Ragam
Dari Angkringan ke Warisan Budaya, Kopi Joss Bikin Bangga Yogyakarta
Yogyakarta memang istimewa. Kali ini Kopi Joss dan sederet kuliner khas Yogya lainnya dapat sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia dari Kementerian Kebudayaan RI.
Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Dewiku.com - Siapa yang nggak kenal dengan Kopi Joss, minuman kopi khas Yogyakarta ini sudah menjadi salah satu kuliner yang banyak diburu wisatawan dan pencinta kopi. Selain proses penyajian dan rasanya yang unik, Kopi Joss juga tengah hangat dibicarakan sebagai bagian dari warisan budaya.
Usut punya usut, ternyata Kopi Joss masuk dalam Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia dan sudah mendapat sertifikasi pada tahun 2024 dari Kementerian Kebudayaan RI. Bukan hanya Kopi Joss, sertifikat WBTb Indonesia ini juga didapatkan 32 karya budaya asal DIY lainnya.
Baca Juga
Cantik Tapi Masih Jomblo? Mungkin Kamu Menawan di Female Gaze, Bukan Male Gaze!
5 Trik Luwes Hadapi Camer, Biar Nggak Dibilang Carmuk Kayak Tissa Biani
Drakor Bukan Sekadar Hiburan! Ternyata Ini Manfaat Tersembunyi Buat Healing Mental Kamu
Diselingkuhin Bukan Bikin Sedih, Tapi Malu? Dilan Janiyar Spill Cara Cewek Upgrade Value Diri!
5 Tanda Kamu Emotionally Unavailable: Kaku dan Bikin Hubungan Susah Awet!
Friendship Marriage: Tren Nikahi Teman Tanpa Cinta yang Lagi Rame di Jepang
Tampaknya, slogan “Yogyakarta memang istimewa” bukannya tanpa alasan. Selain suasana yang selalu bikin rindu ‘pulang’, warisan budaya yang dimiliki juga semakin bikin bangga Indonesia karena punya Yogya.
Sejarah Singkat Kopi Joss
Bicara tentang sejarah Kopi Joss, kuliner ini lahir dari Angkringan Lik Man yang cukup populer di Yogyakarta, tepatnya di dekat Stasiun Tugu. Inovasi campuran arang ke dalam segelas kopi ini mirip dengan Kopi Klothok khas Jawa Timur.
Namun, Lik Man justru memberi sebutan kopi ini dengan nama Kopi Joss yang terinspirasi dari suara mendesis air kopi saat dimasukkan arang. Kini makin banyak penjaja kopi yang mulai meniru Kopi Joss ala Lik Man.
Kopi Joss dan Pengakuan UNESCO
Meski sudah mendapat sertifikasi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia, sayangnya Kopi Joss belum diakui dunia melalui UNESCO. Badan PBB yang berkepentingan menangani warisan budaya dunia ini memang memberikan pengakuan resminya.
Alasannya karena proses pengajuan dan kelengkapan dokumen masih belum memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan UNESCO. Selain itu, isu kesehatan dan keamanan dalam penggunaan arang masih menjadi perhatian utama UNESCO.
Padahal pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda dunia dari UNESCO berdampak pada status dan prestise internasional. Sejauh ini, sudah ada banyak warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO.
Di antaranya ada batik, kebaya, keris, wayang, angklung, gamelan, kolintang, tari saman, pencak silat, reog Ponorogo, pantun, hingga jamu. Tentu fakta ini juga menambah kebanggaan Indonesia pada semua warisan budaya yang dimiliki dan terpelihara dengan baik.
Kuliner Khas dan Karya Budaya Yogyakarta yang Dapat Sertifikat WBTb Indonesia
Bersama Kopi Joss, ternyata masih ada kuliner khas Yogyakarta lain yang dapat sertifikat WBTb Indonesia. Mulai dari jadah tempe, apem wonolelo Sleman, cethil, tempe pondoh, ayam goreng kalasan, ketan lupis, gudeg bonggol gedhang, jenang lot, dan gula kelapa Kulon Progo juga sudah tersertifikasi, lho.
Selain kuliner khas, sertifikat WBTb Indonesia juga diberikan untuk kategori karya budaya Yogyakarta. Baik itu dari Keraton Yogyakarta maupun sederet wilayah terkenal yang kerap jadi destinasi wisata.
Dari Keraton Yogyakarta, ada lima sertifikat karya budaya yang diberikan, yaitu dialek boso Bagongan, golek jangkung kuning, srimpi irim-Irim, bedhaya durma kina gaya Yogyakarta, dan tari klana raja.
Kabupaten Bantul juga menyusul dengan lima sertifikat karya budaya yang meliputi tradisi emprak, ampo Imogiri, labuhan hondodento, bakda mangiran, dan adrem. Sementara dari Kabupaten Sleman ada jathilan lancur, mitos Gunung Merapi, dan tambak kali.
Beralih ke Kabupaten Kulon Progo, penerimaan sertifikat karya budaya diberikan untuk nawu sendang Kulon Progo dan kethak Kulon Progo. Kota Yogyakarta menerima sertifikat karya budaya untuk cublak-cublak suweng Yogyakarta, tari wira Pertiwi, tari kuda-Kuda, dan becak Yogyakarta.
Untuk Kabupaten Gunungkidul, sertifikat karya budaya diperuntukkan bagi tradisi sambatan Gunungkidul, upacara adat bersik kali Gunungkidul, dan upacara adat njaluk udan andongsari.
Pengakuan Kopi Joss sebagai Warisan Budaya Takbenda bukan hanya soal secangkir kopi panas dengan bara arang di dalamnya. Lebih dari itu, ini adalah bentuk pelestarian budaya, gaya hidup, dan cerita rakyat yang terus mengalir dari generasi ke generasi di Yogyakarta.
Di tengah gempuran tren kopi modern, keberadaan Kopi Joss yang kental dengan nilai sejarah dan kearifan lokal menjadi pengingat bahwa cita rasa khas Indonesia tak akan pernah lekang oleh waktu. Jadi, lain kali kamu mampir ke Jogja, jangan cuma nongkrong—ngopi joss-lah sekalian, dan rasakan sendiri warisan budaya yang tak sekadar menghangatkan tubuh, tapi juga hati.