Trending

Trauma Amanda Manopo Usai Dilecehkan: Saatnya Perempuan Tahu Cara Lindungi Diri di Tengah Keramaian

Amanda Manopo diduga mengalami pelecehan seksual di tengah kerumunan fans. Kejadian ini jadi pengingat penting bagi perempuan untuk tahu hak dan cara melindungi diri saat dilecehkan.

Vania Rossa

Amanda Manopo (Instagram/amandamanopo)
Amanda Manopo (Instagram/amandamanopo)

Dewiku.com - Aktris Amanda Manopo belum lama ini menjadi sorotan publik usai diduga mengalami pelecehan seksual saat dikerumuni fans di sebuah lokasi syuting di Bogor.

Dalam video yang sempat beredar luas, bintang sinetron Ikatan Cinta itu tampak berusaha tetap ramah di tengah kerumunan padat, namun wajahnya terlihat tegang.

Sayangnya, momen tersebut berubah jadi pengalaman traumatis ketika seorang oknum diduga melakukan tindakan tak senonoh dengan meremas bagian tubuh Amanda.

Amanda sempat mengunggah ulang video tersebut ke media sosial sembari menuliskan komentar, “Sebelum tragedi t*te aku diremas.”

Unggahan itu langsung memicu kemarahan warganet dan simpati dari banyak pihak. Meski akhirnya Amanda menghapus video tersebut, ia membagikan kutipan reflektif yang menyiratkan kekecewaan dan rasa ingin dihargai sebagai seorang perempuan.

Pelecehan Bisa Terjadi di Mana Saja, Termasuk di Area Publik

Insiden yang dialami Amanda menunjukkan bahwa pelecehan seksual bisa terjadi bahkan saat seseorang berada di tempat umum atau di tengah banyak orang. Sering kali, perempuan merasa terjebak antara menjaga sikap ramah dan menyembunyikan ketidaknyamanan, apalagi jika pelecehan terjadi dengan cepat dan tak terduga. Dalam kasus Amanda, keberadaannya di tengah fans seolah tak mampu menghentikan tindakan pelaku.

Peristiwa ini pun memunculkan seruan soal pentingnya sistem pengamanan yang lebih baik bagi figur publik, terutama perempuan, serta edukasi untuk semua orang tentang batasan personal.

Pentingnya Tahu Hak dan Cara Melindungi Diri

Apa pun latar belakang kita—selebritas atau bukan—semua perempuan berhak merasa aman di ruang publik. Saat mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual, ini yang bisa dilakukan:

1. Kenali bentuk-bentuk pelecehan

Pelecehan tidak selalu berupa tindakan ekstrem. Sentuhan tanpa izin, lirikan yang tidak pantas, komentar vulgar, hingga meremas bagian tubuh adalah bentuk nyata pelecehan fisik dan verbal.

2. Berani bersuara dan menolak

Tidak apa-apa untuk langsung berkata “jangan sentuh saya” dengan tegas. Mengangkat suara atau membuat perhatian sekitar tertuju bisa membantu menahan pelaku.

3. Segera cari bantuan

Jika merasa tidak aman, segera dekati petugas keamanan, orang terdekat, atau teman perempuan yang bisa dipercaya.

4. Dokumentasikan atau minta bantuan orang lain

Dalam situasi tertentu, dokumentasi bisa menjadi bukti. Jika tak memungkinkan, minta orang sekitar jadi saksi atau membantu menegur pelaku.

5. Laporkan ke pihak berwenang

Sekecil apa pun pelecehan, kamu punya hak untuk melapor. Jangan biarkan pelaku merasa bisa bebas mengulangi perbuatannya.

Dukungan Emosional Itu Penting

Kejadian seperti ini bisa menimbulkan trauma jangka panjang. Rasa malu, marah, atau kecewa yang dirasakan korban bukan hal sepele. Karenanya, dukungan dari lingkungan sekitar—baik teman, keluarga, atau sesama perempuan—sangat berperan dalam proses pemulihan.

Kasus Amanda juga menyentuh sisi emosional ketika ia menulis bahwa ia ingin suatu hari dirayakan karena dirinya yang utuh, bukan karena sorotan publik atau pencapaian semata. Ini menjadi pengingat bahwa setiap perempuan ingin dihargai, dilihat, dan diperlakukan dengan respek.

Perempuan Tak Boleh Diam: Pelecehan Bukan Salahmu

Insiden ini menjadi momen refleksi bahwa pelecehan, sekecil apa pun, adalah pelanggaran serius. Kita perlu berhenti menyalahkan korban dan mulai membicarakan bagaimana menciptakan ruang yang lebih aman bagi semua orang, terutama perempuan.

Tidak ada yang layak dilecehkan, tak peduli seperti apa bajunya, profesinya, atau sikapnya di depan umum. Semakin banyak yang berani bersuara, semakin kuat pesan bahwa pelecehan tidak bisa ditoleransi.

Amanda Manopo mungkin belum memberi pernyataan resmi, tapi keberaniannya membagikan pengalaman ini patut dihargai. Semoga kisahnya menjadi penyemangat bagi perempuan lain untuk lebih waspada, berani bicara, dan tahu bahwa mereka punya hak untuk dilindungi, didengar, dan dihargai sepenuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini