Orang Tua Bicara: Program Makan Siang Gratis Harus Lebih Tepat Sasaran!
Program makan siang gratis dari pemerintah untuk anak sekolah, akankah tepat sasaran?
Studi terbaru yang dilakukan terhadap 1.110 orang tua di California mengungkapkan bahwa banyak orang tua yang melihat manfaat dari program makan siang gratis di sekolah, terutama dalam hal menghemat uang dan mengurangi stres.
Meskipun program ini memberikan keuntungan praktis, sebagian besar orang tua tetap memiliki pandangan negatif terhadap kualitas dan kesehatan makanan yang disajikan.
Survei ini dilakukan selama tahun ajaran 2021-2022 ketika sekolah-sekolah masih menyediakan makan siang gratis untuk semua siswa melalui kebijakan child nutrition waivers yang diterapkan oleh Departemen Pertanian AS (USDA) selama pandemi.
Baca Juga: Bias Alih Peran Orang Tua: Istri Merantau Cari Nafkah, Suami Ogah Asuh Anak
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa mayoritas orang tua merasa makanan sekolah membantu menghemat uang (81,6%), waktu (79,2%), dan mengurangi stres (75%).
Program yang diberikan selama masa pandemi, dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengurangi beban ekonomi keluarga. Namun, pandangan terhadap makanan yang disajikan tidak sepenuhnya positif.
Hanya 44% orang tua yang menganggap makanan sekolah sehat, sementara 36,9% menganggap makanan tersebut memiliki kualitas yang baik.
Baca Juga: Berdayakan Orang Tua dan Pendidik untuk Menanggulangi Malnutrisi
Lebih dari sepertiga orang tua (39,6%) juga menganggap makanan yang disajikan tidak lezat. Selain itu, hanya 46% yang merasa anak-anak mereka mendapatkan cukup makanan untuk merasa kenyang.
Beberapa orang tua, khususnya yang berasal dari kelompok etnis Hispanik dan Asia, lebih cenderung meragukan kualitas dan kelezatan makanan yang disediakan di sekolah.
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, program makan siang gratis di sekolah juga menjadi topik yang cukup diperbincangkan, meskipun penerapannya mungkin berbeda dengan di negara-negara lain.
Setelah wacana ini digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto, ribuan pendapat dari para orang tua pun menggema. Salah satunya diungkapkan oleh Ida, seorang ibu yang memiliki anak masih sekolah. Ia berpendapat bahwa meskipun program makan siang gratis di sekolah dapat membantu meringankan beban keluarga, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Katanya, meski terdengar baik, program ini tidak selalu tepat sasaran.
“Makan gratis ini kita lihat dulu siapa yang menerima, jika siswa di sekolah saya rasa kurang tepat sasaran karena tidak semua siswa bisa menikmatinya,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang pengaruh program ini dalam menghemat uang dan waktu, Ida tidak setuju dengan anggapan bahwa program ini mengurangi beban finansial secara signifikan.
“Tidak dibilang menghemat juga, karena itu diberikan di sekolah, sedangkan di rumah kita tetap mengeluarkan dana untuk makan keluarga,” jelasnya.
Ida lebih memilih jika dana makan gratis tersebut diberikan langsung kepada keluarga yang membutuhkan, agar bisa dimanfaatkan lebih fleksibel.
Meskipun demikian, Ida mengakui pentingnya penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak di sekolah. Namun, ia khawatir tentang kualitas dan rasa makanan yang disajikan.
Pandangan Ida menggambarkan bagaimana meskipun program ini memiliki niat baik, tetapi pelaksanaannya perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
Beberapa orang tua mungkin lebih memilih agar bantuan seperti ini diberikan dalam bentuk dana yang bisa langsung digunakan untuk kebutuhan keluarga, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih merata.
Satu hal yang disepakati banyak orang tua adalah pentingnya memastikan kualitas dan gizi makanan yang diberikan kepada anak-anak, agar mereka bisa mendapatkan manfaat maksimal dari program tersebut.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Diet Ketat, Menu Makan Siangnya Jadi Sorotan
(Nurul Lutfia Maryadi)
BERITA TERKAIT
Mengenal 'Revenge Quitting', Tren yang Diprediksi Meningkat di Tahun 2025
Kamis, 16 Januari 2025 | 11:41 WIBKetakutan Kolektif atau Realitas? Soal Tren #MarriageIsScary di Kalangan Anak Muda
Senin, 13 Januari 2025 | 10:17 WIBKala Pemecatan STY Bukan Cuma jadi Hari Patah Hati Laki-Laki
Kamis, 09 Januari 2025 | 09:30 WIBWabah Flu di China Meluas, Haruskah Dunia Bersiap Pandemi Lagi?
Jumat, 03 Januari 2025 | 15:51 WIBBERITA TERKINI