Ragam
Saatnya Berbagi Tugas di Dapur, Karena Memasak Bukan Hanya Tanggung Jawab Perempuan
Memasak bukan hanya tanggung jawab perempuan, melainkan tugas yang bisa dibagi antara semua anggota keluarga atau pasangan.
Vania Rossa

Dewiku.com - Dalam banyak budaya, memasak sering kali dianggap sebagai tugas perempuan di rumah. Namun, dengan perubahan pola pikir yang semakin berkembang, banyak yang menyadari bahwa pembagian tugas di dapur seharusnya tidak didasarkan pada jenis kelamin.
Memasak bukan hanya tanggung jawab perempuan, melainkan tugas yang bisa dibagi antara semua anggota keluarga atau pasangan. Saatnya kita menghapus stigma ini dan berbagi peran di dapur untuk menciptakan rumah tangga yang lebih adil dan seimbang.
Baca Juga
Lajang dan Bahagia: Cara Perempuan Menikmati Hidup Tanpa Tekanan Sosial
Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
Koper Ringan, Gaya Baru Menjelajah Dunia Tanpa Beban
Body Positivity vs Body Neutrality: Mana Jalan Terbaik Menerima Tubuh Apa Adanya?
Kapan Nikah? Nggak Perlu Baper, Ini Cara Elegan Hadapi Pertanyaan Sensitif
Tips Psikologis Jalani Idulfitri Lebih Tenang dan Bermakna
Mengapa Memasak Bukan Tanggung Jawab Perempuan Saja?
Pemikiran bahwa perempuan adalah satu-satunya yang bertanggung jawab di dapur sudah sangat usang. Memang, tradisi ini telah lama ada, tetapi zaman sudah berubah. Keseimbangan peran dalam rumah tangga tidak hanya menguntungkan perempuan, tetapi juga laki-laki.
Hal ini karena budaya patriarki yang telah mengakar lama, membuat peran perempuan di dapur dianggap sebagai kodrat, bukan pilihan.
Menurut sosiolog Dr. Irene Mulyani, konstruksi sosial yang membatasi peran perempuan pada ruang domestik, harus mulai diurai.
“Perempuan bukan satu-satunya yang bertanggung jawab atas dapur,” ujarnya.
Artinya, memasak, mencuci piring, atau menata meja makan bukan hanya tugas ibu atau anak perempuan. Ayah, suami, dan anak laki-laki juga seharusnya ikut terlibat.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa memasak harus menjadi tanggung jawab bersama:
1. Berbagi Beban Rumah Tangga Meningkatkan Kesehatan Hubungan
Ketika pasangan atau anggota keluarga saling berbagi tugas di dapur, hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung. Tidak ada satu pihak yang merasa terbebani atau tertekan dengan tugas yang selalu sama. Dengan berbagi peran, hubungan menjadi lebih sehat dan komunikasi pun lebih terbuka.
2. Menciptakan Pola Peran yang Seimbang
Berbagi tugas di dapur mengajarkan anak-anak tentang kesetaraan. Anak-anak yang melihat kedua orang tua saling berbagi pekerjaan rumah tangga akan tumbuh dengan pemahaman bahwa tugas rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, bukan tugas satu pihak saja. Ini penting untuk membentuk pola pikir yang adil di masa depan.
3. Memasak adalah Keterampilan yang Bisa Dikuasai oleh Siapa Saja
Memasak adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan dikuasai oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya berhak untuk tahu cara menyiapkan makanan yang sehat dan lezat untuk keluarga mereka. Menguasai keterampilan ini juga meningkatkan kepercayaan diri, terutama dalam situasi darurat ketika seorang diri harus menyiapkan makanan.
Bagaimana Cara Berbagi Tugas di Dapur?
Berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan untuk menciptakan sistem pembagian tugas yang adil di rumah:
1. Diskusikan Pembagian Tugas dengan Pasangan atau Keluarga
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah berbicara dengan pasangan atau anggota keluarga mengenai pembagian tugas di dapur. Tentukan jadwal atau peran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Apakah satu pihak bertanggung jawab untuk memasak, sementara yang lain menyiapkan bahan atau membersihkan dapur? Komunikasi yang jelas akan mempermudah segalanya.
2. Buat Jadwal Masak Bergilir
Agar tidak ada pihak yang merasa terbebani, buat jadwal masak bergilir. Misalnya, ibu memasak pada hari Senin, Rabu, dan Jumat, sementara pasangan atau anggota keluarga lainnya bertanggung jawab pada hari Selasa dan Kamis. Dengan cara ini, tugas memasak bisa dilakukan secara bergantian dan tidak ada yang merasa lelah atau tertekan.
3. Cobalah Memasak Bersama
Memasak bersama bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempererat hubungan. Satu keluarga bisa mencoba resep baru bersama-sama, berdiskusi tentang makanan sehat, atau hanya menikmati waktu berkualitas di dapur. Selain itu, memasak bersama juga dapat mempermudah penyelesaian tugas karena ada lebih banyak tangan yang bekerja.
4. Sesuaikan Dengan Kemampuan
Jika salah satu pihak tidak terlalu mahir memasak, itu bukan masalah besar, karena kita bisa mulai dengan tugas yang lebih sederhana, seperti menyiapkan bahan makanan atau menyusun menu. Seiring waktu, keterampilan memasak dapat ditingkatkan, dan keduanya akan lebih nyaman berbagi tugas.
Dapur adalah milik Bersama. Berbagi tugas di dapur bukan hanya tentang siapa yang memasak, tetapi tentang menciptakan keadilan dan keseimbangan dalam rumah tangga.
(Imelda Rosalina)