Wabah Flu di China Meluas, Haruskah Dunia Bersiap Pandemi Lagi?

Otoritas kesehatan Tiongkok menyebut lonjakan ini disebabkan oleh penyebaran Influenza A (flu A) dan HMPV.

By: Risna Halidi icon Jumat, 03 Januari 2025 icon 15:51 WIB
Wabah Flu di China Meluas, Haruskah Dunia Bersiap Pandemi Lagi?

Ilustrasi rumah sakit. (Pexels)

Publik kembali dihebohkan dengan wabah flu di China yang penyebarannya sangat cepat. Situasi ini mengingatkan orang pada pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu. Apalagi gejalanya disebut cenderung mirip.

Berbagai rumah sakit di China saat ini dalam kondisi penuh dengan pasien yang mengalami demam tinggi, batuk, dan flu. Tersebar di media sosial, video yang menunjukkan antrean panjang di rumah sakit, terutama di bagian poli anak-anak.

Kamar inap di rumah sakit penuh tak tersisa, membuat kekhawatiran masyarakat meningkat, sehingga sebagian besar warganet mencurigai bahwa penyakit ini lebih parah dari virus flu biasa.

Baca Juga: Orangtua Diminta Jangan Khawatir dengan Penyebaran Infeksi Pneumonia Mycoplasma

Data Pemantauan Perkembangan Kasus

Kasus ini terus meningkat dari yang terlihat di berbagai institusi medis di China. Li Hongye, Kepala Dokter di Rumah Sakit Perempuan dan Anak di Zhumadian, melaporkan jumlah pasien rawat inap pada bulan Desember meningkat hingga sepuluh kali lipat dibanding November.

Menurut laporan China Daily, antara 2 hingga 8 Desember 2024, terdapat 40 wabah flu yang terdeteksi di berbagai provinsi di Tiongkok, baik di wilayah selatan maupun utara.

Baca Juga: 4 Gaya Belajar Online yang Cocok Selama Pandemi

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) juga menjadi perhatian karena tingkat positifnya terus meningkat, terutama pada anak-anak di bawah usia 14 tahun.

Otoritas kesehatan Tiongkok menyebut lonjakan ini disebabkan oleh penyebaran Influenza A (flu A) dan HMPV. Namun, sejumlah pihak masih skeptis, mengingat gejalanya mirip dengan tanda-tanda awal infeksi Covid-19.

Kan Biao, Direktur Institut Penyakit Menular di Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok, menjelaskan bahwa lonjakan kasus ini merupakan bagian dari pola musiman flu yang lebih intens.

Ia juga menegaskan bahwa tingkat infeksi Covid-19 tetap rendah. Meski begitu, belum tersedia obat atau vaksin khusus untuk HMPV yang lantas menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Ilustrasi penyebaran virus corona. (Pixabay/Gerd Altmann)
Ilustrasi penyebaran virus. (Pixabay/Gerd Altmann)

Para dokter menambahkan bahwa sebagian besar kasus flu dapat sembuh dalam waktu lima hingga tujuh hari, khususnya pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.

 Namun, kelompok rentan seperti lansia, bayi, ibu hamil, dan individu dengan imunitas rendah menghadapi risiko komplikasi yang lebih serius.

Laporan pemantauan terbaru menunjukkan adanya peningkatan infeksi HMPV, terutama pada anak-anak di bawah usia 14 tahun.

Virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan akut seperti bronkiolitis, asma, dan pneumonia, khususnya pada bayi, anak-anak, serta individu dengan sistem imun yang lemah.

Deja Vu Era Pandemi

Menyebarnya kasus tersebut dengan cepat membuat masyarakat kembali terngiang dengan era pandemi Covid-19. Namun, para ahli sudah menyangkalnya dengan menekankan bahwa wabah flu ini berbeda karena tingkat keparahan kasus dan angka kematian relatif rendah.

Selain itu, vaksinasi Covid-19 yang telah masif dilakukan memberikan perlindungan tambahan bagi masyarakat.

Ilustrasi seorang perempuan sakit batuk (Freepik/benzoix_)
Ilustrasi seorang perempuan sakit batuk (Freepik/benzoix_)

Wabah flu ini menjadi pengingat bahwa penyakit menular, baik flu musiman maupun jenis lainnya, tetap bisa menyebar dengan cepat jika langkah pencegahan tidak dilakukan dengan serius.

Belum diketahui secara pasti apakah kasus wabah flu ini akan membuka era pandemi baru untuk masyarakat. 

Namun, pandemi Covid-19 sebelumnya menunjukkan bahwa kewaspadaan dan langkah pencegahan dini sangat penting untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati, MKM, menyampaikan kepada awak media bahwa berdasarkan data yang dikumpulkan, terutama dari WHO, saat ini kasus influenza A dan HMPV masih terbatas penyebarannya di wilayah Tiongkok.

"Kasus influenza tipe A untuk varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia, pada 2005 hingga 2017," ujarnya kepada awak media, ditulis Dewiku, Jumat (3/1/2025).

Untuk varian h5N6 dan H9N2 sendiri, dilaporkan memang terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi belum pernah dilaporkan terjadi di indonesia

"Namun, sejak 2018 belum ada kasus baru pada manusia. Untuk varian h5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi belum pernah dilaporkan kedua varian tersebut terjadi di indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Curhat Pria Bernama Kovid, Sering Jadi Candaan hingga Bikin Salah Paham

Penulis: Nurul Lutfia Maryadi

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI