Ragam
Jangan Anggap Sepele Kanker Ovarium: Bahaya Sunyi yang Harus Dikenali Sejak Dini
Kanker ovarium sering datang tanpa gejala jelas dan baru terdeteksi saat sudah parah. Yuk, kenali faktor risikonya dan pentingnya deteksi dini demi kualitas hidup perempuan yang lebih sehat.
Vania Rossa

Dewiku.com - Pernah merasa perut kembung terus-menerus, atau ada nyeri ringan di bagian bawah perut tapi kamu anggap biasa aja? Hati-hati, itu bisa jadi bukan cuma masalah pencernaan. Bisa jadi tubuh kamu sedang kasih tanda bahwa ada yang nggak beres, termasuk kemungkinan terkait kanker ovarium.
Kanker ovarium dikenal sebagai “silent killer” karena gejalanya sering nggak spesifik dan cenderung diabaikan. Di Indonesia sendiri, kanker ovarium termasuk salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan. Setiap tahunnya, ribuan perempuan didiagnosis, dan sayangnya, banyak yang baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.
Kenapa Kanker Ovarium Berbahaya?
Berbeda dengan jenis kanker lain yang gejalanya bisa lebih terlihat, kanker ovarium sering hadir diam-diam. Tanda-tandanya bisa sekilas terlihat sepele: perut terasa penuh, mual, gangguan pencernaan, atau nyeri panggul ringan. Akibatnya, banyak orang yang telat menyadari hingga kanker sudah menyebar dan memerlukan penanganan intensif seperti operasi besar dan kemoterapi.
Yang bikin miris, kanker ovarium juga punya tingkat kekambuhan tinggi, terutama pada stadium lanjut. Sekitar 70% pasien bisa mengalami kekambuhan dalam tiga tahun pertama setelah pengobatan awal. Inilah kenapa deteksi dini dan penanganan tepat sangat krusial.
Siapa yang Punya Risiko Lebih Besar?
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium, antara lain:
- Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker ovarium atau payudara.
- Menstruasi dini, belum pernah hamil, atau menopause yang datang terlambat.
- Mutasi genetik, khususnya pada gen BRCA1/BRCA2.
- Obesitas dan pola hidup tidak sehat.
- Usia—risiko meningkat seiring bertambahnya umur.
Kalau kamu punya salah satu dari faktor risiko di atas, penting banget buat lebih aware terhadap kondisi tubuh kamu, dan mulai membangun kebiasaan hidup sehat sejak muda.
Pentingnya Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat
Sayangnya, sampai sekarang belum ada metode skrining yang benar-benar akurat untuk deteksi dini kanker ovarium. Tapi kamu tetap bisa melakukan langkah pencegahan dengan gaya hidup sehat dan waspada terhadap gejala.
Baca Juga
Menjelang 50 Tahun, Maia Estianty Lebih Pilih Sehat daripada Keren Doang
Ditipu Keluarga Sendiri, Farel Prayoga Jadi Bukti: Punya Uang Banyak Tanpa Ilmu Finansial Itu Bahaya!
Pakai Gelang Rp 300 Juta, Jennifer Coppen Buktiin Ibu Tunggal Juga Bisa Tajir dan Mandiri!
Kulit Tetap Terlindungi! Ini 4 Sunscreen Spray Anti Ribet Buat Re-Apply
Pipi Chubby Bukan Halangan! Ini 6 Model Rambut yang Bikin Look Makin On Point
Bibir Plumpy Tanpa Filler? Ini Rahasia ala Idol K-Pop yang Bisa Kamu Coba!
Berikut langkah-langkah yang bisa kamu mulai sekarang:
- Jaga berat badan ideal
- Konsumsi makanan sehat yang kaya serat dan antioksidan
- Olahraga rutin untuk menjaga hormon tetap seimbang
- Berhenti merokok dan hindari alkohol
- Cek kesehatan reproduksi secara berkala
Selain itu, beberapa studi juga menyebut bahwa penggunaan kontrasepsi oral (dalam jangka tertentu dan dengan pengawasan medis) bisa menurunkan risiko kanker ovarium.
Apa yang Terjadi Jika Didiagnosis Kanker Ovarium?
Pada kasus stadium lanjut, pasien biasanya perlu menjalani operasi pengangkatan ovarium, rahim, dan jaringan lain yang terdampak. Setelah itu, kemoterapi dijalankan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Dalam beberapa kasus, terapi lanjutan berbasis kondisi genetik juga bisa diberikan untuk mencegah kekambuhan.
Semua itu tentu perlu dikonsultasikan langsung dengan dokter spesialis onkologi ginekologi. Karena tiap orang punya kondisi yang berbeda, maka penanganannya pun harus bersifat personal.
Kunci Utama: Peduli Sejak Dini, Jangan Tunggu Sakit
Buat kamu yang masih muda, mungkin kanker ovarium terdengar seperti penyakit yang “jauh banget” dari kehidupan sehari-hari. Tapi justru di usia produktif inilah kita harus lebih peduli pada tubuh dan mulai membangun gaya hidup sehat. Karena banyak perempuan yang baru menyadari saat semuanya sudah terlambat.
Ingat, tubuh kamu nggak pernah bohong. Jangan biasakan menunda-nunda periksa kalau ada yang terasa aneh. Semakin cepat kamu tahu, semakin besar peluang untuk pulih dan menjalani hidup yang lebih berkualitas.