Jangan Sepelekan Kesehatan Mental Ibu Hamil, Berikan Dukungan Juga setelah Melahirkan
Sebelum dan sesudah melahirkan, seorang ibu tetap membutuhkan dukungan yang besar dari orang-orang di sekitarnya.
Ibu hamil termasuk kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi berbagai perubahan hormon, fisik, dan psikologis yang terjadi selama masa kehamilan hingga melahirkan.
Berdasarkan data WHO 2022, disebutkan bahwa 1 dari 5 perempuan mengalami gangguan mental selama masa kehamilan hingga satu tahun setelah melahirkan. Mereka membutuhkan dukungan yang besar dari orang-orang di sekitarnya. Pasalnya, kesehatan mental para ibu juga bisa b berdampak pada tumbuh kembang anak.
Isu kesehatan mental ibu menjadi sorotan penting bagi Halo Ibu. Menyambut perayaan Hari Ibu, komunitas pemberdayaan perempuan yang berfokus pada kesehatan mental perempuan ini menyelenggarakan Festival Ibu yang mengangkat awareness kesehatan mental, khususnya bagi ibu pascapersalinan.
Baca Juga: Apa Itu Overthinking? Simak 6 Cara Mengatasinya
"Dukungan psikis dan emosional tidak hanya dibutuhkan ibu selama menjalani kehamilannya. Setelah melahirkan pun, para ibu tetap membutuhkan sokongan dari orang-orang terdekat. Komunitas yang hadir untuk Ibu dan keluarganya. Selepas melahirkan, seorang ibu membutuhkan ruang untuk bercerita karena ada proses perubahan peran yang mereka alami. Setelah melahirkan dan tidak lagi hamil, adalah hal yang wajar jika ibu bersedih. Sebab ada yang hilang dari dirinya, Ia bukan perempuan yang sama," ungkap Ashtra Dymach, Founder Halo Ibu, dikutip dari Suara.com.
Idealnya, ayah merupakan sosok yang berperan besar sebagai support system ibu. Kontribusi orang-orang di sekitar ibu, terutama ayah, sangat dibutuhkan demi menjaga kesehatan mentalnya.
Dokter Spesialis Obygn di Tembuni Birth Center, dr. Ridwan, SpOG memaparkan, peran suami dan keluarga terdekat sangat dibutuhkan untuk mendukung psikologis dan kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga melahirkan. Masa kehamilan sebaiknya tak ditanggung sepihak oleh ibu saja, suami mesti berperan sebagai pendamping yang selalu siaga dan memberi dukungan penuh.
Baca Juga: Membaca Buku Bantu Memahami Pentingnya Kesehatan Mental, Ini Rekomendasinya
Dukungan suami dan keluarga pada fase hamil dan bersalin berkontribusi besar dalam mencegah terjadinya baby blues hingga postpartum depression (PPD) pada ibu.
"Perlu adanya tindakan preventif, seperti melibatkan suami dalam memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, serta antisipasi terhadap deteksi dini baby blues hingga PPD dengan kualitas penggalian informasi pasien (anamnesis), sehingga dapat menurunkan angka kejadian postpartum blues," ujar dr. Ridwan.
Sang dokter juga menjelaskan, banyak hal yang bisa dilakukan suami dan anggota keluarga lainnya untuk mendukung ibu hamil. Misalnya, menemani dalam menjalani perawatan kesehatan sampai membantu menangani pekerjaan rumah tangga.
Baca Juga: Bukan Cuma Tidur, 4 Jenis Istirahat yang Kamu Butuhkan untuk Melepas Lelah
Hal-hal sedehana juga bisa memberikan efek positif. Orang-orang terdekat bisa mengajak mengobrol dengan menanyakan kabar si ibu. Walau awalnya hanya muncul jawaban standar, perlahan ibu akan mengeluarkan segala unek-unek dan tak lagi memendam semuanya sendirian.
BERITA TERKAIT
13 Srikandi Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Keterwakilan Perempuan Sudah Ideal?
Senin, 21 Oktober 2024 | 17:41 WIB5 Aplikasi E-Grocery Populer, Belanja jadi Lebih Simpel
Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:30 WIBPusat Hiburan Keluarga Ini Raih Dua Penghargaan Bergengsi
Jumat, 18 Oktober 2024 | 18:15 WIBPlaform Belanja Favorit Penjual Online: Shopee atau TikTok Shop?
Jumat, 18 Oktober 2024 | 10:00 WIBPenghapusan Kekerasan terhadap Perempuan: Angka Kasus Turun, Perjuangan Berlanjut!
Kamis, 17 Oktober 2024 | 08:51 WIBPuan Maharani jadi Ketua DPR Lagi, Mungkinkah RUU PPRT Bisa Segera Disahkan?
Selasa, 15 Oktober 2024 | 17:49 WIBBERITA TERKINI