Ragam

Parenting Antidrama: Aishah Dahlan Ungkap Cara Kerja Otak Emosi Agar Orang Tua Tetap Tenang!

Dari tips parenting ala Aishah Dahlan kita bisa belajar menjadi orang tua yang mau belajar menerapkan komunikasi dengan lebih baik. Pastinya pemahaman otak emosi bisa bikin orang tua nggak emosian.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Aishah Dahlan. (Instagram)
Aishah Dahlan. (Instagram)

Dewiku.com - Dokter praktisi neuroparenting dan hipnoterapis, dr. Aisah Dahlan, CMHT., CM.NLP, sering kali membahas tentang tips parenting. Salah satunya dalam sebuah unggahan video di media sosial menekankan tentang otak emosi.

Dalam video tersebut, dr. Aisah Dahlan mengajak orang tua untuk menjaga vibrasi pikiran. Sebab, saat ibu tenang, ayah akan tenang, dan anak tiga kali lipat tenangnya. Sebaliknya, kalau ibu kesal, ayah ikut kesal, dan anak juga tiga kali lebih kesal.

Peran komunikasi yang dijalankan di rumah, baik verbal, body language, hingga batin, membuat anak ikut merasakan vibrasi dari orang tuanya. Lebih lanjut Aisah Dahlan menjelaskan kalau peran perempuan menjaga ketenangan sangat berpengaruh.

Dinamisasi emosi yang diatur oleh otak emosi di limbic system, otak bagian tengah, menjadi pusat perizinan semua emosi yang dirasakan. Jadi, saat mau belajar memahami otak emosi, maka kontrol diri akan jauh lebih baik, termasuk saat mengasuh anak.

Tips Parenting ala Aishah Dahlan

Hanya dari pemahaman pada otak emosi biar nggak ikut emosian saat menghadapi anak, pengaruhnya besar dalam pola pengasuhan. Lalu, apa saja tips parenting ala Aishah Dahlan yang bisa diterapkan orang tua Gen Z? Berikut beberapa di antaranya.

1. Kenali Perbedaan Anak

Tips parenting dari Aishah Dahlan yang utama yaitu mengenali perbedaan anak lebih dulu. Baik itu tentang perkembangan otak berdasar jenis kelamin maupun karakter dan watak masing-masing anak.

Lewat pengenalan perbedaan yang dimiliki anak, orang tua bisa menerapkan pola pengasuhan dan cara pendekatan yang sesuai. Bukan hanya soal pola belajar, tapi juga cara mengatasi konflik dengan dan antar anak.

2. Tanamkan Nilai dari Nasihat dan Contoh

Dalam menerapkan pola parenting, Aisah Dahlan juga menyarankan penanaman nilai-nilai baik lewat nasihat dan contoh. Orang tua bisa memberikan nasihat berulang agar tertanam di benak anak dengan cara yang baik, misalnya lewat dongeng atau cerita.

Nggak cukup memberi nasihat, orang tua yang berperan besar dalam pembentukan karakter harus memberikan teladan. Terutama pada masa golden age, proses belajar anak didominasi lewat penglihatan dan pengamatan.

3. Dengarkan Cerita Anak

Mendengarkan cerita anak juga menjadi metode parenting ala Aisah Dahlan yang harus diterapkan, apalagi saat anak memasuki usia remaja. Fase ini cukup krusial karena anak banyak menemukan kebingungan.

Nggak heran kalau komunikasi jadi kunci penting buat orang tua dalam mengasuh anak di fase ini. Dengarkan anak dan pahami mereka tanpa tendensi menghakimi. Biarkan mereka merasa nyaman dan tetap mau bercerita pada orang tuanya.

4. Biasakan Bersikap Lembut

Pembiasaan sikap lembut akan menjadi kunci penting menjaga komunikasi antara orang tua dan anak. Tanpa nada tinggi dan sikap memaksa, anak akan jauh lebih bisa menghargai maksud orang tua.

Namun, lembut bukan berarti nggak tegas, ya. Sikap lembut dalam mendidik juga harus dibarengi dengan ketegasan, termasuk saat memberikan instruksi. Melalui instruksi yang jelas dan tepat, anak juga jadi lebih mudah memahami arahan orang tua.

5. Jangan Tegur di Depan Banyak Orang

Pastikan juga untuk menerapkan pola pengasuhan yang menghargai perasaan anak, yaitu dengan tidak menegur di depan banyak orang. Memberi teguran atau bahkan memarahi anak di depan orang lain berpotensi mempengaruhi mental.

Saat anak melakukan kesalahan, tetap tenang dalam menyampaikan kesalahannya. Ajarkan untuk minta maaf, lalu beri pengertian saat di rumah dan berkomunikasi empat mata.

 

Melalui penerapan empat tips parenting ala Aishah Dahlan di atas, orang tua dan anak bisa sama-sama belajar membangun komunikasi yang baik. Sebab, keluarga punya andil besar dalam membangun karakter dan kepribadian anak.

 

Berita Terkait

Berita Terkini