Punya Batik Berbahan Kain Polyester? Coba Cek Keasliannya!

Batik asli tidak mungkin dibuat menggunakan kain polyester yang berbahan dasar plastik.

By: Risna Halidi icon Senin, 12 Februari 2024 icon 15:47 WIB
Punya Batik Berbahan Kain Polyester? Coba Cek Keasliannya!

Ilustrasi busana batik (Unsplash/Ema Lalita)

Sahabat Dewiku yang punya batik, terutama yang berbahan polyester, wajib tahu nih! Simak yuk, penjelasan Pemerhati Batik, Dave Tjoa, mengenai hal ini.

Rupanya, batik pada jenis kain mengkilap sudah pasti bukan batik asli melainkan batik printing. Hal itu diungkap oleh pemerhati batik sekaligus desainer, Dave Tjoa.

Kata Dave, batik asli hanya bisa diolah dengan alam, yaitu pada kain katun dan sutra. Sementara kain sintetis seperti sifon dan polyester, hanya mungkin untuk menjadi media batik printing.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Batik Harusnya Dijual dengan Harga Fantastis

"Makanya kalau printing itu bahannya agak kilap, seperti satin itu bisa," jelas Dave ditemui di kantor Dewiku, beberapa waktu lalu.

Dia membenarkan bahwa batik asli tidak mungkin dibuat menggunakan kain polyester yang berbahan dasar plastik.

Hal itu terjadi karena kain polyester tidak bisa diwarnai dengan cairan malam maupun pewarna alami lainnya.

Baca Juga: Gaya Jokowi Pakai Batik saat Makan Bakso Bareng Prabowo, Ini Filosofinya

Selain itu, kain polyester juga berisiko hancur jika dipaksa dipakai untuk membatik yang asli karena dalam prosesnya kain perlu direbus.

"Jadi beli kemeja batik bahan polyester sudah pasti printing. Itu udah gak mungkin yang kilap-kilap bahan sintetis itu tidak akan menyerap dengan bagus dan juga kalau batik asli harus direbus, (cairan) malam juga panas, proses itu akan merusak bahan yang mengandung plastik," ujarnya.

Pada prosesnya, batik asli dibuat menggunakan canting dan malam, serta dilakukan secara manual oleh tangan manusia.

Dave menjelaskan bahwa pembuatan batik yang benar telah diakui oleh UNESCO. Itu pun hanya tiga yaitu batik tulis, batik cap, dan batik cap tulis.

Soal batik printing, Dave juga punya pandangan khusus.

Pemerhati Batik, Dave Tjoa dan Komunitas Perempuan Pelestari Budaya. [Dewiku/Hyoga]
Pemerhati Batik, Dave Tjoa dan Komunitas Perempuan Pelestari Budaya. [Dewiku/Hyoga]

"Kita tidak bisa menyebutnya dengan batik printing. Tapi kita harus menyebutnya dengan tekstil motif batik karena itu bukan batik," tegas Dave.

Itu sebabnya, Dave mengingatkan agar masyarakat jangan sampai tertipu harga kemeja yang sebenarnya hanya motif batik, tetapi diberi harga seperti batik asli.

Dave tidak memungkiri kalau produk batik printing masih banyak ditemui di pasaran. Dia juga tidak bisa sepenuhnya melarang masyarakat untuk membeli.

Hanya saja, Dave berpesan agar lebih teliti dalam membeli dan bisa membedakan antara kemeja batik asli dan tidak.

"Kalau urusannya sudah kocek kita nggak bisa bicara lebih jauh. Tapi paling tidak, kita mengedukasi yang kamu beli itu bukan batik, itu adalah printing."

"Jeleknya terkadang di pasar itu disebut printing sebagai batik, inilah yang menyesatkan. Makanya di manapun saya selalu bilang teliti sebelum membeli, periksa apakah itu batik atau tidak," pungkasnya.

Baca Juga: Serunya Belajar Membatik Bareng Accor Greater Jakarta, Harus Sabar dan Telaten

(Lilis Varwati)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI