Ragam

Me Time Kok Malah Bikin Lelah? Kenali Revenge Bedtime Procrastination yang Bikin Cewek Susah Tidur

Sengaja begadang untuk scrolling atau nonton drakor? Bisa jadi kamu mengalami revenge bedtime procrastination. Yuk pahami dampaknya dan cara mengatasinya!

Vania Rossa

Ilustrasi susah tidur (Freepik/jcomp)
Ilustrasi susah tidur (Freepik/jcomp)

Dewiku.com - Pernah nggak sih, kamu udah tahu harus bangun pagi, tapi tetap aja nonton satu episode lagi, scroll TikTok sampai dini hari, atau malah overthinking sendirian di kamar gelap? Kalau iya, tenang, kamu nggak sendiri. Banyak perempuan muda merasakan hal yang sama—menunda tidur bukan karena nggak ngantuk, tapi karena pengin menikmati waktu sendiri yang cuma bisa didapat malam hari. Fenomena ini disebut revenge bedtime procrastination.

Apa Itu Revenge Bedtime Procrastination?

Revenge bedtime procrastination adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan menunda tidur dengan sengaja sebagai bentuk “balas dendam” atas padatnya aktivitas seharian. Ini bukan soal insomnia, melainkan keputusan sadar untuk mengorbankan waktu tidur demi melakukan hal-hal yang menyenangkan—entah itu scrolling media sosial, binge-watching drama, membaca novel digital, atau sekadar melamun sendirian.

Secara psikologis, ini merupakan bentuk pelampiasan terhadap rasa kehilangan kendali atas waktu di siang hari. Bagi perempuan muda yang juggling antara pekerjaan, kuliah, keluarga, hingga tuntutan sosial, malam jadi satu-satunya waktu yang benar-benar “punya” mereka. Maka, meski tahu besok harus bangun pagi, banyak yang tetap bertahan dengan earphone, HP, atau pikiran yang mengawang.

Kenapa Perempuan Muda Rentan?

Menurut studi Role Overload and Sleep Disturbance Among Employed Women, perempuan lebih berisiko mengalami role overload—banyaknya peran yang harus dijalani dalam satu waktu. Ini berdampak langsung pada stres dan gangguan tidur. Saat tubuh lelah tapi pikiran masih ingin “bernafas”, maka muncul dorongan untuk menunda istirahat.

Ditambah lagi, budaya hustle dan tuntutan harus selalu “on” di media sosial membuat banyak perempuan merasa tidak punya ruang untuk sekadar diam dan menikmati waktu tanpa target. Media sosial yang tadinya jadi pelarian, justru memperparah distraksi dan memperpanjang jam begadang.

Apa Risikonya?

Kalau dilakukan terus-menerus, revenge bedtime procrastination bisa berdampak serius, seperti:

  • Tidur tidak berkualitas: Tubuh tidak mendapat waktu cukup untuk memulihkan diri, membuat kamu tetap lelah meski sudah tidur lama.
  • Kesehatan mental terganggu: Tidur yang tidak cukup berkaitan dengan peningkatan kecemasan, mood swing, bahkan burnout.
  • Produktivitas menurun: Pagi jadi berat, kerja nggak fokus, dan akhirnya kembali lagi ke siklus lelah-bergadang.
  • Daya tahan tubuh menurun: Kurang tidur dalam jangka panjang bisa menurunkan sistem imun dan bikin kamu lebih mudah sakit.

Tips Mengatasi Revenge Bedtime Procrastination

Tenang, kamu nggak harus langsung berubah jadi “anak pagi” dalam semalam. Tapi kamu bisa mulai perlahan dengan beberapa langkah ini:

  • Bikin rutinitas malam yang konsisten: Matikan lampu terang, jauhkan ponsel satu jam sebelum tidur, ganti dengan kegiatan relaksasi seperti journaling atau baca buku ringan.
  • Ambil me time di siang atau sore hari: Nggak perlu lama, 15 menit tanpa gangguan sudah cukup bikin hati lebih lega, dan nggak perlu “balas dendam” malamnya.
  • Kenali dan keluarkan isi pikiran: Kalau kamu suka overthinking di malam hari, coba tulis unek-unek di jurnal. Pikiran akan terasa lebih ringan dan tenang.
  • Manfaatkan fitur digital wellbeing: Atur timer untuk aplikasi tertentu, matikan notifikasi setelah jam 9 malam, dan hindari doom scrolling sebelum tidur.
  • Ubah mindset soal tidur: Tidur bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Self care bukan cuma sheet mask dan nonton drakor, tapi juga cukup tidur agar bisa berfungsi optimal keesokan harinya.

Revenge bedtime procrastination adalah tanda tubuh dan pikiran kita sedang butuh jeda. Tapi jangan biarkan jeda itu mencuri waktu tidur yang seharusnya jadi sumber energi. Ingat, kamu bisa tetap punya waktu untuk diri sendiri tanpa harus mengorbankan kesehatan. Karena mencintai diri sendiri juga berarti memberi waktu istirahat yang cukup untuk tubuh dan jiwa.

(Sifra Kezia)

Berita Terkait

Berita Terkini