Ragam

Premium Jawa Vibes! GKR Bendara Tunjukkan Tata Krama Makan yang Elegan

GKR Bendara menunjukkan tata krama makan ala orang Jogja yang anggun dan penuh wibawa, bikin suasana makan terasa lebih berkelas.

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Gusti Kanjeng Ratu Bendara (Instagram/gkrbendara)
Gusti Kanjeng Ratu Bendara (Instagram/gkrbendara)

Dewiku.com - Tata krama orang Jogja sering kali diidentikkan dengan aturan sopan santun yang halus dan penuh etika. Bahkan aturan ini juga diterapkan dalam hal tata krama makan, seperti yang dicontohkan oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara.

Dalam sebuah potongan video di media sosial, Putri Bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas ini menuturkan dengan gaya yang anggun tentang bagaimana orang Jogja berperilaku saat makan.

“Orang Jogja makannya nggak diangkat, jadi ditaruh (piring atau mangkok) kita menuju ke makanannya. Jadi badan kita yang mendekati makanan, bukan makanan yang mendekati kita,” ungkap GKR Bendara.

Menyaksikan dan mendengar penuturan GKR Bendara, orang yang belum begitu paham dengan tata krama Jogja jadi mengerti sedetail apa adab sopan santun di meja makan jadi pembiasaan sehari-hari.

Teladan GKR Bendara dan Arti Penting Menjaga Tata Krama Makan

GKR Bendara sendiri memang dikenal sebagai sosok putri kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang nggak hanya anggun, tetapi juga konsisten menjaga dan mempraktikkan tata krama Jawa, termasuk dalam hal tata krama makan.

Dari fakta kebiasaan yang masih diterapkan di zaman modern ini, perilaku GKR Bendara soal tata krama makan jadi bentuk upaya pelestarian warisan budaya yang juga turut membentuk karakter seseorang.

Di tengah modernisasi, kita sebagai generasi muda seolah sedang diajak untuk tidak melupakan nilai-nilai tata krama dan adab kesopanan ini agar tetap menjadi identitas yang membanggakan. Bukan hanya soal cara makan, tapi juga tata krama secara menyeluruh.

Nilai Budaya dari Tata Krama Makan ala Orang Jogja

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tata krama makan ala orang Jogja juga mengusung nilai budaya yang cukup kental, antara lain sebagai berikut.

1. Menunggu Orang yang Lebih Tua atau Tuan Rumah

Dalam budaya dan tata krama makan orang Jawa, termasuk di Jogja, ada nilai teladan berupa menjaga kesabaran sebelum mulai makan yang merupakan bagian dari unggah-ungguh.

Ada adab untuk menunggu orang yang lebih tua atau tuan rumah memulai terlebih dahulu sebelum menyentuh hidangan sebagai bentuk rasa hormat kepada yang dituakan.

2. Mengucapkan “Monggo” Sebagai Sapaan Sopan

Dalam tradisi Jogja, kata “monggo” adalah bentuk ajakan penuh hormat, termasuk saat akan makan. Penggunaan kata ini ditujukan untuk mempersilakan orang lain makan lebih dulu dan mencerminkan andhap asor (rendah hati) yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa.

3. Mengambil Makanan Secukupnya

Teladan sikap berupa penekanan tentang pentingnya nggak mengambil makanan berlebihan juga jadi bagian dari tata krama orang Jogja dan Jawa pada umumnya. Sebab, meninggalkan sisa makanan jadi tanda kurang menghargai rezeki.

Dengan mengambil porsi makanan sesuai kebutuhan dan menghabiskannya tanpa sisa akan mencerminkan penerapan sikap yang memegang tata krama.

4. Makan dengan Tenang dan Tertib

Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah cara GKR Bendara makan yang menunjukkan ketenangan, pelan, dan tanpa suara berlebihan. Pasalnya, makan sambil bersuara keras atau tergesa-gesa dianggap kurang sopan, apalagi di hadapan tamu dan orang yang lebih tua.

5. Mengucapkan “Matur Nuwun” Setelah Makan

Setelah selesai makan, mengucapkan “matur nuwun” sebagai bentuk syukur dan terima kasih kepada penyaji atau tuan rumah juga masuk dalam tata krama yang wajib dijaga. Ucapan terima kasih ini juga jadi bentuk penghargaan kepada orang yang sudah menyediakan hidangan.

6. Duduk dengan Postur Sopan

Selain soal makanan, tata krama makan orang Jogja juga meliputi postur yang sopan. Seperti yang dicontohkan GKR Bendara, menjaga cara duduk dan adab memegang peralatan makan juga jadi bagian dari tata krama yang baik.

Melihat GKR Bendara menjaga tradisi dengan begitu elegan, kita jadi diingatkan bahwa tata krama sederhana pun bisa memancarkan pesona dan meninggalkan kesan mendalam.

Berita Terkait

Berita Terkini