Ragam
Mengulik Daddy Issues, Masalah Psikologis yang Bikin Hubungan Anak dan Ayah Rumit
Daddy issues bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan hubungan anak dengan ayah. Kenali tanda-tanda dan efeknya supaya lebih paham bagaimana menghadapinya.
Vania Rossa

Dewiku.com - Masih ingat kan kalau Indonesia itu masuk ke dalam daftar negara dengan tingkat fatherless yang tinggi. Terus tau nggak sih, efek dari fatherless ini bisa menghadirkan daddy issues bagi seorang anak? Hmm, kira-kira apa ya daddy issues itu?
Melansir dari The Verywell Mind, para ahli menyatakan bahwa istilah daddy issues berasal dari pemikiran dan teori dari Sigmund Freud, yakni father complex. Father complex merupakan salah satu teori psikoanalisis yang diciptakan oleh Freud untuk menggambarkan hubungan psikologis anak dengan ayahnya.
Menurut Freud, teori dari Father Complex sendiri digambarkan sebagai sebuah impuls bawah sadar yang terjadi karena hubungan negatif antara seseorang dengan ayahnya sendiri. Dari pemikiran Freud inilah akhirnya para ahli banyak yang sepakat jika daddy issues masih erat kaitannya dengan teori Father Complex.
Kemudian, menurut David Ricardo Innis dalam tesis yang ditulisnya, daddy issues diartikan sebagai sebuah wujud dari kurangnya keseimbangan emosional dan psikologis atau depresi kinerja kognitif yang berakar pada pengalaman yang berkaitan dengan ketidakhadiran sosok ayah.
Singkatnya, daddy issues merupakan sebuah dampak atau masalah psikologis yang dialami seseorang akibat dari hubungan yang tidak sehat dengan ayahnya atau karena kurangnya kehadiran sosok ayah di dalam hidupnya.
Pada awal kemunculan, daddy issues lebih sering dikaitkan kepada sosok anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Namun, seiring dengan perkembangan dari penelitian, dampak dari daddy issues bisa mengenai siapa pun, baik anak perempuan maupun laki-laki.
Faktor yang Menyebabkan Ayah Bisa Memberikan Daddy Issues
Salah satu penyebab utama dari seorang ayah bisa memberikan daddy issues kepada anaknya ialah ketidakhadirannya dalam mengasuh atau mengurus seorang anak secara langsung. Terkadang urusan rumah tangga seperti mengasuh anak sering dilimpahkan kepada sosok ibu saja, alhasil sang anak tidak bisa merasakan figur dari keberadaan seorang ayah secara psikis.
Selain itu, trauma yang masih dirasakan oleh sosok ayah pun masih bisa terus dibawa hingga dirinya memiliki anak. Trauma seperti sama-sama tidak memiliki hubungan yang baik dengan sang ayahnya dahulu atau tidak pernah melihat kehadiran sosok ayah dari kecil membuat laki-laki yang saat tumbuh dewasa menjadi sosok ayah yang sama. Pada akhirnya siklus ketidakhadiran sosok ayah dan dampak daddy issues pun akan terus diturunkan pada generasi berikutnya.
Akan tetapi, hal ini perlu digarisbawahi. Pasalnya tidak semua sosok ayah terus berlarut-larut dalam traumanya. Ada banyak laki-laki di luar sana yang justru ingin memutus rantai tersebut dan mulai belajar menjadi sosok ayah yang baik dan selalu hadir di sisi anak-anaknya.
Baca Juga
Curhat Cinta Laura di Tengah Gelombang Demo, Ini yang Bikin Hatinya Sakit
Curhat Zaskia Adya Mecca Saat Jadi Relawan Medis di Tengah Demo: Ada Ancaman
Kebakaran di Grahadi: Bukan Rumah Dinas, Tapi Ruang Kerja Emil Dardak yang Dilalap Api
Transformasi Mengejutkan Meghan Trainor: Obat Diabetes Bikin Berat Badannya Turun 27 Kg
Miss Grand Indonesia 2025 Vina Sitorus Tampil Beda dengan Misi Peduli Bumi, Yuk Kenalan!
Sorotan Publik Panas! Sri Mulyani Hadapi Tantangan Kepercayaan di Tengah Krisis
Sebagai contoh, hal ini pernah dirasakan oleh aktor veteran asal Korea Selatan, Sung Dong-Il yang turut memiliki daddy issues. Dalam salah satu acara bincang, Dong-Il menyatakan jika sedari kecil ia tak pernah mengenal sosok ayahnya.
Dong-Il mengungkapkan jika dirinya sempat memiliki rasa takut untuk memiliki anak, bahkan ia sampai meminta maaf kepada istrinya karena tidak memiliki pedoman sebagai seorang ayah. Namun, aktor tersebut berhasil bangkit dan menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anaknya.
Dari pengalaman aktor veteran tersebut pun menunjukkan jika anak yang tidak tumbuh dengan kehadiran sosok ayah yang baik, bisa tetap bangkit dan belajar agar tidak menurunkan daddy issues kepada anak-anaknya nanti.
Dampaknya Bagi Anak
Walau bukan gangguan mental, tetapi daddy issues memiliki dampak yang besar bagi tumbuh kembang anak, terutama ketika mereka turun ke masyarakat sosial.
Bagi anak laki-laki sendiri, daddy issues akan membuat mereka tidak memiliki rasa percaya diri saat tampil atau bersosialisasi. Hal ini dikarenakan anak hanya memiliki pola komunikasi dengan salah satu pihak orang tua saja.
Kemudian, dampak krusial yang ditimbulkan dari daddy issues ini, anak laki-laki akan memiliki potensi untuk mengulang hal yang sama ketika berkeluarga atau memiliki anak. Pada akhirnya, rantai dari daddy issues pun tidak akan pernah terputus.
Di lain sisi, bagi anak perempuan, daddy issues akan menyebabkan mereka untuk mencari sosok pasangan yang bisa memberikan validasi bagi dirinya. Bahkan, anak perempuan yang memiliki daddy issues rentan akan terjebak hubungan toksik dengan pasangannya.
Hal tersebut disebabkan karena selama tinggal dengan keluarga, anak perempuan yang memiliki daddy issues tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dengan anaknya. Saat tumbuh dewasa pun, anak perempuan lebih mengutamakan untuk memiliki pasangan yang selalu ada untuk dirinya dengan mengenyampingkan perilaku kasar yang didapatkan dari pasangannya tersebut.
Melihat dampak serius dari daddy issues pun membuktikan jika hubungan yang seimbang dan sehat di antara ayah dengan anak memiliki pengaruh yang besar bagi masa depan anak ke depannya, terutama di saat mereka akan memiliki keluarga.
(Annisa Deli Indriyanti)