Serunya Mengolah Sampah Plastik Menjadi Seni di Biennale Jogja 2019

Workshop ini diselenggarakan Biennale Jogja 2019 untuk menciptakan generasi muda yang penuh imajinasi.

By: Vika Widiastuti icon Rabu, 23 Oktober 2019 icon 19:52 WIB
Serunya Mengolah Sampah Plastik Menjadi Seni di Biennale Jogja 2019

Workshop Plasthicology bersama SLB-A YAKETUIS, Biannele Jogja 2019. (Dok.Istimewa)

Menyertai rangkaian acara besar Biennale Jogja XV Equator #5, berbagai program publik berupa aktivitas-aktivitas kreatif dan intelektual turut disajikan untuk masyarakat.

Salah satunya adalah workshop membuat karya dari sampah plastik (Plasticology) pada Rabu (23/10/2019). Workshop diikuti oleh rombongan SLB-A YAKETUIS, Yogyakarta didampingi seniman Made Bayak.

Made Bayak sendiri adalah salah satu seniman yang berpartisipasi di Biennale Jogja 2019. Karyanya berbicara tentang permasalahan sampah plastik.

Baca Juga: Disambut Antusias, Voice of Baceprot Siapkan Kejutan di Biennale Jogja 2019

Dari rilis yang Dewiku terima, workshop ini diawali dengan berkeliling di instalasi milik Made Bayak yang berupa piramida sampah dan beberapa foto kegiatan workshop Plasticology.

Menurut Made Bayak, workshop untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini menjadi sarana mengampanyekan bahaya sampah plastik. Selain itu, workshop ini adalah bentuk perhatian lebih terhadap lingkungan, terutama bagaimana mengubah sampah plastik menjadi sebuah karya.

Workshop ini diikuti oleh 14 siswa SLB-A YAKETUIS, mereka mendapat bagian untuk menempel potongan-potongan sampah plastik sesuai imajinasinya.

Baca Juga: Meriahkan Biennale Jogja 2019, Begini Persiapan Khusus Voice of Baceprot

Workshop Plasthicology bersama SLB-A YAKETUIS, Biannele Jogja 2019. (Dok.Istimewa)
Workshop Plasticology bersama SLB-A YAKETUIS, Biannele Jogja 2019. (Dok.Istimewa)

 

"Workshop dengan mereka (teman-teman berkebutuhan khusus) perlu treatment yang berbeda, soalnya ini juga baru pertama kali (bagi saya)", ujar Made Bayak.

Anak-anak SLB ini yang terlibat kebanyakan "low vision" dan tuna netra, sehingga mereka menggunakan panca indra lain seperti peraba dan penciuman untuk bisa merasakan tekstur dan bau dari sampah plastik yang digunakan.

Selanjutnya, sebagian karya yang dibuat oleh anak-anak SLB akan dipajang di instalasi milik Made Bayak dan sebagian lagi dibawa untuk kenang-kenangan SLB-A YAKETUIS.

Workshop Plasthicology bersama SLB-A YAKETUIS, Biannele Jogja 2019. (Dok.Istimewa)
Workshop Plasthicology bersama SLB-A YAKETUIS, Biannele Jogja 2019. (Dok.Istimewa)

 

Selain workshop Plasthicology, program publik Biennale Jogja XV antara lain berupa Tur Pameran Berpemandu, Wicara Seniman, Wicara Kuratorial, Simposium Publik, Pemutaran Film bekerja sama dengan Forum Film Dokumenter, serta sejumlah Lokakarya dan Diskusi bersama Seniman-Seniman Biennale Jogja.

Program publik ini menjadi perwujudan dari salah satu fungsi Biennale yaitu menyebarkan pengetahuan-pengetahuan alternatif dan gagasan-gagasan inovatif dalam ranah seni budaya kepada masyarakat.

Baca Juga: Biennale Jogja 2019, Hadirkan Instalasi Seni Berdampak Panjang

Di sisi lain, untuk menciptakan generasi muda yang penuh imajinasi, berlaku kreatif dan berpikir kritis untuk menjadi bagian dari upaya mengantisipasi kompleksitas masa depan.

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI