Ragam
Tegar Demi Anak, Asri Welas Buka Alasan Cerai Usai 17 Tahun Menikah
Ibam, anak sulung Asri Welas, mendukung sang ibu untuk bercerai setelah menyaksikan perselingkuhan ayahnya. Simak tips menghadapi anak dalam situasi ini.
Vania Rossa | Ayu Ratna

Dewiku.com - Setelah 17 tahun menjalani rumah tangga, Asri Welas akhirnya resmi bercerai dari Galiech Ridha Rahardja. Kabar perceraian ini cukup mengejutkan publik, apalagi alasan di balik perpisahan mereka ternyata berkaitan dengan perselingkuhan.
Tak hanya menyakiti hati seorang istri, perselingkuhan itu juga memberikan dampak besar bagi anak-anak mereka, terutama sang putra sulung, Rajwa Gilbram Ridha Rahardja atau Ibam.
Ibam bahkan sempat menyaksikan langsung perselingkuhan tersebut dan merasakan tekanan emosional yang cukup berat.
Alasan Perceraian Asri Welas
Dalam sebuah wawancara podcast bersama Melaney Ricardo, Asri Welas secara terbuka membagikan kisah menyakitkan yang dialaminya. Ia menyebut bahwa alasan utama dirinya menggugat cerai Galiech adalah karena sang suami berselingkuh.
“Jadi anakku yang pertama juga menyaksikan hal itu terjadi. Jadi 4-5 tahun lalu itu. Dia juga sangat stres, juga bingung, kok bisa ini menimpa kita, gitu,” kata Asri Welas.
Ibam yang kini berusia 16 tahun, merasa kecewa berat karena sebelumnya ia menganggap sang ayah sebagai sosok yang baik dan patut dicontoh.
Namun kenyataan pahit justru membuatnya tersadar bahwa ada sisi lain dari sang ayah yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Melihat kondisi ibunya yang terus-menerus terluka, Ibam justru jadi pihak yang mendukung keputusan Asri Welas untuk berpisah. Remaja itu bahkan menyampaikan pesan menyentuh kepada sang ibu yang akhirnya membuat Asri mantap untuk menggugat cerai.
Sebagaimana dikutip Dewiku.com dari penuturan Asri di podcast tersebut, dukungan Ibam menjadi salah satu dorongan moral paling kuat dalam proses perceraian ini.
Baca Juga
Najwa Shihab: Skill Wajib Gen Z Supaya Gak Gampang Tertipu Buzzer
Yura Yunita Kencengin Otot Jelang Pagelaran Sabang Merauke: Apa Aja Latihan yang Bikin Tubuh Energik?
Veronica Koman Soroti Kinerja Polri, Ingatkan Kita Pentingnya Melek Isu Sosial!
Tunda Pernikahan, Hani EXID Pilih Jalan Tenang Lewat Dunia Yoga
Andre Taulany Tolak Anak Jadi Saksi di Sidang Perceraian: Apa Kata Hukum?
My Lovely Journey: Drakor Manis tentang Cinta, Luka, dan Menemukan Diri Sendiri
Meski berat, Asri merasa lega karena anaknya bisa memahami kondisi rumah tangga yang sudah tak bisa diselamatkan.
Sikap Orang Tua Menghadapi Anak yang Mengetahui Perselingkuhan
Bagi orang tua, mengetahui bahwa anak menjadi saksi dari perselingkuhan adalah hal yang sangat dilematis. Tapi penting banget buat tetap menjaga kondisi psikologis anak supaya mereka nggak makin terbebani.
Pertama, hindari menjelaskan secara detail tentang perselingkuhan itu sendiri. Anak cukup diberi tahu bahwa orang tuanya sedang mengalami masalah dan sedang mencari solusi. Jangan biarkan mereka merasa harus menyimpan beban rahasia keluarga sendirian.
Kedua, yakinkan anak bahwa ini bukan salah mereka. Banyak anak merasa bersalah atas perpisahan orang tuanya, padahal jelas-jelas bukan mereka penyebabnya. Jadi, penting banget buat terus memberi dukungan emosional dan ruang aman buat mereka berekspresi.
Orang tua juga harus menjaga komunikasi tetap terbuka, tenang, dan jujur sesuai usia anak. Kalau bisa, ajak mereka ngobrol dari hati ke hati tanpa menghakimi. Ini bisa membantu anak memahami situasi tanpa merasa jadi korban.
Kalau memang dibutuhkan, jangan ragu libatkan profesional seperti psikolog atau konselor keluarga. Bantuan profesional bisa bantu anak memproses emosi dan menerima keadaan dengan lebih sehat. Yang penting, anak tahu mereka nggak sendirian.
Perceraian memang bukan hal mudah, apalagi jika melibatkan luka akibat perselingkuhan. Namun, seperti yang dialami Asri Welas, keputusan berpisah terkadang adalah bentuk perlindungan terhadap diri sendiri dan anak. Dukungan dari anak, seperti yang dilakukan Ibam, bisa jadi kekuatan luar biasa bagi seorang ibu untuk bangkit.
Di sisi lain, penting juga bagi orang tua yang mengalami situasi serupa untuk tetap menjaga kesehatan mental anak dan menjadikan perceraian bukan akhir dari keharmonisan keluarga.