Brain Rot Dinobatkan Jadi Oxford Word of the Year 2024: Mengungkap Fenomena Kemerosotan Mental di Era Digital

Oxford University Press baru saja mengumumkan Word of the Year 2024, dan pilihan tersebut jatuh pada brain rot.

By: Vania Rossa icon Senin, 30 Desember 2024 icon 15:46 WIB
Brain Rot Dinobatkan Jadi Oxford Word of the Year 2024: Mengungkap Fenomena Kemerosotan Mental di Era Digital

Ilustrasi brain rot. (freepik)

Oxford University Press baru saja mengumumkan Word of the Year 2024, dan pilihan tersebut jatuh pada kata 'brain rot'. Melansir dari NBC News, kata yang menggambarkan penurunan kondisi mental atau intelektual ini terpilih setelah melalui pemungutan suara publik yang diikuti lebih dari 37.000 orang dan analisis data bahasa yang mendalam. Lantas, apa sebenarnya brain rot itu, dan mengapa istilah ini begitu relevan di masa kini?

Oxford University Press mendefinisikan brain rot sebagai penurunan kondisi mental atau intelektual seseorang, biasanya sebagai akibat dari konsumsi materi yang berlebihan, terutama konten daring yang dianggap sepele atau tidak menantang.

Sebenarnya, istilah ini bukanlah hal baru. Jejak penggunaan brain rot dapat ditelusuri hingga tahun 1854 dalam buku "Walden" karya Henry David Thoreau. Dalam bukunya, Thoreau mengkritik kecenderungan masyarakat untuk meremehkan ide-ide kompleks dan lebih memilih hal-hal yang sederhana, yang ia lihat sebagai indikasi penurunan upaya mental dan intelektual.

Baca Juga: Tobrut dan Aura Maghrib: Lelucon atau Bentuk Baru Diskriminasi?

Brain Rot di Era Digital

Ironisnya, dalam 12 bulan terakhir, istilah brain rot mendapatkan makna baru dan popularitas yang signifikan. Istilah ini awalnya populer di platform media sosial, terutama TikTok, di antara komunitas Generasi Z dan Generasi Alpha.

Konsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebihan, terutama di media sosial, dianggap sebagai penyebab utama 'pembusukan otak ini. Konten-konten ini seringkali berdurasi pendek, dangkal, dan kurang merangsang pemikiran kritis. Akibatnya, seseorang menjadi sulit fokus pada tugas atau percakapan yang lebih panjang dan kompleks. 

Baca Juga: Tren Mobile Entertainment 2024, Ini Platform OTT Terpopuler di Indonesia

Diduga, orang yang suka mengonsumsi konten-konten receh ini akan mengalami kesulitan dalam membaca buku, artikel panjang, atau menonton film berdurasi penuh. Singkatnya, mereka mengembangkan short attention span (rentang perhatian pendek).

Lalu, mengapa brain rot dipilih sebagai word of the year 2024? Diduga, ini mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di masyarakat tentang dampak negatif konsumsi konten daring yang berlebihan terhadap kesehatan mental dan kemampuan kognitif. Istilah ini menangkap perasaan banyak orang tentang bagaimana banjir informasi dan hiburan instan dapat memengaruhi kemampuan kita untuk berpikir secara mendalam dan berkonsentrasi.

Peningkatan penggunaan media sosial, terutama platform seperti TikTok dan Instagram yang menyajikan konten berdurasi pendek yang adiktif, disinyalir dapat memicu short attention span. Dan karena terbiasa mendapatkan informasi dan hiburan secara instan, hal ini dapat membuat kita menjadi kurang sabar dan sulit fokus pada hal-hal yang membutuhkan usaha dan konsentrasi lebih.

Baca Juga: 3 Tips Optimalisasi Media Sosial, Siapkan Mental Sekuat Baja!

Pemilihan brain rot sebagai Word of the Year 2024 seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengonsumsi konten daring. Penting untuk menyeimbangkan waktu yang dihabiskan di media sosial dengan aktivitas lain yang merangsang pikiran, seperti membaca buku, berdiskusi, atau berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Tak lupa, berusahalah memilih konten yang berkualitas, informatif, edukatif, dan merangsang pemikiran. Yuk, jaga kesehatan mental dan kemampuan kognitif kita di era digital yang serba cepat ini.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI