Ragam

Cewek Cantik Fisik VS Cantik Otak: Kenapa Harus Dipertentangkan?

Mau cantik fisik atau cantik otak, keduanya tetap cantik dengan versinya sendiri. So, nggak perlu repot-repot diadu.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Ilustrasi cewek cantik (Pexels.com/Min An)
Ilustrasi cewek cantik (Pexels.com/Min An)

Dewiku.com - Ketika cantik fisik dan cantik otak diadu, apa bisa jadi perbandingan setara? Tema ini cukup ramai diperdebatkan di media sosial dalam sebuah unggahan di mana ada pembuktian pencapaian prestasi dari seorang cewek yang menurutnya tanpa privilege good looking.

Mengaku nggak lebih cantik dan lebih putih dari cewek lain, dia membagikan nilai-nilai sempurna di banyak mata pelajaran hingga raih peringkat 1 dan jadi juara OSN. Bahkan dia juga pamer skill menggambar yang memang tergolong baik.

Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Soedirman jadi penutup pretasi yang dia raih sebagai bukti pencapaiannya. Tentu hal ini layak dibanggakan karena berasal dari kemampuan diri dan bukan modal penampilan fisik belaka.

Tapi pertanyaan selanjutnya, apakah sebegitu pentingnya membandingkan diri dengan orang lain sampai harus adu cantik dengan konsep yang sebenarnya nggak setara ini? Padahal cantik tetaplah cantik, apa pun embel-embel di belakangnya.

Cantik Fisik Vs Cantik Otak

Memang perdebatan cantik fisik dan cantik otak ini cukup banyak terjadi, bahkan jauh sebelum unggahan seperti tadi muncul di media sosial hingga memancing kontroversi. Beberapa orang malah jadi saling adu argumen tentang cantik mana yang lebih baik.

Cantik fisik, entah itu dari aspek visual menawan, kulit putih, hingga gaya trendi, seringkali jadi definisi good looking  yang dianut standar sosial. Meski belakangan juga terjadi pergeseran kalau sebenarnya cantik fisik sendiri juga berarti kecantikan natural khas Indonesia.

Namun, pada hakikatnya cantik fisik yang mengarah pada versi good looking dianggap sebagai bentuk privilege buat cewek. Kalau cewek good looking dianggap mudah masuk circle pertemanan mana pun atau diterima kerja di mana pun.

Di sisi lain, cewek-cewek lain yang sebenarnya juga spesial dan cantik, merasa kalah karena nggak punya privilege good looking meski punya potensi unggul. Pada akhirnya muncul gap baru yang mana cantik otak jadi ‘tameng’ pembelaan.

Cantik otak didefinisikan sebagai pencapaian dan prestasi jalur ‘kepintaran’. Konsep ini mendorong pergeseran mindset kalau cewek cantik itu adalah cewek berprestasi yang otaknya ‘seksi’, bukan sekadar modal fisik.

Ujungnya, seolah ada perlombaan antara cewek cantik fisik vs cantik otak seolah ada ajang adu apresiasi dan butuh pengakuan publik. Padahal, dua-duanya sama-sama cantik, tapi dalam versi masing-masing.

Pentingkah Cantik Fisik dan Cantik Otak Diadu?

Kalau membandingkan berdasar definisi sosial, sebenarnya cantik fisik dan cantik otak punya versi berbeda serta kelebihan masing-masing yang nggak setara buat diadu. Bisa dibilang, adu cantik versi fisik dan otak ini nggak apple to apple.

Cantik fisik sendiri bisa berbeda pemahaman karena sangat dipengaruhi selera orang dalam mengartikannya. Buat beberapa orang mungkin cantik fisik itu cewek tinggi yang berkulit putih dengan penampilan modis dan trendi khas cewek modern.

Tapi, bagi sebagian orang yang lain bisa saja selera cantiknya berada di standar kecantikan natural khas Indonesia. Cantiknya cewek Jawa, cewek Sunda, atau malah cewek Papua yang dikenal punya sisi eksotis.

Dari preferensi selera saja udah beda arti gook looking yang bikin definisi cewek cantik makin beragam dan nggak bisa diadu satu sama lain. Apalagi diadu sama cantik otak yang standar penilaiannya sendiri berbeda jauh.

Bahkan ada juga cewek cantik fisik yang juga cantik otak, lho. Apa masih mau pilih salah satunya juga? Pada akhirnya ego manusia akan lebih memilih cantik dua-duanya sebagai standar ‘the real cantik” yang hakiki.

Jadi, bukankan fenomena cantik fisik dan cantik otak yang diadu udah nggak terlalu penting lagi? Semua tetap sama-sama cantik, apa pun label yang mengikuti di belakang. Percayalah, semua cewek itu cantik dan nggak perlu validasi orang lain.

 

Berita Terkait

Berita Terkini