Ragam
Self-Taught Culture: Gaya Belajar Gen Z yang Fleksibel, Bebas, dan Relevan
Dari YouTube sampai TikTok, Gen Z menjadikan dunia digital sebagai ruang belajar tanpa batas. Inilah budaya belajar mandiri yang makin relevan di era sekarang.
Vania Rossa

Dewiku.com - Gen Z tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang begitu cepat. Dari kecil sudah akrab dengan internet, media sosial, dan segala jenis informasi yang tinggal klik. Nggak heran kalau cara mereka belajar juga jauh berbeda dari generasi sebelumnya.
Kalau dulu belajar identik dengan duduk manis di kelas, baca buku tebal, dan ikut ujian, Gen Z justru lebih nyaman dengan metode belajar yang fleksibel, mandiri, dan sesuai kebutuhan mereka sendiri. Di sinilah lahir tren self-taught culture, atau budaya belajar secara otodidak.
Baca Juga
JGOB: Fashion Simpel, Nyaman, dan Bertanggung Jawab untuk Bumi
Dandan Tapi Nggak ke Mana-Mana: Ternyata Beginilah Sel-Love Ala Cewek Gen Z!
Kenalan sama 7 Skin Method ala Korea, Ritual Toner Berlapis yang Bikin Kulit Bening!
Kenapa Harus Senyum, Kalau Lagi Nggak Baik-Baik Aja?
Glow Up Dimulai dari Tahap Pertama: First Cleanser Naik Tahta di Dunia Skincare
Maia Estianty Ungkap Kekuatan Manifesting: Dulu Ngomong Mau Terkenal, Sekarang Jadi Diva!
Gen Z terbiasa menggali ilmu dari berbagai sumber digital: nonton video edukatif di YouTube, ikut kelas online di Coursera atau Skillshare, sampai scroll thread bermanfaat di Twitter atau TikTok. Mereka belajar sesuai minat dan ritme sendiri, tanpa harus menunggu kurikulum atau instruksi dari lembaga pendidikan.
Cara ini cocok banget dengan karakter Gen Z yang cenderung mandiri, cepat beradaptasi, dan punya rasa ingin tahu tinggi. Mereka nggak segan coba berbagai cara sampai nemu metode belajar paling pas buat diri sendiri.
Salah satu contoh nyata adalah Jerome Polin. Lewat konten dan obrolannya dengan Gita Savitri, Jerome mengaku banyak kemampuan yang ia kuasai sekarang—dari bikin konten, manajemen keuangan, sampai memimpin tim—semuanya dipelajari secara otodidak.
“Hampir semua hal sekarang bisa dicari. Yang penting adalah kemauan untuk belajar dan mengenal cara belajar yang paling efektif untuk diri sendiri,” ungkapnya.
Dengan makin banyaknya platform pembelajaran seperti YouTube, Coursera, dan bahkan TikTok, proses belajar jadi makin mudah diakses dan inklusif. Gen Z bisa belajar dari pengalaman orang lain secara real-time, bukan cuma teori. Komunitas daring seperti Reddit dan Discord pun jadi tempat diskusi dan saling berbagi ilmu. Di sana, siapa pun bisa jadi guru dan murid sekaligus—semua setara.
Tentu, belajar secara otodidak juga punya tantangan. Perlu disiplin tinggi, kemampuan memilah informasi, dan konsistensi di tengah godaan notifikasi dan hiburan digital. Tapi hal itu justru melatih tanggung jawab dan rasa ingin tahu yang sehat.
Komunitas dan mentor tetap punya peran penting, bukan untuk mengatur, tapi sebagai teman bertukar pikiran dan penunjuk arah. Mereka hadir sebagai support system yang memperkaya proses belajar, bukan membatasinya.
Akhirnya, self-taught culture bukan sekadar tren, tapi bagian dari gaya hidup Gen Z. Mereka membuktikan bahwa belajar bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Di tengah dunia yang serba cepat, Gen Z memilih untuk menjadikan belajar sebagai proses yang personal, dinamis, dan memberdayakan.
(Imelda Rosalina)