4 Langkah Mempersiapkan Dana Darurat, Rencanakan Keuangan dengan Bijak
Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat ingin mempersiapkan dana darurat?
Dalam perencanaan keuangan, dana darurat merupakan salah satu hal wajib. Kamu perlu menyiapkannya untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti menghadapi musibah, bencana alam, sakit, terkena PHK, atau kondisi lainnya.
Dana darurat hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat. Kamu tak boleh memakainya untuk melunasi utang konsumtif seperti cicilan mobil, membeli tiket pesawat, tiket konser, atau sejenisnya.
"Pada dasarnya, besaran dana darurat berbeda bagi setiap individu dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, penghasilan, dan pengeluaran bulanan. Idealnya, dana darurat harus mencakup 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Tujuanya adalah apabila terjadi kebutuhan mendesak ataupun sumber pendapatan bulanan berhenti, dana darurat bisa digunakan sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga mendapatkan pendapatan baru," ujar Yohana Angeline selaku Senior Public Relations Qoala, Jumat (17/11/2023), dikutip dari siaran pers.
Baca Juga: 4 Tips Belanja Bulanan, Begini Triknya agar Lebih Hemat
Lebih lanjut, berikut adalah cara mengumpulkan dana darurat yang diketahui menurut Qoala.
Evaluasi keuangan
Pahami arus kas pribadi dengan mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran bulanan. Evaluasi ini membantu menentukan persentase dana yang dapat dialokasikan untuk dana darurat.
Baca Juga: Tak Bisa Atur Keuangan, 4 Zodiak Ini Boros untuk Hal Tak Terduga
Misalnya, jika setiap bulan pengeluaranmu mencapai Rp3 juta, jumlah dana yang harus disisihkan untuk dana darurat kurang lebih sebesar Rp9 juta sampai Rp18 juta.
Tentukan target waktu untuk menabung secara bertahap dan konsisten
Kalau sudah tahu jumlah dana yang harus dikumpulkan, kamu arus menentukan waktu untuk mencapai angka tersebut. Hal ini berlaku jika kamu sama sekali belum punya tabungan dana darurat.
Mulailah menabung secara bertahap untuk dana darurat. Walau jumlahnya kecil di awal, secara bertahap tingkatkan persentasenya hingga kamu secara konsisten mengalokasikan sebagian dari pendapatan hingga dana darurat terkumpul sesuai target.
Buat rekening terpisah
Berbeda dengan tabungan, dana darurat sebaiknya disimpan dalam rekening baru yang terpisah dari pengeluaran bulanan rutin. Tujuannya agar tidak teralihkan untuk membiayai keperluan lain.
Buat rekening terpisah yang tidak membutuhkan saldo awal dan biaya administrasi yang besar. Kamu juga harus punya akses yang cepat dan mudah terhadap dana ini agar tidak kesulitan saat hendak menggunakannya dalam kondisi darurat, misalnya akses mobile banking.
Lengkapi dengan produk asuransi yang tepat
Lengkapi persiapanmu dengan membeli asuransi yang tepat dan sesuai kebutuhan. Asuransi merupakan produk proteksi yang dapat melindungi diri dari pengeluaran yang tidak diharapkan.
Dengan asuransi, setiap individu bisa mempersiapkan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Membeli asuransi juga bisa menjadi cara agar dana darurat bisa lebih terarah.
Baca Juga: Bijak dan Cermat, 5 Zodiak yang Jago Mengurus Masalah Keuangan
Hanya saja, pastikan bahwa premi asuransi yang dibayarkan selama periode waktu tertentu tidak akan menjadi beban finansial di kemudian hari. Dengan begitu, tabungan, investasi, dana darurat, dan biaya untuk asuransi akan tetap bisa berjalan berdampingan tanpa mengorbankan salah satunya, terlebih pengeluaran rutin atau bulanan.
BERITA TERKAIT
wondr by BNI Hadirkan Konser The Greatest Melly Goeslaw - Everlasting Harmony by ALOKA
Kamis, 03 Oktober 2024 | 15:49 WIBLebih dari Sekadar Makanan: Kimchi, Budaya Korea dan Ancaman Perubahan Iklim
Selasa, 01 Oktober 2024 | 18:13 WIBBanyak Perempuan Duduki Posisi Manajemen Senior, Keberagaman Gender Kunci Tingkatkan Kinerja Bisnis
Selasa, 01 Oktober 2024 | 17:00 WIBCuti Haid, Hak Pekerja Perempuan yang Rawan Dirampas Perusahaan
Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:51 WIBDoom Spending Bisa Bikin Miskin, Jangan Habiskan Uang untuk Kebahagiaan Sesaat
Minggu, 29 September 2024 | 10:55 WIBPerempuan Pelaku Kejahatan Lebih Menyita Perhatian, Bukti Nyata Sindrom 'Blame the Woman'?
Selasa, 24 September 2024 | 13:52 WIBBERITA TERKINI