Ragam

Tangan Bergelambir Disorot, Olla Ramlan Jadi Korban Baru Toxic Beauty Standard?

Penampilan baru Olla Ramlan usai lepas hijab jadi sorotan netizen. Komentar pedas bermunculan, menyinggung soal standar kecantikan yang toxic.

Vania Rossa | Ayu Ratna

Olla Ramlan (Instagram/@ollaramlan)
Olla Ramlan (Instagram/@ollaramlan)

Dewiku.com - Belakangan ini nama Olla Ramlan kembali ramai diperbincangkan, bukan karena proyek terbarunya, tapi karena penampilannya yang dianggap berubah drastis. Setelah memutuskan melepas hijab, penampilan Olla di berbagai acara publik makin berani dan fashionable. Namun, sayangnya bukan pujian yang ia dapat, tapi malah cibiran dari warganet.

Baru-baru ini, Olla tampil di sebuah acara dengan gaun mini tanpa lengan bermotif tartan merah-hitam, dipadu dengan stoking hitam dan sepatu bot tinggi.

Banyak yang bilang look-nya fierce dan stylish, tapi sebagian netizen justru fokus mengomentari fisiknya. Komentar seperti "lengan bergelambir" dan "usia nggak bisa bohong" langsung bermunculan di kolom komentar media sosial.

Penampilan Baru Olla Ramlan

Penampilan Olla Ramlan dalam balutan gaun mini memang terlihat fresh dan penuh percaya diri. Rambut panjang bergelombang, senyuman lepas, dan sedikit tato di lengan membuat look-nya terkesan edgy dan modern. Sayangnya, banyak orang justru melihat sisi negatif dari penampilannya.

Sebagian netizen merasa Olla mencoba terlalu keras untuk tampil muda, sementara yang lain mengkritik perubahan penampilannya setelah melepas hijab. Komentar-komentar ini memperlihatkan betapa publik masih terjebak dalam standar kecantikan yang kaku dan tidak realistis.

Apa Sih Toxic Beauty Standard di Medsos?

Toxic beauty standard di media sosial adalah standar kecantikan yang terlalu sempit dan nggak realistis. Contohnya, harus punya kulit putih, tubuh super ramping, wajah mulus tanpa jerawat, dan rambut lurus sempurna. Standar ini sering muncul di Instagram, TikTok, dan platform lain, yang bikin orang ngerasa "nggak cukup cantik" kalau nggak memenuhi kriteria itu.

Yang lebih parah, standar ini bisa bikin orang jadi nggak percaya diri, merasa nggak berharga, bahkan sampai mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan anxiety. Nggak sedikit juga yang jadi nekat melakukan perawatan ekstrem atau pakai produk berbahaya demi kelihatan "sempurna" di kamera.

Contoh Standar Kecantikan yang Dianggap Toxic di Medsos

1. Kulit harus putih atau super cerah, padahal banyak banget perempuan Indonesia yang punya kulit sawo matang atau gelap yang cantik banget. Akibatnya, muncul tekanan untuk pakai produk pemutih berbahaya.

2. Tubuh ramping ala model masih jadi standar utama, yang bikin banyak orang diet ekstrem dan berisiko terkena gangguan makan.

3. Rambut lurus dianggap ideal, sementara rambut ikal atau keriting sering dibilang berantakan.

4. Wajah mulus tanpa jerawat jadi tuntutan, sampai-sampai filter jadi kebutuhan pokok tiap posting foto.

5. Fitur wajah seperti hidung mancung dan bibir penuh dianggap lebih menarik, yang bikin banyak orang terpikir operasi plastik.

6. Gaya hidup mewah juga kadang dikaitkan sama standar kecantikan, seolah cantik itu harus mahal.

Semua tekanan ini membuat orang sulit menerima diri sendiri apa adanya. Dan komentar-komentar jahat seperti yang diterima Olla Ramlan bisa memperburuk kondisi mental seseorang.

Kasus Olla Ramlan menunjukkan bahwa toxic beauty standard di media sosial masih jadi masalah serius. Di saat seseorang memilih untuk tampil percaya diri, masyarakat malah sibuk menilai dari segi fisik dan usia. Padahal, cantik itu nggak punya definisi tunggal. Sudah saatnya kita belajar untuk lebih menghargai keberagaman penampilan dan nggak gampang mengomentari tubuh orang lain.

Berita Terkait

Berita Terkini