Ragam

Dihujat Nggak Masuk Akal? Belajar dari Sarwendah Soal Pentingnya Jaga Mental dan Cari Bantuan Profesional

Dihujat atau difitnah di media sosial bisa bikin mental down. Belajar dari Sarwendah soal pentingnya jaga kesehatan mental dan nggak ragu minta bantuan psikolog demi melindungi diri dan keluarga.

Vania Rossa

Potret Sarwendah (Instagram/riomotret)
Potret Sarwendah (Instagram/riomotret)

Dewiku.com - Di era digital seperti sekarang, komentar jahat dan berita palsu bisa menyebar lebih cepat dari gosip tetangga. Belum lama ini, Sarwendah—public figure sekaligus ibu dari Thalia Putri Onsu—harus menghadapi fitnah keji yang menyebut Thalia bukan anak kandungnya. Bukan cuma sakit hati, tapi juga bikin Sarwendah langsung mikir jauh: bagaimana dampaknya ke mental sang anak?

Nggak Nunggu Ada Masalah, Mental Perlu Dirawat

Dalam video di kanal YouTube-nya, Sarwendah curhat ke adik iparnya, Jordi Onsu, tentang kekhawatiran kalau suatu hari Thalia membaca hoaks itu saat main media sosial. Ia sadar, dunia digital sekarang kejam banget, apalagi buat anak-anak.

“Mungkin kenapa akhirnya aku berpikir kita harus ngobrol. Itu adalah salah satu bukti dan kasih lihat Thalia kalau misalnya orang tuanya ngebelain dia loh,” kata Sarwendah.

Bahkan, Sarwendah sudah terbiasa membawa anak-anaknya ke psikolog. Bukan karena ada masalah serius, tapi justru buat menjaga kondisi mental mereka tetap sehat.

Soalnya, Thalia dikenal sebagai anak yang sensitif dan perasa. Sarwendah juga bilang, kalau nanti Thalia bertanya soal isu itu, dia bakal minta bantuan psikolog buat menjelaskannya secara lebih aman dan netral.

Validasi Diri Itu Penting, Tapi Kesehatan Mental Lebih Utama

Di tengah banjir komentar netizen yang kadang toxic, langkah Sarwendah bisa dibilang bijak banget. Bukannya ngotot balesin satu-satu atau menjelaskan dengan emosi, dia justru memikirkan dampak jangka panjang ke anak.

Ini jadi pelajaran penting buat kita semua, terutama Gen Z dan milenial, yang hidup di era oversharing dan FYP TikTok. Kadang kita terlalu fokus sama citra atau pembelaan diri di media sosial, sampai lupa bahwa kesehatan mental jauh lebih penting dari sekadar "menang debat" atau "ngebenerin image".

Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Dihantam Fitnah atau Komentar Negatif

Kalau kamu juga pernah (atau lagi) ngerasa down gara-gara omongan orang, coba beberapa tips ini:

1. Jangan konsumsi semua komentar

Boleh banget buat stop baca komentar atau unfollow akun yang bikin kamu nggak nyaman. Digital boundaries itu sehat dan perlu.

2. Curhat ke orang yang kamu percaya

Kadang kita cuma butuh didengerin. Ceritain ke sahabat, keluarga, atau pasangan yang bisa jadi support system kamu.

3. Nggak ada salahnya minta bantuan profesional

Psikolog bukan buat orang yang “gila” aja. Justru buat kamu yang pengin tetap waras dan sehat secara emosi. Sama kayak kita ke dokter gigi rutin, ke psikolog juga bisa jadi bagian dari mental hygiene.

4. Tulis dan kenali emosimu

Nulis jurnal bisa jadi terapi kecil buat kenal sama perasaan sendiri. Kadang dengan nulis, kita lebih ngerti kenapa kita kesal, sedih, atau panik.

5. Fokus sama hal yang bisa kamu kontrol

Omongan orang itu di luar kendali kamu. Tapi respon dan cara kamu menghadapi, itu kamu yang pegang kendalinya.

Kasus Sarwendah ini bukti bahwa bahkan selebriti pun nggak kebal dari serangan digital yang kejam. Tapi yang bisa kita contoh adalah bagaimana ia menghadapinya—dengan tenang, penuh kasih, dan tetap mikirin kesehatan mental keluarga.

Ingat ya, jaga kewarasan itu bukan tanda lemah. Justru itu bukti kamu peduli sama diri sendiri dan orang-orang terdekat.

Kalau kamu pernah ngalamin hal serupa, yuk jangan ragu untuk cari bantuan. Nggak semua luka bisa sembuh sendiri.

 

Berita Terkait

Berita Terkini