Trending

Soft Stan vs Hard Stan: Gaya Cewek Sayang ke Bias Bisa Beda-Beda, Tapi Sama Validnya!

Soft stan dan hard stan jadi dua gaya fangirling K-pop yang populer di kalangan cewek. Yuk kenali perbedaan keduanya dan temukan cara seru mengekspresikan cinta ke bias favorit kamu!

Vania Rossa

Ilustrasi fangirl K-Pop. (Freepik)
Ilustrasi fangirl K-Pop. (Freepik)

Dewiku.com - Dunia K-pop bukan cuma soal lagu catchy dan visual yang memanjakan mata. Buat banyak cewek, ini adalah ruang aman untuk mengekspresikan diri, cari hiburan, bahkan menemukan jati diri. Di dalamnya, ada satu istilah yang sering jadi bahan candaan, meme, sampai identitas personal: kamu tim soft stan atau hard stan?

Yep, dua gaya fangirling ini sama-sama menunjukkan rasa sayang ke bias—tapi dengan cara yang beda. Dan serunya, dua-duanya sah banget!

Soft Stan: Sayang yang Lembut, Gemes, dan Bikin Mau Ngebungkus Bias!

Kalau kamu sering bilang, “Duh, dia tuh kayak bayi banget ya,” atau “Gemesin banget pengin aku amankan,” selamat—besar kemungkinan kamu adalah seorang soft stan.

Tipe ini biasanya mengekspresikan rasa suka lewat hal-hal yang hangat dan manis. Bias dilihat bukan cuma sebagai idola, tapi juga sosok yang bikin hati adem, kayak adik sendiri yang pengin terus dijagain. Konten yang disukai pun biasanya momen lucu, candid, atau saat si idol senyum malu-malu ke fans.

Buat soft stan, senyum bias itu semacam terapi jiwa. 

Hard Stan: Kagum Level Maksimal, Bikin Deg-degan Sendiri!

Nah, kalau kamu sering kelepasan bilang, “Gila, visualnya ngebunuh sih ini,” atau “Fix, ini bukan manusia biasa,” kamu masuk tim hard stan.

Hard stan cenderung terpesona sama sisi dewasa, karisma di atas panggung, dan segala hal yang bikin jantung kerja ekstra. Tipe ini sering terlihat spontan dan ekspresif banget saat bias tampil all out—mulai dari nge-dance tajam, nge-rap garang, sampai tatapan maut yang bikin nelen ludah.

Biasanya hard stan tuh love language-nya capslock dan jeritan virtual.

Bisa Dua-duanya? Bisa Banget!

Yang bikin fangirling makin seru, banyak yang nggak bisa milih tetap di satu sisi aja. Hari ini soft stan karena liat bias main sama kucing, besoknya hard stan pas keluar teaser MV yang isinya tatapan tajam dan outfit berbahaya.

Perpindahan dari mode “aww” ke mode “ASTAGA???” ini terjadi dalam hitungan detik—dan itu wajar banget! Dinamika perasaan ini justru bikin jadi fangirl terasa makin hidup dan jujur.

Bukan Masalah Gaya, Tapi Soal Rasa

Perlu diingat, soft stan dan hard stan bukan kompetisi. Nggak ada yang lebih benar atau lebih “stan sejati”. Dua-duanya muncul dari tempat yang sama: rasa cinta dan dukungan tulus buat bias tercinta.

Gaya kamu menunjukkan perasaan, bukan standar. Dan justru lewat gaya fangirling ini, banyak cewek belajar kenal emosinya sendiri—apa yang bikin mereka senang, tenang, dan merasa diterima.

Fangirling = Self-Care?

Buat sebagian cewek, jadi fangirl itu bukan cuma seru-seruan. Ini cara buat recharge energi, melarikan diri sejenak dari stres, dan merasa terhubung. Nonton fancam, scrolling meme, baca teori comeback, sampai curhat bareng mutual fandom—semuanya bisa jadi bagian dari healing dan self-care.

Jadi mau kamu soft stan yang kalem atau hard stan yang penuh semangat, itu semua valid. Bahkan bisa dibilang, identitas fangirling ini jadi bagian penting dari kepribadian yang bikin kamu makin kenal dan sayang sama diri sendiri.

Dari Timeline ke Komunitas: Serunya Jadi Bagian dari Fandom

Istilah soft stan dan hard stan juga bikin interaksi di fandom jadi lebih berwarna. Mulai dari video reaction lucu, meme “aku sebelum dan sesudah liat fancam”, sampai thread Twitter yang relatable banget—semuanya jadi bukti kalau fandom bukan cuma tentang idola, tapi juga tentang rasa dan koneksi antar sesama penggemar.

Dan di situlah keindahannya. Karena apapun gaya sayangmu ke bias, yang penting adalah hatinya—dan fandom selalu punya tempat untukmu.

(Imelda Rosalina)

Berita Terkait

Berita Terkini