Good Girl Syndrome: Beban Tak Terlihat di Balik Citra Sempurna

Good Girl Syndrome adalah istilah yang merujuk pada tekanan sosial atau internal yang dialami oleh perempuan untuk selalu bertindak sempurna, memenuhi ekspektasi orang lain, dan menghindari konflik atau kesalahan.

By: Vania Rossa icon Jumat, 03 Januari 2025 icon 10:06 WIB
Good Girl Syndrome: Beban Tak Terlihat di Balik Citra Sempurna

Ilustrasi good girl syndrome (Freepik)

Tanpa disadari, banyak dari kita tumbuh dalam pola asuh yang menanamkan bahwa perempuan harus selalu berperilaku baik sesuai norma yang berlaku. Dalam konteks sosial dan budaya, terdapat standar ideal yang mengatur peran perempuan di masyarakat.

Contoh sederhana dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nasihat, “Perempuan harus penurut, jangan membantah orang tua,” atau, “Kalau perempuan, harus sopan, jangan bertingkah seperti laki-laki.” 

Seiring bertambahnya usia, perempuan diharapkan menerapkan sikap ini untuk menyenangkan orang lain, mengurus rumah tangga, suami, hingga membesarkan anak.

Baca Juga: Fenomena Pink Tax, Mengungkap Pajak Tersembunyi yang Dibayar Perempuan

Meskipun berperilaku baik bukan hal yang salah, masalah muncul ketika sikap tersebut dipaksakan oleh norma dan pola asuh tanpa kesadaran penuh dari perempuan itu sendiri. 

Akibatnya, mereka sulit mengekspresikan keinginan sejati mereka. Kondisi ini dikenal sebagai The Good Girl Syndrome.

Dilansir dari Cleveland Clinic, Good Girl Syndrome adalah istilah yang merujuk pada tekanan sosial atau internal yang dialami oleh perempuan untuk selalu bertindak sempurna, memenuhi ekspektasi orang lain, dan menghindari konflik atau kesalahan. 

Baca Juga: Bye Hustle Culture, Hello Soft Life: Mengapa Hidup Tanpa Tekanan Jadi Tujuan Baru?

Tekanan ini sering kali berasal dari norma-norma budaya, pendidikan, atau lingkungan keluarga yang menekankan pentingnya menjadi "anak baik".

Meskipun terdengar positif, sindrom ini dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang. 

Perempuan yang mengalami Good Girl Syndrome sering kali merasa terbebani untuk selalu menyenangkan orang lain, menekan kebutuhan pribadi, dan menghindari ekspresi emosi seperti kemarahan atau frustrasi.

Tanda-Tanda Good Girl Syndrome

Berikut adalah beberapa tanda umum kalau kamu mengalami Good Girl Syndrome:

1. Perfeksionisme Berlebihan

Orang dengan sindrom ini sering merasa harus melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Kesalahan kecil pun dapat menimbulkan rasa bersalah yang besar.

2. Kesulitan Mengatakan "Tidak"

Karena takut mengecewakan orang lain, mereka cenderung menerima permintaan meskipun hal itu memberatkan.

3. Rendahnya Kepercayaan Diri

Sering merasa tidak cukup baik, bahkan ketika sudah mencapai prestasi yang membanggakan.

4. Ketergantungan pada Validasi Eksternal

Kebahagiaan mereka sering kali bergantung pada pujian atau pengakuan dari orang lain.

Dampak Buruk pada Kesehatan Mental

Good Girl Syndrome dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, bahkan depresi. Selain itu, menekan emosi dan kebutuhan pribadi dapat memicu perasaan tidak puas dalam hubungan interpersonal dan pekerjaan.

Bagaimana Mengatasi Good Girl Syndrome?

Untuk mengatasi tekanan ini, Cleveland Clinic menyarankan langkah-langkah berikut:

1. Belajar Memprioritaskan Diri Sendiri

Mulailah dengan mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sesuai dengan kapasitas atau keinginan Anda.

2. Membangun Kesadaran Diri

Refleksikan apa yang benar-benar Anda inginkan tanpa dipengaruhi ekspektasi orang lain.

3. Berlatih Menerima Ketidaksempurnaan

Sadari bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan tidak mengurangi nilai diri Anda.

4. Mencari Dukungan Profesional

Jika tekanan terasa terlalu berat, konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu mengatasi pola pikir ini.

Dengan memahami dan mengatasi Good Girl Syndrome, perempuan dapat hidup lebih autentik dan menemukan kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada validasi eksternal.

Baca Juga: Ibu Tunggal, Pahlawan dalam Diam

(Nurul Lutfia)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI