan tanpa tekanan komitmen jangka panjang. Ibaratnya, nggak apa-apa kalau hubungan ini tidak dibawa kemana-mana.
Apakah Kamu Sedang Berada dalam Hubungan Situationship?
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan menjalani hubungan tanpa status ini. Namun, yang perlu kamu ingat, setiap orang berbeda. Alasan seseorang memilih hubungan situationship bisa sangat beragam dan unik. Dan tidak semua perempuan memiliki alasan yang sama.
Faktor-faktor lain sangat mungkin mempengaruhi pilihan seseorang dalam menjalani sebuah hubungan, misalnya pengalaman dalam hubungan sebelumnya, lingkungan sosial, dan juga kepribadian. Jadi, tak perlu men-judge mereka yang saat ini merasa nyaman berada di hubungan situasionship.
Baca Juga: Kerap Dibandingkan, Benarkah Perempuan Independen Jadi Ancaman Bagi Pria Mapan?
Penting untuk diingat bahwa tidak ada yang salah dengan memilih hubungan situationship. Namun, penting untuk jujur dengan diri sendiri dan pasangan mengenai harapan dan batasan masing-masing. Jika kamu merasa hubungan situationship tidak lagi memenuhi kebutuhanmu, jangan ragu untuk berbicara dengan pasanganmu, ya.
BERITA TERKAIT
Polemik Zakat untuk Makan Bergizi Gratis: Memang Dana Umat Boleh Biayai Program Pemerintah?
Kamis, 16 Januari 2025 | 17:05 WIBKetakutan Kolektif atau Realitas? Soal Tren #MarriageIsScary di Kalangan Anak Muda
Senin, 13 Januari 2025 | 10:17 WIBPerjuangan Melawan KDRT dan Memutus Trauma dalam Film It Ends With Us
Jumat, 10 Januari 2025 | 14:15 WIBSoal Porsi Nasi Berlebih di Program Makan Bergizi Gratis
Kamis, 09 Januari 2025 | 19:15 WIBKala Pemecatan STY Bukan Cuma jadi Hari Patah Hati Laki-Laki
Kamis, 09 Januari 2025 | 09:30 WIBBERITA TERKINI