Nimbrung Sejenak di Komunitas Baca Bareng: Ruang Hening Untuk Para Pembaca Sejati

Bagi para pecinta buku di Jakarta yang mendambakan waktu membaca dalam suasana santai dan bebas tekanan, Baca Bareng atau Silent Book Club adalah tempat yang sempurna.

By: Vania Rossa icon Selasa, 17 Desember 2024 icon 16:47 WIB
Nimbrung Sejenak di Komunitas Baca Bareng: Ruang Hening Untuk Para Pembaca Sejati

Komunitas Baca Bareng. (Instagram/@bacabareng.sbc)

Bagi para pecinta buku di Jakarta yang mendambakan waktu membaca dalam suasana santai dan bebas tekanan, Baca Bareng atau Silent Book Club adalah tempat yang sempurna. Mengusung konsep "membaca bersama dalam keheningan," komunitas ini menawarkan ruang untuk menikmati buku favorit sambil tetap terhubung dengan sesama pencinta literasi.

Konsep ini awalnya dikenal melalui sebuah artikel di The New York Times yang mengulas soal Silent Book Club, dan Hestia Istiviani, sang penggagas, terinspirasi untuk membawa ide tersebut ke Jakarta. 

"Awalnya aku tahu dari berita, dan langsung mikir, 'Wah, seru banget, agendanya cuma baca bareng tanpa diskusi.' Terus aku coba hubungi mereka lewat email, dan ternyata mereka terbuka banget kalau ada yang mau buka chapter di negara atau tempat lain." ujarnya saat ditemui oleh tim Dewiku, Minggu (15/12). 

Baca Juga: Rekomendasi Buku untuk Perempuan: Menggali Potensi & Menghadapi Tantangan Hidup

Pada tahun 2019, kegiatan ini dimulai di berbagai kafe di Jakarta, namun sejak 2022, klub ini telah rutin digelar di Taman Literasi Blok M setiap bulannya. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga menciptakan kesempatan bagi para peserta untuk menyelesaikan lebih banyak bab buku yang mungkin sulit mereka baca di rumah.

"Mereka bisa menyelesaikan satu bab, yang mungkin di rumah, di kamar kos, atau di kantor hanya bisa satu atau dua halaman saja. Memang butuh usaha lebih untuk baca yang kedua. Sebenarnya, kegiatan ini juga tidak membatasi media apa pun. Kalau misalnya mau pakai media digital, seperti handphone atau iPad, itu boleh banget." ujarnya. 

Meskipun konsep membaca dalam keheningan ini awalnya belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat, kegiatan ini semakin diterima dan berkembang seiring berjalannya waktu. Banyak orang awalnya merasa asing dengan ide membaca bersama tanpa adanya diskusi. Namun, seiring bertambahnya jumlah peserta, antusiasme terhadap Baca Bareng terus meningkat.

Baca Juga: Dari TPA Kumuh jadi Kampung Idaman: Kisah Inspiratif Kampung Berseri Astra Keputih Tegal Timur

“Ada orang-orang yang bilang, 'Cuman gini doang, apa sih serunya, cuman baca doang?' Justru itu serunya, kita dalam bacaan masing-masing. Sebelahnya bacanya beda dengan kita, tapi kita tahu bahwa sebelah itu juga lagi menikmati bacaan” ungkap Hestia dengan semangat. 

Melihat perkembangan ini, Hestia juga mengungkapkan rencana besar untuk tahun 2025 nanti di mana Baca Bareng akan berkolaborasi dengan Perpustakaan Goethe-Institut. Kolaborasi ini dirancang untuk memberi kemudahan bagi mereka yang kesulitan mengikuti acara di Baca Bareng akhir pekan. 

"Kegiatan ini kita adakan setiap minggu akhir bulan Namun, untuk tahun 2025, kami akan berkolaborasi dengan perpustakaan Goethe-Institut untuk mengakomodasi teman-teman yang tidak bisa datang di akhir pekan. Jadi, pada Kamis akhir bulan, kami akan mengadakan acara dari pukul 07.00 malam sampai 08.00 malam,” ungkapnya.

Baca Juga: Berkembang Bersama, Puan Bisa Dorong Perempuan Lebih Berdaya dan Percaya Diri

(Humaira Ratu Nugraha) 

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI