Ragam
Jadi Penyelamat Untuk Pasangan? Hati-Hati, Bisa Jadi Kamu Terjebak Savior Complex
Merasa harus selalu memperbaiki pasangan yang emosinya berantakan? Bisa jadi kamu sedang mengalami savior complex. Kenali tandanya dan cari tahu cara menyayangi orang lain tanpa melupakan diri sendiri.
Vania Rossa

Dewiku.com - Baru-baru ini, karakter Sore dalam film Sore viral karena satu hal yang cukup banyak bikin orang mengangguk pelan—dia terlalu berusaha menyelamatkan pasangannya. Walau terkesan mulia, sikap ini sebenarnya bisa berbahaya, terutama buat kesehatan mental diri sendiri.
Kamu mungkin pernah ada di posisi yang sama: punya pasangan yang emosinya berantakan, hidupnya terasa kacau, lalu kamu merasa wajib membantu memperbaiki segalanya. Sampai-sampai kamu lupa satu hal penting—mengubah hidup seseorang bukan tanggung jawab kamu.
Yes, kalau kamu merasa harus selalu hadir, memberi arahan, jadi satu-satunya tempat curhat, bahkan rela mengorbankan diri sendiri demi pasangan, bisa jadi kamu mengalami savior complex. Istilah ini merujuk pada sindrom jadi “penyelamat” dalam hubungan, yang meskipun dilakukan dengan niat baik, nyatanya bisa menyiksa batin.
Kenalan Dulu, Apa Itu Savior Complex?
Mengutip dari Cleveland Clinic, Dr. Ford menjelaskan bahwa savior complex adalah kondisi di mana seseorang merasa punya dorongan kuat untuk menyelamatkan orang lain, dan percaya bahwa dia bisa menyelesaikan semua masalah mereka. Biasanya, ini dilakukan tanpa pamrih, bahkan sering kali dilakukan tanpa sadar.
Tapi kenapa seseorang bisa sampai punya kecenderungan ini? Menurut Dr. Ford, penyebabnya bisa beragam, seperti harga diri yang rendah, trauma masa kecil, atau kebiasaan mengorbankan diri demi orang lain. Misalnya saat kecil kamu terbiasa jadi "penopang" keluarga, atau merasa harus selalu jadi yang paling bisa diandalkan.
“Mungkin dulu kita tumbuh dengan harus membantu keluarga bertahan hidup, dan terbiasa menomorsatukan kebutuhan orang lain,” jelas Dr. Ford.
“Tapi kalau dibawa terus sampai dewasa, itu bisa jadi pola yang tidak sehat,” lanjutnya.
Ciri-Ciri Kamu Terjebak Savior Complex
- Selalu merasa harus memperbaiki pasangan
- Merasa bersalah kalau nggak bisa membantu
- Jadi pelarian emosi pasangan 24/7
- Kehilangan arah dan lupa mencintai diri sendiri
- Hubungan terasa berat sebelah
Cara Lepas dari Savior Complex: Sayangi Diri Dulu, Baru Orang Lain
Baca Juga
My Lovely Journey: Drakor Manis tentang Cinta, Luka, dan Menemukan Diri Sendiri
Potret Ibu dan Bayi Terbaring di Tahanan Bikin Publik Tersentuh, Fakta Hukum di Baliknya Bikin Kaget
Rambut Cepet Lepek? Coba 5 Sampo Ini Biar Tetap Fresh Seharian!
Cewek Independen Versi Cinta Laura: Tahu Arah Hidup, Bukan Cuma Ikut Perasaan
Mau Tampil Simpel tapi Statement? Cek 5 Kemeja Sheer Kece Ini!
Lawan Fitnah, Dokumentasi Medis Jadi Senjata Sarwendah Hadapi Haters
Kalau kamu merasa relate, jangan panik. Berikut ini beberapa cara sederhana buat pelan-pelan keluar dari siklus jadi penyelamat:
1. Bantu Seperlunya, Bukan Ambil Alih
Niat baik bukan berarti kamu harus ikut mengatur hidup pasangan. Cukup hadir dan beri ruang, tapi jangan merasa harus memegang kendali.
2. Tanyakan Kebutuhan Mereka
Daripada langsung turun tangan, coba tanya dulu: “Kamu pengen dibantu gimana?” Ini bikin hubungan lebih terbuka dan nggak penuh asumsi.
3. Sadari Batas Kendali
Kamu cuma bisa mengontrol diri sendiri. Kalau sudah mencoba bantu tapi pasangan tetap nggak berubah, kamu berhak mundur dan menjaga jarak.
4. Prioritaskan Diri Sendiri
Ambil waktu buat healing dan recharge. Jangan sampai hubungan bikin kamu kelelahan secara fisik dan emosional.
5. Batasi Peranmu
Kalau kamu punya dorongan besar buat membantu, salurkan ke tempat yang tepat seperti jadi relawan. Bantu tanpa harus terikat emosional.
Ingat, Kamu Bukan Superhero
Pada akhirnya, kamu cuma manusia—dan itu cukup. Kamu berhak mencintai seseorang tanpa merasa bertanggung jawab penuh atas hidupnya. Kalau kamu merasa sulit keluar dari pola ini, nggak ada salahnya kok untuk bicara ke profesional. Karena satu-satunya orang yang perlu kamu selamatkan lebih dulu adalah dirimu sendiri.
(Himayatul Azizah)