We Listen and We Don't Judge: Komunikasi Terbuka Jadi Kunci Hubungan Sehat

Sudah coba ikut tren We Listen and We Don't Judge bersama pasanganmu?

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Jumat, 06 Desember 2024 icon 10:00 WIB
We Listen and We Don't Judge: Komunikasi Terbuka Jadi Kunci Hubungan Sehat

Ilustrasi pasangan mengikuti tren We Listen and We Don't Judge (Freepik/frimufilms)

Tren We Listen and We Don’t Judge belakangan menjadi begitu populer di media sosial, utamanya TikTok dan X. Banyak orang tertarik mengikuti tantangan yang ditawarkan, tak terkecuali kalangan pasangan selebritas.

Sesuai namanya, aturan main We Listen and We Don’t Judge sangat simpel. Tren ini pada dasarnya mengampanyekan pentingnya mendengar tanpa menghakimi. Siapa pun yang menjajal tren ini, bisa mengungkapkan pendapat secara jujur tanpa waswas bakal berujung penghakiman dari orang lain.

Tren ini umumnya menjadi kesempatan untuk mengungkap rahasia atau fakta tersembunyi dalam berbagai hubungan, mulai dari pertemanan, keluarga, hingga asmara.

Baca Juga: Swipe Right untuk Cinta: Cari Jodoh ala Milenial dan Gen Z

Luna Maya dan Maxime Bouttier turut meramaikan tren We Listen and We Don’t Judge. Lewat video TikTok, pasangan selebritas ini dibuat terkejut satu sama lain saat saling mengutarakan isi hati masing-masing.

"Kadang kamu kalau shopping, sebenernya aku itu males. Sebenernya aku mau cepet-cepet pulang," kata Maxime.

Pada sesi berikutnya, Luna berkata, "Pas kamu ngomel dan aku diem, sebenernya di kepala aku itu lagi kayak blablabla."

Baca Juga: Manfaat Tertawa Bareng Pasangan, Bisa Jadi Kunci Hubungan Sehat

Melansir well+good, Jumat (6/12/2024), seksolog dan pakar hubungan, Jenn Gunsaullus, menganggap tren We Listen and We Don’t Judge sebagai titik awal yang bagus untuk membangun komunikasi sehat dalam sebuah hubungan.

Tren ini tak hanya menormalkan komunikasi terbuka dan jujur. Orang-orang juga belajar bahwa mendengarkan secara aktif tanpa langsung bereaksi bisa melatih diri menjadi pendengar yang lebih baik. Konsep serupa banyak bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya di depan kamera demi mengikuti tren viral.

"We Listen and We Don’t Judge bisa menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari pasangan, menciptakan lebih banyak kesempatan untuk kejujuran dan mengurangi sikap defensif," kata Gunsaullus.

Setelah mengatakan yang sebenarnya, akan lebih baik jika percakapan dengan pasangan tidak berakhir di situ. Tren ini dapat ditindaklanjuti dengan diskusi ringan atau sekalian obrolan dari hati ke hati.

Perasaan negatif seperti kecewa dan marah bisa saja muncul saat mendengar pengakuan tak terduga yang dilontarkan pasangan. Seseorang mungkin jadi bertanya-tanya, mengapa pasangan berbohong? Kenapa tidak jujur sejak awal? Apakah fakta itu akan tetap menjadi rahasia jika tidak ada tren We Listen and We Don’t Judge?

Itulah mengapa tak salahnya melakukan diskusi yang lebih serius agar tidak menjadi ganjalan baru sehingga malah memperburuk hubungan.

Menurut Gunsaullus, takut dihakimi adalah alasan utama orang berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari pasangan mereka.

"Percakapan dari hati ke hati yang lebih mendalam tentang mengapa kebohongan ini terjadi bisa bantu mengungkap dinamika dalam suatu hubungan," tuturnya.

Baca Juga: 15 Tebak-tebakan Receh untuk Pasangan, Gombal Banget tapi Bikin Makin Mesra

Sang pakar juga mengatakan, "Pasangan mungkin perlu mencari tahu apakah salah satu dari mereka merasa tidak didukung, merasa kewalahan, atau takut yang lain akan bereaksi defensif."

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI