Community
Tradition Meets Couture: Saat Mbok Jamu Melangkah ke Panggung Runway
Mbok Jamu naik panggung runway! Acaraki Jamu Festival 2025 hadirkan fashion show unik yang gabungkan budaya, kreativitas, dan identitas perempuan.
Vania Rossa

Dewiku.com - Bagaimana jadinya kalau sosok Mbok Jamu—yang identik dengan selendang dan bakul gendong—tampil dalam gaya couture di atas runway? Itulah ide utama dari Final Fashion Show bertajuk “Tradition Meets Couture”, salah satu highlight dari Acaraki Jamu Festival edisi Juli 2025. Acara ini menjadi ruang temu antara pelestarian budaya dan ekspresi kreatif anak muda masa kini.
Fashion show ini merupakan hasil kolaborasi antara GP Jamu (Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia), Acaraki, serta Larutan Penyegar Cap Badak, yang membuka panggung kompetisi bagi para desainer muda untuk menafsirkan ulang filosofi Mbok Jamu ke dalam busana modern yang kuat, berani, dan sarat makna.
Dari Sketsa hingga Runway

Kompetisi ini tidak hadir begitu saja. Sejak Mei 2025, para peserta telah melalui tahap Sketch Showcase, di mana mereka mengirimkan desain bertema Mbok Jamu dengan pendekatan siluet kontemporer. Perjalanan berlanjut lewat rangkaian Fashion Talkshow Series, yang mempertemukan para desainer muda dengan nama-nama besar di industri mode untuk membahas bagaimana fashion bisa menjadi medium pelestarian budaya.
Tak ketinggalan, para finalis juga mengikuti sesi Fashion Workshop eksklusif bersama desainer ternama Ichwan Thoha, yang juga bertindak sebagai juri utama. Lewat pendekatannya yang memadukan nilai tradisi dan karakter personal, Ichwan mendorong para peserta untuk menciptakan karya yang bukan hanya indah secara visual, tapi juga mampu bercerita.
Mode sebagai Medium Identitas

Menurut Ketua GP Jamu, Jony Yuwono, kehadiran segmen fashion dalam festival ini adalah upaya menjadikan fashion sebagai ruang dialog antara tradisi dan tren.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Mbok Jamu bukan hanya simbol masa lalu, tapi juga ikon yang bisa menginspirasi generasi masa kini dalam bentuk yang elegan, kuat, dan bermakna,” ujarnya.
Runway “Tradition Meets Couture” pun menjadi panggung bagi narasi-narasi unik tentang kekuatan perempuan, filosofi jamu, dan semangat menjembatani masa lalu dan masa depan lewat mode. Setiap busana yang ditampilkan tak sekadar indah, tetapi menyimpan makna mendalam yang merepresentasikan karakter dan perjuangan perempuan Indonesia.
Final Fashion Show ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah perayaan terhadap budaya yang terus hidup dalam bentuk baru. Ketika tradisi dijahit dengan kreativitas, hasilnya bukan hanya busana—melainkan identitas yang terus berkembang dan menginspirasi.
Baca Juga
Puluhan Ribu Anak Ikut Seru-Seruan di Festival Hari Anak 2025: Dari Dongeng Ariel NOAH Sampai Ketemu Dinosaurus!
Marak Rohana dan Rojali, Salah Nggak Sih ke Mal Cuma Buat Cuci Mata dan Foto-Foto?
Viral Banget, Siapa Rohana dan Rojali? Jadi Sindiran Halus Soal Kesenjangan Ekonomi Bangsa!
Dance Tabola Bale Jadi Primadona Baru: Velocity Minggir Dulu
Wangi, Glowing, Relax! 5 Rekomendasi Body Oil yang Bikin Self-Care Makin Mewah
Maia Estianty Buktikan Jadi Mertua Gak Harus Over Protektif, Ini Sikap Bijaknya ke Alyssa Daguise
Lewat Final Fashion Show “Tradition Meets Couture”, Acaraki Jamu Festival 2025 sukses membuktikan bahwa warisan budaya seperti Mbok Jamu bisa tampil modern, relevan, bahkan jadi sumber inspirasi dalam dunia mode. Ini bukan sekadar soal estetika, tapi tentang bagaimana fashion mampu merangkai cerita, membangun identitas, dan menjembatani nilai tradisi dengan semangat kreatif generasi masa kini. Sebuah langkah nyata bahwa budaya tak harus tinggal di masa lalu—ia bisa terus hidup dan bersinar di runway masa depan.