Ragam

Menaker Bongkar Realita Pahit Pekerja di Indonesia: Gaji Pas UMR, Cuti Nihil, Risiko Tinggi

Menaker Yassierli ungkap tantangan ketenagakerjaan di Indonesia, dari gaji pas UMR, cuti yang hilang, hingga risiko kecelakaan kerja. Lalu, bagaimana cara tetap bahagia di tengah realita pahit ini?

Vania Rossa

Ilustrasi Pekerja yang Stres (Freepik/Yuliiaka)
Ilustrasi Pekerja yang Stres (Freepik/Yuliiaka)

Dewiku.com - Menjadi pekerja di Indonesia ternyata masih jauh dari kata ideal. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli baru-baru ini buka-bukaan soal kondisi dunia kerja yang bikin banyak orang cuma bisa geleng-geleng kepala. Mulai dari gaji yang pas-pasan di angka UMR, cuti yang entah ke mana, sampai risiko kecelakaan kerja yang masih tinggi.

“Sekarang banyak kasus upah dibayar upah minimum, cuti mereka tidak dapat, dan isu terkait outsourcing kecelakaan kerja masih tinggi. Ini adalah potret saat ini secara keseluruhan,” ujar Yassierli.

Faktanya, mencari pekerjaan saja sudah sulit, apalagi mendapatkan yang layak. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari—makan, minum, bayar tagihan, bahkan sekadar liburan kecil—kita butuh pemasukan yang memadai. Sayangnya, lapangan pekerjaan yang terbatas membuat persaingan makin ketat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Mei 2025 mencatat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,76%, dengan rata-rata upah buruh sekitar Rp3,09 juta. Angka ini terbilang tinggi, dan sayangnya belum cukup untuk mengimbangi biaya hidup yang terus naik.

Lalu, bagi mereka yang sudah bekerja pun, tantangan belum selesai. Jam kerja yang panjang, lembur yang tak dibayar, hingga lingkungan kerja yang berisiko menjadi masalah sehari-hari. Tak heran, komentar Menaker tadi menuai kritikan dari warganet. Banyak yang menilai, menteri hanya memaparkan masalah tanpa menghadirkan solusi nyata.

Masalah ketenagakerjaan ini jelas berdampak besar, bukan hanya pada ekonomi negara, tapi juga kesehatan mental para pekerja. Tekanan dan stres berkepanjangan bisa menggerogoti kebahagiaan, membuat seseorang rentan depresi, cemas, hingga kehilangan motivasi.

Tapi, meski realitanya pahit, kita tetap berhak hidup bahagia. Bahagia di tengah tekanan memang bukan perkara mudah, tapi bukan berarti mustahil. Berikut beberapa cara yang bisa membantu kamu menjaga kewarasan dan semangat, meski kondisi pekerjaan masih jauh dari sempurna.

Tetap Melakukan Kegiatan Positif

Bagi yang tengah sulit pekerjaan karena lapangan pekerjaan sulit dan sedikit, tetap melakukan kegiatan yang positif bisa membantu untuk menghilangkan rasa stres. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang udah punya pekerjaan, eh tapi jam kerja dengan gaji nggak memberikan hasil yang sepadan.

Kamu bisa melakukan kegiatan apa pun yang kamu sukai, tapi yang positif ya. Contohnya kayak berolahraga, membaca buku, berkumpul dengan komunitas-komunitas tertentu, atau pergi ke tempat rekreasi yang gratis maupun murah meriah, seperti Taman Literasi, Perpustakaan, Taman Hutan Kota GBK, dan lain-lain.

Habiskan Waktu dengan Orang Terdekat

Pusing karena mencari pekerjaan atau upah yang nggak naik-naik sampe bikin kamu stres terasa kepala mau pecah? Tentu rasa kecewa dan stres tersebut dapat dikontrol dengan menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Sahabat, rekan kerja, pacar, saudara, dan keluarga bisa menjadi orang terdekat yang bisa menemani kamu di kala masa-masa sulit. Nggak harus pergi ke tempat yang edgy sampai bisa menghabiskan uang, sekadar bertemu atau mengobrol pun dapat bantu kamu untuk menghilangkan rasa stres akan carut-marut dunia pekerjaan. 

Mencoba Melakukan Hal Baru

Mungkin sebelumnya kamu nggak suka merajut, eh tapi-tapi di tengah stres-nya mencari kerja kamu malah tertarik dengan dunia rajut. Nah, contoh kayak gitu bisa banget kamu lakukan. Mencoba melakukan hal atau hobi baru bisa membantu kamu untuk menyingkirkan rasa mumet dengan kondisi lapangan pekerjaan dan upah bulanan yang nggak pernah naik itu.

Selain akan membuat kamu jauh lebih bahagia, melakukan hal baru juga bisa menambah skill. Siapa tahu dari skill barunya itu justru bisa mendapatkan pekerjaan ataupun membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Merasa cemas dan stres saat bekerja maupun mencari lowongan pekerjaan itu memang hal yang normal, mengingat bekerja adalah sesuatu yang menyangkut keberlangsungan hidup untuk hari ini maupun hari esok. Belum lagi, permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang tak kunjung usai hingga negara ini menginjak usia 80 tahun. Namun, kebahagiaan tetap diperlukan agar kamu bisa memiliki jiwa raga yang jauh lebih tenang walau untuk menghadapi tantangan pekerjaan itu juga.

(Annisa Deli Indriyanti)

Berita Terkait

Berita Terkini