Jadikan Tahun Baru Awal Baru: Begini Merancang Resolusi yang Lebih Bermakna
"Sebagai manusia, kita adalah makhluk dengan cita-cita. Setiap individu memiliki tujuan dan hasrat untuk terus berkembang," ujar Omid Fotuhi, yang juga peneliti dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat tersebut.
Awal tahun kerap menjadi momen refleksi bagi banyak orang untuk menentukan resolusi baru. Hal itu juga yang dimaknai oleh Bthari, seorang mahasiswa tingkat akhir.
Tahun 2025 ini, Bthari menetapkan beberapa resolusi seperti menurunkan berat badan, lulus tepat waktu, mengurangi konsumsi makanan manis, dan rutin berolahraga.
"Saya ingin menjadikan tahun ini sebagai awal baru untuk mencapai target yang selama ini tertunda," ujar Bthari dengan penuh semangat.
Baca Juga: Sebuah Rujukan: Cara Menghabiskan Malam Tahun Baru Sendirian
Resolusi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisiknya, tetapi juga memberikan dorongan agar ia dapat menyelesaikan studinya sesuai rencana.
Seperti halnya Bthari, hampir setiap awal tahun, banyak orang menetapkan resolusi untuk menghadapi tahun yang baru. Resolusi tersebut bisa berupa target yang belum tercapai di tahun sebelumnya atau rencana baru yang benar-benar berbeda.
Dikutip Dewiku, Direktur Inovasi Pembelajaran di Western Governors University Labs, Omid Fotuhi, pernah mengatakan bahwa manusia merupakan mahluk dengan cita-cita.
Baca Juga: Mengapa Membuat Resolusi Tahun Baru Penting, Meski Seringkali Tak Pernah Terwujud
"Sebagai manusia, kita adalah makhluk dengan cita-cita. Setiap individu memiliki tujuan dan hasrat untuk terus berkembang," ujar Omid Fotuhi, yang juga peneliti dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat tersebut.
Membuat resolusi tahun baru sering dianggap sebagai salah satu cara bagi individu untuk meningkatkan diri. Fotuhi menyatakan bahwa awal yang baru memberikan rasa kebebasan, seperti memulai sesuatu dari kanvas kosong yang membuka peluang bagi berbagai kemungkinan.
"Membuat resolusi baru di tahun yang baru seperti memiliki petunjuk, gak perlu resolusi yang muluk-muluk dan ketiggian. Resolusi kecil jangka pandek dapat jadi acuan kita menjalani hari-hari," ujar Bthari saat di wawancara Dewiku pada Kamis (2/1).
Hal itu berbeda dengan Salwa, yang menganggap membuat resolusi hanyalah bentuk menebar harapan palsu. Menurutnya, resolusi sering kali tidak tercapai dan justru membuatnya frustrasi. Kini ia memilih untuk tidak lagi memusingkan resolusi.
"Dulu, aku selalu membuat resolusi, tetapi akhirnya gagal atau menyerah. Selalu saja ada alasannya. Jadi sekarang ngalir aja tanpa beban dan ekspetasi," ujarnya dengan nada santai.
Sementara itu dilansir dari Psychology Today, Carlos Alós-Ferrer, Ph.D., Ketua Profesor Ekonomi di Lancaster University Management School dan pemimpin redaksi Journal of Economic Psychology, menyarankan rumuskan membuat resolusi: memiliki arti dan dapat dicapai secara realistis.
"Ketika merumuskan resolusi, pastikan tujuan itu memiliki arti dan bisa dicapai dengan cara yang realistis. Hindari menetapkan tujuan karena pengaruh orang lain, atau membebani diri dengan terlalu banyak tujuan," ungkapnya.
Menututnya menetapkan tujuan yang efektif memerlukan perencanaan yang jelas dan terarah. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan adalah metode S.M.A.R.T., yang memastikan bahwa tujuan dirumuskan dengan lebih spesifik dan realistis.
Berikut adalah penjelasan dari setiap elemen S.M.A.R.T.:
Specific (Spesifik)
Tujuan yang baik harus dirumuskan secara spesifik dan terperinci. Hindari pernyataan umum seperti "ingin lebih sehat" atau "ingin lebih ramah." Sebaliknya, tentukan tindakan nyata yang dapat dilakukan, seperti "skip makan siang setiap hari Senin" atau "makan salad untuk makan malam setiap hari Jumat."
Measurable (Terukur)
Penting untuk mengukur apakah resolusi memiliki kemajuan atau tidaknya. Fokuslah pada proses, bukan hasil sempurna. Misalnya, gunakan cara sederhana seperti mencatat tanda "X" di kalender setiap kali berhasil mengikuti rencana, atau tanda "O" ketika tidak berhasil.
Achievable (Dapat Dicapai)
Pastikan resolusi realistis dan dapat dicapai. Jangan menetapkan target yang terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan. Hindari pula tekanan dari harapan orang lain, serta jangan membebani diri sendiri dengan terlalu banyak tujuan sekaligus.
Relevant (Relevan)
Tujuan harus bermakna dan penting secara pribadi. Pastikan setiap tujuan ditetapkan relevan dengan nilai atau prioritas hidup, sehingga lebih termotivasi untuk mencapainya.
Time-Related (Berbatas Waktu)
Tetapkan kerangka waktu yang jelas untuk mengevaluasi progessnya. Misalnya, jadikan awal setiap bulan sebagai waktu tinjauan untuk menilai apakah langkah sudah sesuai. Namun, hindari terlalu terobsesi dengan tenggat waktu dan berikan ruang untuk penyesuaian jika diperlukan.
Setiap orang punya cara masing-masing dalam menghadapi resolusi tahun baru: ada yang melihatnya sebagai peluang untuk berubah, ada juga yang merasa terbebani. Metode S.M.A.R.T. membantu menetapkan tujuan yang jelas, terukur, dan realistis.
Keberhasilan tak hanya ditentukan oleh hasil akhir, tapi juga oleh upaya sepanjang prosesnya. Pada akhirnya, kunci kesuksesan terletak pada menemukan pendekatan yang tepat untuk diri sendiri, yang memungkinkan kita tumbuh dan mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan realistis.
Baca Juga: Ide Liburan Menarik Akhir Tahun, Dinner Mewah di Hotel Tepi Danau Bisa Jadi Pilihan
Penulis: Humaira Ratu Nugraha
BERITA TERKAIT
Brain Rot Dinobatkan Jadi Oxford Word of the Year 2024: Mengungkap Fenomena Kemerosotan Mental di Era Digital
Senin, 30 Desember 2024 | 15:46 WIBNewJeans vs Stereotip Gender dan Kelas Pekerja ala Korea Selatan
Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:15 WIBPentingnya Mengenal Diri Sendiri sebelum Menikah: Bukan Sekadar Menemukan Cinta, Tapi Menjadi Pasangan yang Tepat
Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIBIdentik dengan Liburan, 9 Parfum Aroma Fruity Floral Ini Cocok Kamu Bawa Traveling
Jumat, 20 Desember 2024 | 10:49 WIBBERITA TERKINI