5 Tips Mencegah Ban Overheating saat Puncak Musim Kemarau, Perempuan Juga Perlu Tahu

Perhatikan kondisi kendaraan pribadimu demi kenyamanan dan keamanan berkendara.

By: Rima Sekarani Imamun Nissa icon Minggu, 28 Juli 2024 icon 14:00 WIB
5 Tips Mencegah Ban Overheating saat Puncak Musim Kemarau, Perempuan Juga Perlu Tahu

Hankook Ventus S1 Evo 3 (Dok.Istimewa)

Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Cuaca panas membuat suhu permukaan jalan naik, membikin tekanan angin pada ban juga dapat ikut meningkat.

Kondisi tersebut rupanya membuat ban berpotensi mengalami overheating. Artinya, ban bisa memuai, bahkan pecah akibat panas berlebihan. Overheating terjadi karena gesekan antara ban dengan permukaan jalan yang panas secara terus menerus.

Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia, Billy Cahyadi, menjelaskan bahwa setiap ban pada dasarnya memiliki temperature rating dengan kapasitas menahan panas yang berbeda.

Baca Juga: Tes Kepribadian: 5 Cara Berjalan Ungkap Karakter Asli Seseorang

"Misalnya, ban dengan temperatur A yaitu grade tertinggi yang dapat menahan panas hingga kecepatan 185KM/jam, sedangkan ban temperatur B mampu menahan panas pada kecepatan 160 km/jam, serta ban temperatur C mampu menahan panas hanya pada kecepatan 135 km/jam. Namun, sebagai pengendara kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal," kata Billy Cahyadi menerangkan, dikutip dari siaran pers yang diterima Dewiku.com belum lama ini.

Berikut beberapa sejumlah tips penting untuk merawat kondisi ban saat cuaca panas. Apa saja yang perlu diperhatikan?

Periksa kondisi dan tekanan angin pada ban

Baca Juga: 5 Tips Mudik Nyaman dan Aman Naik Mobil Listrik, Harus Siapkan Apa Saja?

Tekanan angin yang sesuai dapat memberikan daya cengkram maksimal dan kontrol berkendara yang baik, serta mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan.

Ban yang terlalu kempes dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara kelebihan tekanan angin dapat mempercepat keausan dan meningkatkan risiko slip.

Rotasi ban secara berkala untuk memastikan pemakaian yang merata di semua roda kendaraan

Rotasi ini membantu memperpanjang umur pakai ban dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau setiap 10.000 km.

Ada sejumlah teknik rotasi ban, mulai dari Front Wheel Drive, yaitu mengganti posisi ban depan secara silang, sedangkan teknik Rear Wheel Drive, yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang, sementara All Wheel Drive ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang. 

Hindari teknik berkendara yang menyebabkan ban cepat rusak

Pengemudi tidak disarankan melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama agar mengurangi risiko overheating yang menyebabkan pecah ban.

Disarankan untuk melakukan istirahat (cooling down) secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal yang panas. Lebih baik beristirahat selama setengah jam setelah berkendara selama empat jam berturut-turut sesuai aturan lalu lintas yang berlaku.

Perhatikan muatan yang dibawa

Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan oleh pabrik. Semakin berat beban yang ditanggung ban, semakin besar gesekan ban pada permukaan jalan yang bersuhu tinggi sehingga meningkatkan risiko pecah ban.

Usahakan beban terdistribusi merata di seluruh ban, alih-alih terpusat pada satu sisi saja untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar tetap optimal.

Hindari "miss application"

Pastikan ban yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Misalnya, ban yang dirancang untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal. Hal ini dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban "spinning", yang pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal.

Begitu juga dengan ban tipe M/T yang dirancang untuk off-road, jika digunakan di jalan aspal atau beton, akan mengalami keausan abnormal. Penggunaan ban yang tidak sesuai ini dapat mengurangi umur dan performa ban secara signifikan.

"Keausan ban yang tidak merata sering kali menjadi penyebab utama insiden pecah ban, oleh karena itu, penting untuk memilih ban dengan teknologi terbaik," ujar Billy Cahyadi.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Jalan Bareng Suami, Harga Sandal Jepitnya Bikin Nangis

Dia menambahkan, "Hankook hadir dengan teknologi VAI (Visual Alignment Indicator) yang memungkinkan pengendara untuk secara mudah mendeteksi keausan tidak merata pada ban mereka. VAI bekerja melalui dua pasang lubang kecil di kedua sisi luar telapak ban, serta membantu memantau masalah keseimbangan ban."

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI