Pelaksanaan MBKM Mandiri, Perguruan Tinggi Didorong Tingkatkan Kreativitas

LLDikti VII dorong kreativitas perguruan tinggi dalam pelaksanaan MBKM Mandiri.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Minggu, 25 Agustus 2024 icon 17:00 WIB
Pelaksanaan MBKM Mandiri, Perguruan Tinggi Didorong Tingkatkan Kreativitas

Ilustrasi perempuan membaca materi kuliah (Freepik/Lifestylememory)

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII mendorong perguruan tinggi untuk mengedepankan kreativitas dan inovasi serta memanfaatkan kekhasan yang dimiliki masing-masing dalam mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri.

"Untuk pelaksanaan MBKM, kami sepenuhnya menyerahkan kepada kreativitas perguruan tinggi yang bersangkutan, tetapi mereka harus tetap berpegang pada peraturan yang berlaku," jelas Dyah Sawitri, Kepala LLDikti Wilayah VII yang mencakup Provinsi Jawa Timur, dikutip dari siaran pers yang terima Dewiku.com, Jumat (23/8/2024).

MBKM hadir untuk mentransformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan lingkungan dan zaman. Melalui kebijakan ini, mahasiswa diberi hak belajar di luar prodi sampai dengan tiga semester atau maksimal 60 sks.

Baca Juga: Berbekal Tekad dan Ketekunan, Mahasiswa Penerima KIP-Kuliah Ini Bisa Belajar di Kampus Taipei

"Berdasarkan evaluasi kami, di LLDikti Wilayah VII, banyak perguruan tinggi yang sudah proaktif dalam merespons kebijakan terkait MBKM secara mandiri," tambah Dyah Sawitri.

Di awal pelaksanaan, LLDikti VII mengalami kendala dalam hal keterbatasan sosialisasi MBKM. Hal ini diatasi melalui optimalisasi atau penguatan sosialisasi secara daring. Pada awal implementasi MBKM, banyak juga perguruan tinggi yang masih memilih mengikuti program flagship Kampus Merdeka, yakni MBKM yang dijalankan langsung oleh Kemendikbudristek. Namun, lambat laun, mereka menjadi lebih proaktif dan inovatif dalam menjalankan MBKM Mandiri.

Kegiatan MBKM Mandiri di Jawa Timur tidak hanya berfokus pada penelitian atau kolaborasi industri, tetapi juga ke arah pemberdayaan masyarakat. Sebagai contoh, salah satu universitas di Kediri telah memiliki inkubator UMKM. Ada pula universitas yang melakukan proyek kemanusiaan di yayasan yatim piatu.

Baca Juga: Kisah Inspiratif, Mahasiswa Kupu-Kupu Ini Buktikan Mimpi Bisa Jadi Kenyataan

Di sisi lain, LLDikti VII jugmendorong perguruan tinggi untuk menggali kekhasan dan kekuatan yang dimiliki setiap kampus dalam melaksanakan MBKM Mandiri. Salah satu contoh adalah Universitas PGRI Madiun yang melaksanakan MBKM Mandiri dengan fokus pendidikan. Ada pula Universitas Nurul Jadid, perguruan tinggi berbasis pondok pesantren di Probolinggo yang telah menggelar program Santri Mengabdi dan Santri Internasional.

"Di Universitas Nurul Hadid, ada program Santri Mengabdi dan Santri Internasional, dikemas sesuai kekhasan kampusnya. Dalm program Santri Internasional, perguruan tinggi melakukan pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi di Thailand," kata Indera selaku Ketua Tim MBKM dan Penelitian Pengabdian.

"Asistensi mengajar di Santri Mengabdi juga bukan hanya di Indonesia, tetapi mengajar kelompok belajar masyarakat Indonesia di luar negeri, seperti di Thailand dan Singapura," imbuhnya.

Lebih lanjut, LLDikti VII mendampingi perguruan tinggi dengan cara menjadi fasilitator peningkatan mutu. Menurut Dyah Sawitri, MBKM Mandiri harus dilandasi mutu dan kualitas yang baik. LLDikti VII memfasilitasi peningkatan mutu MBKM Mandiri dengan cara melakukan sosialisasi, meneruskan informasi mengenai MBKM Mandiri yang didapat dari Kementerian ke perguruan tinggi, dan menyampaikan penawaran kerja sama ke perguruan tinggi.

Baca Juga: Hadapi Tantangan Unik, Suka Duka MBKM Mandiri di Daerah Kepulauan

"Kami berharap perguruan tinggi mau mengoptimalkan peluang dan kekuatan MBKM Mandiri, karena ini potensi yang kuat untuk menginovasi proses pendidikan dan membentuk karakter keunggulan prodi masing-masing," ujar Dyah Sawitri.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI