Community

Gen Z Rawan Jadi Korban Investasi Bodong, Efek Cuma FOMO?

Mengapa banyak gen Z yang terjebak investasi bodong?

Rima Sekarani Imamun Nissa

Ilustrasi uang (Pixabay/Iqbal Nuril Anwar)
Ilustrasi uang (Pixabay/Iqbal Nuril Anwar)

Dewiku.com - Investasi merupakan salah satu upaya untuk memiliki finansial yang stabil di masa depan, tak terkecuali bagi kalangan gen Z. Bukan hal aneh jika banyak orang sudah mulai mencoba melakukan berbagai investasi sejak dini.

Sayangnya, banyak juga yang malah terjebak masalah dan menjadi korban penipuan investasi bodong. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sekitar 40 persen korban investasi bodong adalah milenial maupun gen Z.

Certified Financial Planner CFP sekaligus Founder Vibrant Lady Nathalia mengungkapkan bahwa alasan para gen Z menjadi korban investasi bodong ini biasanya karena ikut-ikutan.

Mereka biasanya cuma ingin cepat kaya dan tak punya tujuan keuangan. Itulah yang akhirnya membuat mereka hanya ikut-ikutan teman untuk berinvestasi alias FOMO.

"Lebih ke gaya hidup pengen ikut-ikutan aja, pengen cepet-cepet kaya, tapi enggak punya tujuan. Ini tujuan gua, kalau punya duit, mau diapain? Jadi kalau ada yang ajak, mau aja. Cuma masalahnya, FOMO mungkin, jadi lebih ke sana," kata Lady belum lama ini, dilansir dari Suara.com.

Perkara terjebak investasi bodong ini juga kerap dialami generasi milenial. Umumnya, hal ini karena mereka mempunyai banyak kebutuhan untuk keluarga. Ingin dapat uang dengan cepat, mereka akhirnya justru terjebak investasi bodong.

"Mungkin karena kebutuhan hidup, jadi mereka ingin cepat-cepat bisa aja. 'Saya butuh sekolahin anak, tapi nggak ada uang, pinjem uang juga. Ya, udah. Saya coba-coba’. Nah, ini intinya gambling, kalau investasi bodong itu," tutur Lady.

Permasalaha seperti itu dapat terjadi akibat adanya ketidaksiapan dalam mengelola uang. Akibatnya, seseorang hanya berusaha mencari uang dengan cara instan.

Menurut Lady, jika keuangannya telah dikelola dan direncanakan dengan baik, setiap orang bisa menghindari jerat investasi bodong.

"Misalnya kita udah punya tujuan, bujek kita di-set, ini buat anak, buat pensiun, buat lain. Nah, kalau ada yang bilang 'Ini ada investasi gini-gini’, dia nggak akan tergoda karena udah di-set plan untuk masa depan," terangnya.

Berita Terkait

Berita Terkini