Jadi Korban Kekerasan dalam Pacaran? Ini 5 Langkah yang Penting Dilakukan
Apa saja hal yang bisa dilakukan saat kamu mengalami kekerasan dalam pacaran?
Kasus kekerasan dalam pacaran yang dialami Rinoa Aurora oleh Leon Dozan tengah disorot publik. Banyak warganet salut dengan keberanian Rinoa Aurora untuk buka suara dan ramai-ramai memberikan dukungan moral.
Psikolog dari Ohana Space, Annisa Mega Radyani., M. Psi., mengungkapkan sejulmah hal yang harus dilakukan korban kekerasan seperti Rinoa Aurora.
1. Ketahui bentuk kekerasan
Baca Juga: Pengertian Abusive Relationship, Ketahui 5 Tanda Hubungan Tak Sehat Ini
Sangat penting bagi korban untuk mengetahui dan memahami berbagai bentuk kekerasan yang bukan hanya fisik, tetapi juga psikologis.
"Penting banget paham kalau kekerasan bentuknya tidak hanya fisik, tetapi juga verbal. Karena seringkali orang merasa bahwa kekerasan verbal bukan kekerasan, padahal bisa banyak banget bentuknya. Bahkan, verbal juga bisa dalam bentuk emosional," ujar Annisa, dikutip dari Suara.com.
2. Diskusi ke orang terdekat
Baca Juga: Korban KDRT Sulit Lepas dari Jerat Pelaku, Waspadai 4 Fase Siklus Kekerasan
Korban juga disarankan segera menghubungi orang-orang terdekat. Annisa menjelaskan, korban biasanya tidak sadar atau menolak kenyataan bahwa dirinya berada di lingkup kekerasan. Padahal, hal itu bisa berdampak buruk untuknya.
"Kalau merasa, 'Aduh, kayaknya gue enggak boleh ngomong ke orang lain, soalnya orang lain merasa ini salah'. Kalau ada pikiran gitu, sadari kalau kita sudah dalam lingkup kekerasan. Karena orang yang sudah dalam lingkup kekerasan itu nggak sadar atau nggak mau sadar dia dalam lingkaran kekerasan," terangnya.
3. Jaga jarak
Korban juga sangat disarankan untuk menjaga jarak dari pelaku kekerasan. Cari tempat yang aman. Jangan sampai kekerasan terus berlanjut karena korban dan pelaku terus bertemu.
4. Kumpulkan bukti kekerasan
Katakan pada pasangan bahwa apa yang dia lakukan termasuk kekerasan. Jika hasilnya nihil atau bahkan semakin parah, cobalah kumpulkan bukti kekerasan untuk tindakan lebih lanjut.
"Misalnya merekam untuk menunjukkan kekerasan yang dimiliki, atau misalnya kalau fisik, tentunya foto diri sebagai bukti sehingga mau memperkarakan atau meminta tanggung jawab itu ada buktinya, dan sebisa mungkin putus," tegas Annisa.
5. Minta bantuan profesional
Baca Juga: Pahami 6 Pola Pelecehan Verbal dalam Hubungan Asmara, Jangan Disepelekan!
Sang psikolog juga menyarankan korban untuk mengunjungi profesional. Ini karena apa yang dialami korban jelas bukan hal mudah sehingga sangat wajar jika sampai membutuhkan bantuan dari profesional.
BERITA TERKAIT
13 Srikandi Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Keterwakilan Perempuan Sudah Ideal?
Senin, 21 Oktober 2024 | 17:41 WIBPlaform Belanja Favorit Penjual Online: Shopee atau TikTok Shop?
Jumat, 18 Oktober 2024 | 10:00 WIBMelawan Stigma Perempuan Warga Binaan, Bintang Puspayoga: Jangan Menutup Mata!
Kamis, 17 Oktober 2024 | 14:00 WIBJangan Normalisasi KDRT! Dampak Fatalnya Bisa Berujung Femisida
Rabu, 16 Oktober 2024 | 11:24 WIBCamilan Sehat untuk Anak, Lebih Baik Pilih Makanan Rendah Kalori
Selasa, 15 Oktober 2024 | 11:24 WIBW20 Summit 2024: Delegasi Indonesia Dorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Senin, 14 Oktober 2024 | 19:30 WIBBERITA TERKINI