Ragam

Kebiasaan Kecil Berdampak Besar: Anak Suka Beberes Bisa Lebih Sukses?

Rajin beberes sejak kecil bukan cuma bikin rumah rapi. Kebiasaan ini ternyata bisa membentuk karakter anak jadi lebih disiplin dan siap sukses di masa depan. Cari tahu kenapa!

Vania Rossa | Estika Kusumaningtyas

Ilustrasi anak beberes rumah. (Freepik)
Ilustrasi anak beberes rumah. (Freepik)

Dewiku.com - Punya anak yang suka merapikan mainan sendiri atau bantu nyapu tanpa disuruh? Wah, itu bukan cuma bikin rumah jadi lebih enak dipandang—tapi juga bisa jadi tanda awal kesuksesan mereka di masa depan, lho!

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan kecil seperti beberes rumah dapat membentuk karakter positif pada anak, mulai dari rasa tanggung jawab, kemandirian, sampai kemampuan manajemen waktu. Semua ini ternyata sangat berkaitan dengan kesiapan anak menghadapi dunia nyata saat dewasa nanti.

Yup, dan memang ada sebuah studi selama 85 tahun yang dilakukan oleh Harvard Research dari Harvard University yang mendukung pernyataan tadi.

Dalam studi yang dilakukan dengan mengamati lebih dari 700 orang dengan “High Achievers”, atau dikenal juga sebagai orang sukses, ternyata mereka memiliki latar belakang mirip, yaitu suka beberes rumah.

Siapa sangka kalau kebiasaan sederhana yang diterapkan di rumah bisa sangat berdampak pada kesuksesan di masa depan. Apalagi kesannya pekerjaan rumah tersebut terlihat sepele, seperti merapikan mainan, merapikan tempat tidur, menyapu, atau mengepel.

Namun, perlu digaris bawahi kalau arti “sukses” yang dimaksud adalah sejahtera dan bahagia. Artinya, anak-anak yang terbiasa mendapat tugas melakukan pekerjaan rumah akan memiliki nilai-nilai positif saat dewasa.

Alasan Anak Beberes Rumah Dihubungkan dengan Kesuksesan

Meski kerap dianggap remeh, ternyata kebiasaan beberes rumah saat kecil memberi dampak positif dalam membangun mindset sebagai orang sukses. Berikut beberapa alasannya.

1. Tanggung Jawab

Alasan pertama kenapa anak rajin beberes rumah bisa cepat sukses yaitu adanya sikap tanggung jawab yang ditanamkan sejak dini. Melalui kebiasaan beberes rumah, anak dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab.

Saat tanggung jawab yang diberikan bisa dikerjakan dengan baik, anak yang mendapat pujian akan merasa kalau dirinya bernilai. Mindset ini akan membuat mereka punya self-worth dan semakin menghargai dirinya sendiri.

2. Nggak Self-centered

Biasanya, beberes rumah akan melibatkan semua anggota keluarga untuk saling berbagi peran dalam menyelesaikan tugas-tugas domestik. Orang tua yang mau melibatkan anak-anaknya beberes rumah justru sedang mendidik cara bekerja sama.

Dari pembiasaan ini, anak bukan cuma belajar bertanggung jawab pada tugasnya, tapi juga berlatih teamwork yang nantinya bakal dialami di dunia kerja. Bahkan dalam teamwork ala rumah ini, anak diajarkan juga untuk meningkatkan empati.

Empati dalam teamwork menjadi hal yang penting dalam menjalankan pekerjaan, termasuk saat bekerja nantinya. Dengan terbiasa bekerja sama dan berempati, etos kerja pun akan terbangun sejak dini dan terbawa hingga dewasa.

3. Accomplishment

Konsep dasar dari beberes rumah sebenarnya mengaju pada penyelesaian tugas yang diberikan sampai tuntas. Konsep accomplishment menjadi tujuan yang ingin diajarkan dari beberes rumah yang banyak dianggap sepele, termasuk dalam pola pengasuhan anak.

Saat anak bisa menuntaskan tugas beberes rumah sesuai tanggung jawabnya masing-masing, mereka akan punya kepuasan. Mereka akan paham kalau menyelesaikan sebuah tugas rasanya lebih memuaskan

Cara Efektif Membiasakan Anak Rajin Beberes Rumah

Meski tampak mudah dan dianggap pekerjaan sepele, tapi membiasakan anak rajin beberes rumah nggak selalu mudah diterapkan. Orang tua, termasuk dalam pola parenting ala Gen Z, bisa menerapkan beberapa cara efektif berikut ini.

1. Deliberate Modelling

Deliberate modelling bisa menjadi cara efektif pertama agar dalam usaha membiasakan anak rajin beberes rumah. Metode ini dimulai dengan orang tua yang berusaha menarik perhatian anak lebih dulu baru memberi instruksi.

Harapannya, anak akan tertarik dengan perilaku orang tua dan mau mengikuti instruksi yang diberikan, sebagai contoh membereskan mainan atau tugas rumah lain, dan kemudian melakukan hal yang sama.

2. Indirect Modelling

Cara kedua agar anak terbiasa rajin beberes rumah dilakukan dengan cara orang tua langsung melakukan tugas tersebut tanpa memberi instruksi pada anak. Tampaknya, dalam metode ini anak lebih dilatih untuk peka melihat situasi di mana orang tuanya tugas rumah.

3. Collaborating

Metode collaborating menjadi cara yang paling efektif untuk membiasakan anak melakukan pekerjaan rumah. Nantinya, orang tua akan melakukan sebagian tugas dulu lalu mendekat pada anak agar ikut mengerjakannya.

Penerapan metode ini berdampak positif bagi anak agar lebih kooperatif terlibat dalam melakukan tugas rumah tanpa paksaan. Dalam jangka panjang, pembiasaan ini dalam pola parenting akan meningkatkan kemampuan anak terkait manajemen diri dan mengurangi perilaku bermasalah.

 

Berita Terkait

Berita Terkini