Ragam

Alasan Cewek Hobi Banget Ungkit Kesalahan Lama, Ternyata Begini Cara Kerja Otaknya

Kebiasaan cewek mengungkit kesalahan pasangan ternyata berkaitan dengan cara otaknya menyimpan informasi.

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi cara kerja otak perempuan (Freepik/drobotdean)
Ilustrasi cara kerja otak perempuan (Freepik/drobotdean)

Dewiku.com - Pernyataan bahwa perempuan cenderung lebih mudah mengingat kesalahan orang lain dibandingkan laki-laki memang cukup sering jadi bahan obrolan sehari-hari. Menariknya, hal ini ternyata bukan sekadar stereotip belaka, melainkan ada penjelasan ilmiahnya.

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa perempuan memang lebih peka terhadap detail emosional, sehingga mereka lebih mudah mengingat pengalaman yang berkaitan dengan emosi kuat, termasuk kesalahan yang pernah dilakukan orang lain.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kecenderungan ini tidak berlaku mutlak. Daya ingat setiap orang tetap dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kondisi psikologis hingga gaya hidup. Artinya, tidak semua perempuan akan lebih ingat kesalahan orang lain, begitu pula tidak semua pria akan lebih mudah melupakan.

Menurut Martin Asperholm, peneliti dari Karolinska Institutet, Swedia, perempuan memang memiliki keunggulan dalam hal episodic memory atau memori episodik. Jenis ingatan ini membuat perempuan mampu mengingat suatu kejadian dengan detail—mulai dari percakapan, wajah seseorang, hingga aroma tertentu. Sebaliknya, pria umumnya tidak sekuat perempuan dalam hal ini.

Memori episodik sendiri adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman pribadi, misalnya apa yang terjadi minggu lalu, bagaimana suasana sebuah acara, atau bahkan hal kecil seperti apakah hewan peliharaan sudah diberi makan pagi ini. Meski sangat membantu, sistem ingatan ini juga cukup sensitif.

Jika tidak dijaga dengan baik, perempuan bisa lebih rentan mengalami dampak seperti gangguan tidur, depresi, hingga penurunan fungsi ingatan seiring bertambahnya usia.

Nah, setelah ini kita bahas lebih jauh soal faktor apa saja yang sebenarnya memengaruhi daya ingat seseorang, terutama pada perempuan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat

1. Faktor Biologis

Beberapa penelitian mengungkapkan kalau hormon punya peran penting dalam cara otak bekerja. Misalnya, kadar estrogen yang lebih tinggi pada perempuan ternyata bisa memengaruhi fungsi otak, khususnya di bagian yang berhubungan dengan memori. Jadi, nggak heran kalau perempuan sering lebih detail dalam mengingat sesuatu.

2. Faktor Neurologis

Di dalam otak kita ada amigdala dan hipokampus, dua bagian yang bertugas memproses emosi dan memori. Nah, aktivitas kedua bagian otak ini bisa berbeda antara perempuan dan laki-laki. Itulah sebabnya kadang perempuan lebih peka terhadap detail emosional dari sebuah kejadian, sedangkan laki-laki cenderung lebih fokus pada gambaran besarnya saja.

3. Faktor Psikologis

Selain urusan otak, kondisi psikologis juga ikut berpengaruh. Kepribadian, pengalaman masa lalu, hingga tingkat stres seseorang bisa bikin daya ingat mereka berbeda-beda. Misalnya, orang yang gampang stres biasanya jadi lebih pelupa karena pikirannya penuh hal lain.

4. Faktor Sosial

Budaya dan norma sosial ternyata juga punya andil. Bagaimana seseorang dibesarkan, cara pandang lingkungannya terhadap kesalahan, hingga kebiasaan sehari-hari bisa memengaruhi bagaimana ia menyimpan memori. Contohnya, di lingkungan yang terbiasa mengingat detail kesalahan, orang akan lebih mudah terbawa untuk melakukan hal yang sama.

Perempuan dan Memori Emosional

Menariknya, banyak penelitian menunjukkan perempuan memang cenderung lebih mengingat pengalaman emosional, baik itu yang menyenangkan maupun menyakitkan. Termasuk juga kesalahan orang lain. Hal ini karena perempuan biasanya lebih peka terhadap isyarat emosional, sehingga peristiwa yang melibatkan emosi terasa lebih kuat untuk diingat.

Pada akhirnya, memang ada kecenderungan kalau perempuan lebih detail dalam mengingat, terutama soal hal-hal emosional. Tapi jangan lupa, ini bukan aturan mutlak.

Banyak faktor lain yang memengaruhi daya ingat, dan setiap orang tentu punya keunikannya sendiri. Jadi, daripada fokus pada siapa yang lebih pelupa atau lebih ingat, lebih baik kita saling memahami, kan?

Berita Terkait

Berita Terkini