Ragam

Cantik Tapi Masih Jomblo? Mungkin Kamu Menawan di Female Gaze, Bukan Male Gaze!

Sudah merasa tampil maksimal tapi masih juga jomblo? Bisa jadi kamu lebih menarik di mata sesama perempuan daripada laki-laki. Yuk, kenali beda female gaze dan male gaze agar kamu makin paham soal persepsi kecantikan!

Vania Rossa | Natasya Regina Melati

Ilustrasi perempuan cantik (Freepik/jcomp)
Ilustrasi perempuan cantik (Freepik/jcomp)

Dewiku.com - Pernah merasa kamu sudah tampil cantik maksimal, tapi masih aja jomblo? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak perempuan yang juga mengalami hal serupa. Tapi jangan buru-buru mikir “nggak laku”, ya.

Fenomena ini ternyata bisa dijelaskan lewat istilah female gaze dan male gaze. Dua sudut pandang ini memengaruhi cara orang menilai kecantikan—dan kadang bikin kita salah sangka. Bisa jadi kamu menawan banget di mata perempuan lain (female gaze), tapi nggak terlalu nge-blink di mata cowok (male gaze). Kok bisa?

Kalau ngomongin soal female dan male gaze, ini sebenarnya soal sudut pandang dalam menilai daya tarik. Kadang ada perempuan yang dianggap super cantik oleh sesama perempuan mulai dari cara berpakaian, pembawaan diri, sampai karismanya. Tapi di mata laki-laki, belum tentu masuk kategori “menarik”. Kenapa bisa begitu?

Soalnya, male gaze cenderung tertarik pada penampilan yang lembut, playful, dan feminin secara tradisional. Sementara female gaze lebih memandang kecantikan dari sisi kepercayaan diri, karakter yang kuat, dan kesan elegan alias tipe yang bikin sesama cewek pengin jadi dia atau temenan sama dia.

Contohnya gampang banget, kalau kamu lihat Davina Karamoy atau Anya Geraldine, itu visual yang banyak disukai laki-laki alias male gaze. Tapi kalau kamu lirik gaya Han So Hee atau vibe dari grup BLACKPINK, nah itu lebih ke arah female gaze. Sementara grup seperti TWICE lebih mendekati selera male gaze.

Penasaran kamu lebih condong ke yang mana? Yuk, kita bahas perbedaan keduanya lebih dalam setelah ini.

Perbedaan Male Gaze dan Female Gaze

Kalau kamu suka nonton film atau baca cerita fiksi, pasti sadar deh kalau cara perempuan digambarkan bisa beda-beda banget. Nah, ternyata itu ada istilahnya lho: male gaze dan female gaze. Keduanya adalah cara pandang yang sering dipakai buat menggambarkan perempuan, terutama dalam media dan seni.

Apa Itu Male Gaze?

Male gaze atau “tatapan laki-laki” adalah cara melihat perempuan dari sudut pandang laki-laki, biasanya yang heteroseksual.

Dalam teori feminis, ini sering dikritik karena membuat perempuan hanya jadi objek yang dilihat, bukan subjek yang punya suara sendiri.

Gampangnya, perempuan hanya ditampilkan untuk dinikmati secara visual dan nggak punya peran aktif dalam cerita.

Contohnya kayak:

  • Perempuan dalam film yang selalu pakai pakaian minim
  • Fokus kamera hanya menyorot tubuh, bukan isi kepala si karakter
  • Si cewek selalu nunggu diselamatin atau jadi "hadiah" buat si tokoh cowok

Pokoknya kesannya cewek itu pasif, dan tujuan utamanya cuma buat menarik perhatian cowok. Akibatnya, muncul banyak stereotip jelek yang bikin perempuan kelihatan lemah, tergantung, atau cuma dipakai sebagai pemanis cerita.

Lalu, Apa Itu Female Gaze?

Kebalikannya, female gaze adalah cara pandang yang melihat perempuan sebagai manusia utuh. Bukan cuma soal penampilan, tapi juga pikiran, perasaan, dan keputusan hidupnya.

Dalam female gaze, perempuan nggak cuma jadi “tokoh pendukung” untuk cerita cowok, tapi punya kendali atas hidupnya sendiri.

Contohnya:

  • Cewek dalam film yang kelihatan mikir, punya masalah sendiri, dan nyari jalan keluarnya
  • Adegan fokus ke emosi dan perjalanan pribadi, bukan ke tubuh
  • Nggak harus selalu cantik dan glamor yang penting real dan bisa relate

Female gaze bisa ngasih perspektif baru yang lebih adil dan manusiawi buat karakter perempuan. Bukan hanya menantang standar kecantikan, tapi juga melawan peran gender tradisional yang sempit banget.

Bedanya di Mana Sih?

  • Fokus: Male gaze lebih menekankan tampilan fisik dan seksualitas, sedangkan female gaze lebih dalam ke emosi dan pengalaman pribadi si cewek.
  • Sudut Pandang: Male gaze dateng dari cara pandang cowok hetero, sedangkan female gaze bisa dari siapa aja yang pengin ngelihat perempuan secara lebih utuh dan bermakna.
  • Dampak: Male gaze bisa memperkuat patriarki dan bikin standar kecantikan makin sempit. Sementara female gaze bisa memberdayakan perempuan, memperlihatkan keberagaman, dan bantu kita memahami bahwa tiap perempuan punya kisah dan perjuangan sendiri.

Yang perlu diingat, dalam satu karya bisa aja ada dua-duanya, tergantung gimana ceritanya disusun. Dan konsep female gaze sendiri terus berkembang, seiring semakin banyaknya perspektif perempuan yang ikut berkarya.

Kalau kamu suka nonton film atau baca cerita yang terasa "relate banget", bisa jadi kamu lagi menikmati karya dari female gaze. Termasuk kamu sekarang yang merasa cantik tapi juga merasa nggak ada yang naksir, bukan karena kamu kurang ya, bisa jadi memang pembawaanmu itu female gaze bukan male gaze. Tapi, yang paling penting adalah menjadi dirimu sendiri yang nyaman.

Berita Terkait

Berita Terkini