Trending
Cerita Pilu Intan yang Dipaksa Makan Kotoran Anjing: Bukti Perempuan Harus Berani Bersuara!
Kisah memilukan Intan, ART asal Batam yang dipaksa makan kotoran anjing oleh majikannya, jadi pengingat bahwa kekerasan domestik masih nyata. Ini bukti pentingnya perempuan berani bersuara dan melawan ketidakadilan!
Vania Rossa

Dewiku.com - Di balik kilau dan geliat ekonomi Kota Batam, terselip kabar memilukan yang mengguncang hati banyak perempuan. Bukan tentang pekerjaan impian atau peluang usaha, melainkan kisah tragis yang menampar nurani siapa pun yang mendengarnya. Di kawasan elit kota tersebut, seorang Asisten Rumah Tangga muda asal Sumba bernama Intan, akhirnya berani bersuara setelah sekian lama memendam luka dan penderitaan.
Bukan luka biasa, melainkan luka batin dan fisik akibat perlakuan tidak manusiawi dari majikannya sendiri. Dalam diam, ia menanggung siksaan yang membuat siapa pun bergidik. Kisah ini menjadi gambaran nyata bahwa kekerasan terhadap perempuan bisa terjadi di mana saja, bahkan di balik pagar tinggi dan dinding mewah rumah orang berduit.
Baca Juga
Cewek Nggak Wajib Menikah Umur 30! Ini Kata Yuki Kato yang Bisa Jadi Pegangan Hati Kamu
Tren Manifesting: Cara Halus Cewek Gen Z Ngatur Semesta Biar Nurut
Dibilang Hebat, Tapi Malah Nolak? Itu Bukan Rendah Hati, Tapi Imposter Syndrome
Film dan Series Netflix yang Bikin Cewek Mikir, Nangis, Terinspirasi: Pokoknya Harus Nonton!
Solo Dating: Tren Baru Cewek Kota Jalan Sendiri ke Kafe, Bioskop, dan Staycation, Berani Coba?
Nggak Ribut, Nggak Pamer, Tapi Tetap Menarik! 6 Ciri Quiet Confidence yang Jarang Disadari
Namun, yang membuat kisah Intan begitu kuat dan menyentuh adalah keberaniannya untuk melawan. Dalam kondisi penuh keterbatasan, ia nekat meminjam ponsel tetangga majikannya dan menghubungi keluarganya di kampung halaman. Tindakan kecil yang mungkin terlihat sepele, tapi justru menjadi pintu besar untuk membongkar semua derita yang selama ini ia sembunyikan.
Kisah Intan bukan hanya seruan keadilan untuknya, tapi juga jadi pengingat bahwa setiap perempuan berhak bersuara, berhak selamat, dan berhak hidup tanpa rasa takut. Setelah ini, akan dibahas bagaimana kronologi peristiwa menyayat hati ini terjadi dan langkah-langkah yang sudah diambil untuk menegakkan keadilan bagi Intan.
Kunci Terungkapnya Kekejaman: Saat Intan Berani Pinjam HP Tetangga
Siapa sangka, satu langkah kecil bisa menguak penderitaan yang begitu besar? Itulah yang dilakukan Intan, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Sumba, yang bekerja di rumah seorang perempuan bernama Roslina, di kawasan elit Batam. Selama bekerja sejak Juni 2024, Intan mengalami mimpi buruk yang tak kunjung usai.
Dalam pengakuannya, Intan mengaku sering dipukul dengan sapu, ditusuk dengan obeng, hingga ditendang di bagian kepala, dada, bahkan bagian tubuh yang sangat sensitif. Tidak hanya secara fisik, kekerasan verbal pun ia terima setiap hari, makian dan hinaan yang melemahkan harga dirinya sebagai manusia.
Yang lebih memilukan, Intan dipaksa makan kotoran anjing oleh majikannya sendiri. Hal ini disampaikan langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri Andrestian, yang menangani kasus ini.
Gaji? Tak sepeser pun ia terima sejak bekerja. Setiap kesalahan yang Intan lakukan dicatat oleh Roslina dalam sebuah buku khusus dan "dikenai denda". Ponselnya juga disita, membuatnya terputus total dari dunia luar. Tak bisa menghubungi keluarga, tak bisa meminta bantuan. Intan hidup terisolasi, terkurung dalam penderitaan.
Namun di tengah rasa takut dan ketidakberdayaan, Intan membakar keberaniannya. Ia nekat meminjam ponsel tetangga majikannya, dan menghubungi sang kakak. Hanya dengan satu kalimat pendek yang mengguncang hati:
Mengutip dari Batamnews jaringan Suara.com, "Dia hanya bilang: 'Kak, tolong saya, saya tidak kuat lagi.' Saya langsung gemetar. Saya tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi," ungkap Anggraini, kakak korban.
Pesan itu membuat kakaknya, Anggraini, langsung panik dan tahu bahwa sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi.
Gerak Cepat Pertolongan dari Keluarga dan Komunitas: Intan Diselamatkan
Setelah pesan darurat itu diterima, keluarga Intan dan komunitas Flobamora Batam yang merupakan wadah orang-orang NTT di Batam untuk bergerak cepat. Mereka langsung menuju rumah majikan Intan.
Sesampainya di lokasi, mereka menemukan Intan dalam kondisi memprihatinkan, tubuhnya penuh luka. Bukti kekerasan itu nyata di depan mata mereka. Tanpa menunggu lama, Intan segera dibawa ke RS Elisabeth Batam Kota untuk mendapat pertolongan medis dan proses visum.
Aksi cepat keluarga dan komunitas ini tidak hanya menyelamatkan Intan dari penyiksaan yang selama ini tersembunyi, tapi juga menjadi pintu awal proses hukum berjalan.
Langkah Hukum Berlanjut: Polisi Ambil Alih Kasus
Kini kasus ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Aparat tengah mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan mendalami kronologi kejadian. Roslina sebagai terduga pelaku akan dimintai pertanggungjawaban atas dugaan kekerasan berat terhadap pekerjanya.
Kasus ini mendapat sorotan publik luas. Banyak yang berharap proses hukum berjalan adil dan transparan, karena ini bukan sekadar soal satu korban. Ini tentang sistem perlindungan pekerja rumah tangga yang masih sangat lemah dan sering kali luput dari perhatian.
Perempuan Harus Berani Bersikap, Jangan Diam Saat Disakiti
Kisah Intan adalah cermin nyata bahwa kekerasan bisa terjadi di tempat yang tidak kita duga, bahkan di rumah yang terlihat mewah dan nyaman dari luar. Tapi yang paling penting adalah, Intan berani bersuara. Dia tidak diam. Dan itu adalah langkah yang sangat besar.
Untuk kamu yang sedang berada di situasi serupa, atau merasa ada sesuatu yang salah dalam lingkungan kerjamu, kamu berhak bersuara. Kamu tidak sendiri. Selalu ada jalan untuk meminta tolong, sekecil apa pun itu.
Kita semua punya peran untuk saling jaga. Mari buka mata, buka hati, dan jangan abaikan suara perempuan yang terluka. Karena satu keberanian bisa menyelamatkan nyawa.
(Kontributor: Natasya Regina)